
Tanda-tanda melahirkan dari pembukaan 1 sampai 10 salah satunya adalah ketuban pecah. Kenali berapa lama pembukaan dan fase-fasenya.
Tentu ada beberapa tanda-tanda melahirkan dari pembukaan 1 sampai 10. Di mana salah satunya adalah ketuban pecah.
Pembukaan sendiri terdiri dari 3 fase, yaitu fase pembukaan dini, persalinan aktif, dan fase transisi. Ketiganya memiliki tanda-tanda yang berbeda.
Ciri utamanya terletak pada ukuran pelebaran serviks. Yuk, pelajari info lengkapnya di artikel ini!
Ciri Persalinan Dini: Pembukaan 1-3 Sentimeter
Proses pembukaan biasanya dihitung dengan angka 1-10. Pada awal persalinan, pembukaan serviks biasanya berkisar antara 1-3 sentimeter. Berikut info lengkapnya;
1. Deskripsi Persalinan Dini
Persalinan awal atau fase pertama persalinan adalah saat serviks mulai melebar dan menipis. Fase ini biasanya melibatkan pelebaran serviks hingga 3 sentimeter.
Berikut adalah beberapa tanda umum persalinan awal:
- Kontraksi ringan: kontraksi ini mungkin terasa seperti kram menstruasi dan menjadi semakin teratur dan intens.
- Keputihan yang meningkat: cairan bening, merah muda, atau sedikit berdarah, yang disebut “show” atau “bloody show”, dapat muncul saat serviks mulai terbuka. Keluarnya cairan ini merupakan tanda bahwa sumbat lendir yang menutup serviks selama kehamilan terlepas.
- Nyeri punggung bawah: beberapa ibu hamil mungkin mengalami nyeri tumpul dan pegal di area punggung bawah yang bisa datang dan pergi atau bertahan selama awal persalinan.
- Naluri bersarang: beberapa ibu hamil mungkin tiba-tiba mengalami ledakan energi dan keinginan untuk membersihkan atau mengatur rumah yang dikenal sebagai naluri bersarang.
2. Durasi dan Variabilitas Persalinan Dini
Durasi persalinan awal bervariasi secara signifikan di antara ibu hamil. Untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan, dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Bagi yang pernah melahirkan sebelumnya, persalinan awal dapat berlangsung lebih cepat. Sangat penting untuk bersabar dan mengingat bahwa pengalaman persalinan setiap wanita itu unik.
3. Tips Menghadapi Persalinan Dini
Selama persalinan awal, Bunda harus tetap senyaman mungkin dan menghemat energi untuk tahap persalinan yang lebih berat. Bunda bisa mempertimbangkan strategi ini:
Teknik Relaksasi
Latih pernapasan dalam, meditasi, atau mandi air hangat untuk membantu mengatasi ketidaknyamanan dan kecemasan. Mendengarkan musik yang menenangkan atau menggunakan aromaterapi juga dapat menciptakan lingkungan yang menenangkan.
Tetap Terhidrasi
Minumlah air secara teratur agar tetap terhidrasi, dan makan camilan kecil bergizi untuk menjaga tingkat energi. Pilihlah makanan yang mudah dicerna, seperti kerupuk, yogurt, atau buah.
Aktivitas Fisik Ringan
Lakukan aktivitas ringan, seperti berjalan atau peregangan untuk membantu serviks melebar dan meningkatkan rasa nyaman. Beberapa ibu hamil mungkin menemukan kelegaan dari nyeri punggung bawah dengan menggunakan bola kelahiran atau mencoba memiringkan panggul.
Baca Juga:
Tanda Persalinan Aktif: Pembukaan 4-7 Sentimeter
Tanda persalinan aktif adalah pembukaan serviks atau leher rahim yang telah mencapai 4-7 sentimeter. Berikut informasi lengkapnya;
1. Deskripsi Persalinan Aktif
Persalinan aktif adalah tahap kedua persalinan di mana serviks melebar dari 4 menjadi 7 sentimeter. Fase ini ditandai dengan perubahan berikut:
- Kontraksi yang lebih kuat dan lebih sering: kontraksi selama persalinan aktif lebih intens dan berlangsung sekitar 45-60 detik serta terjadi setiap 3-5 menit.
- Rasa sakit meningkat: saat kontraksi menjadi lebih kuat, tingkat ketidaknyamanan dan rasa sakit meningkat. Beberapa ibu hamil mungkin merasakan tekanan di perut bagian bawah atau punggung. Nyeri dapat menjalar ke kaki atau terkonsentrasi di pinggul.
- Ketuban pecah: kantung ketuban dapat pecah selama persalinan aktif, sehingga menyebabkan semburan atau tetesan cairan.
- Perubahan emosional: ibu hamil mungkin mengalami serangkaian emosi selama persalinan aktif, dari kegembiraan hingga kecemasan atau ketakutan.
2. Durasi dan Variabilitas Persalinan Aktif
Persalinan aktif biasanya berlangsung sekitar 3-6 jam untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan dan mungkin lebih singkat bagi yang pernah melahirkan sebelumnya.
Namun, pengalaman setiap ibu hamil sangat bervariasi, dan beberapa mungkin mengalami fase persalinan aktif yang lebih pendek atau lebih lama.
3. Cara Menghadapi Persalinan Aktif
Selama persalinan aktif, menggunakan teknik koping yang efektif dapat membantu mengatasi rasa sakit . Pertimbangkan strategi ini:
Melatih Pernapasan
Berfokus pada pernapasan dapat membantu Bunda tetap tenang dan rileks selama kontraksi. Cobalah bernapas perlahan dan dalam atau pernapasan berpola, seperti teknik “hee-hee-hoo”. Bereksperimenlah dengan berbagai metode pernapasan untuk menemukan metode yang paling cocok.
Memilih Pereda Nyeri
Diskusikan opsi pereda nyeri dengan penyedia layanan kesehatan Bunda. Pilihan mungkin termasuk epidural, nitro oksida, atau obat lain.
Metode pereda nyeri alami seperti pijatan, kompres hangat, atau hidroterapi juga dapat membantu. Beberapa ibu hamil merasa lega dengan menggunakan unit TENS (stimulasi saraf listrik transkutan, yang mengirimkan impuls listrik ringan untuk membantu mengurangi rasa sakit.
Dukungan Dari Pasangan
Hadirnya pasangan dan anggota keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan fisik. Mereka dapat membantu Bunda merasa nyaman, seperti memijat punggung, memberi hiburan, atau membantu perubahan posisi. Dukungan berkelanjutan selama persalinan telah terbukti meningkatkan hasil bagi ibu dan bayi.
Perubahan Posisi
Atur berbagai posisi untuk meredakan rasa tidak nyaman dan membantu kemajuan persalinan. Beberapa posisi yang membantu termasuk berjalan, bergoyang, jongkok, atau mencondongkan tubuh ke depan dengan penyangga. Menggunakan bola kelahiran atau bola kacang juga dapat memfasilitasi perubahan posisi dan meningkatkan relaksasi.
Tetap Terhidrasi
Terus minum air dan konsumsi makanan ringan jika penyedia layanan kesehatan Bunda mengizinkannya. Tetap terhidrasi dapat membantu menjaga tingkat energi dan mendukung proses persalinan.
Baca Juga:
Tanda Fase Transisi: Pembukaan 8-10 Sentimeter
Fase transisi adalah fase ketika pembukaan serviks sudah mencapai 8-10 sentimeter (lengkap). Pada fase ini, Bunda akan merasakan kontraksi hebat, terasa nyeri, dan muncul teratur dalam tiap tiga hingga empat menit sekali. Berikut info lengkapnya;
1. Deskripsi Fase Transisi
Fase transisi adalah tahap akhir persalinan. Kondisi ini sering kali merupakan bagian persalinan yang paling menantang dan intens karena serviks melebar dari 8 hingga 10 sentimeter.
Selama fase ini, Bunda mungkin mengalami:
- Kontraksi paling intens: kontraksi biasanya paling kuat selama fase transisi, berlangsung hingga 90 detik dengan jeda singkat hanya 30-60 detik di antaranya.
- Sensasi luar biasa: tekanan di perut bagian bawah, punggung, dan dubur bisa menjadi sangat kuat, dan beberapa ibu hamil mungkin merasa mual atau bahkan muntah.Ada juga yang mungkin mengalami menggigil, hot flashes, atau gemetar tak terkendali.
- Perubahan emosi: intensitas fase transisi dapat menyebabkan serangkaian emosi, seperti kecemasan, lekas marah, atau anxiety.
- Kelelahan: karena intensitas dan durasi persalinan, banyak ibu hamil yang merasa lelah saat mereka mencapai fase transisi.
2. Durasi dan Variabilitas Fase Transisi
Fase transisi biasanya berlangsung antara 15 menit hingga 3 jam, meski bisa lebih pendek atau lebih lama tergantung individu. Wanita yang pernah melahirkan sebelumnya mungkin mengalami fase transisi yang lebih cepat, sedangkan ibu yang baru pertama kali melahirkan mungkin mengalami fase yang lebih lama.
3. Tips Menghadapi Fase Transisi
Menghadapi fase transisi dapat menjadi tantangan, tetapi strategi berikut dapat membantu:
- Melatih pernapasan: berkonsentrasilah untuk menarik napas dalam-dalam selama kontraksi untuk membantu tetap tenang dan mempertahankan kendali.
- Dorongan dan dukungan: memiliki sistem pendukung yang kuat, termasuk pasangan dan anggota keluarga dapat memberikan kenyamanan dan dukungan.
- Perubahan posisi: bereksperimenlah dengan berbagai posisi untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan. Beberapa ibu hamil merasa lega dengan berlutut, mencondongkan tubuh ke depan, atau bergoyang maju mundur. Yang lain lebih suka jongkok atau menggunakan bola kelahiran.
- Vokalisasi: Mengeluarkan suara bernada rendah atau rintihan dapat membantu melepaskan ketegangan dan mengatasi rasa sakit selama kontraksi. Jangan takut menyuarakan perasaan Anda; itu adalah mekanisme koping yang alami dan bermanfaat.
- Counterpressure: Menerapkan tekanan kuat ke punggung bawah atau pinggul dapat membantu mengurangi rasa sakit selama kontraksi. Orang pendukung atau doula Anda dapat membantu dengan teknik ini.
- Hidroterapi: Jika tersedia, menggunakan pancuran atau bak persalinan selama fase transisi dapat memberikan kenyamanan dan relaksasi. Kehangatan air dapat membantu meredakan ketegangan otot dan menghilangkan rasa sakit.
Baca Juga:
Mempersiapkan Kelahiran
Mempersiapkan kelahiran adalah hal yang penting untuk dilakukan sebelum persalinan1. Beberapa persiapan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Tanda-Tanda Sudah Waktunya Mengejan
Saat fase transisi berakhir dan serviks telah melebar sepenuhnya, Bunda akan memasuki tahap mengejan. Berikut beberapa tanda yang menandakan sudah waktunya mengejan:
Merasakan dorongan untuk mengejan: banyak ibu hamil mengalami dorongan yang kuat dan tak tertahankan untuk mengejan, mirip dengan perasaan ingin buang air besar. Hal itu adalah refleks alami yang dipicu oleh kepala bayi yang menekan otot dasar panggul.
Perubahan kontraksi: selama tahap mengejan, kontraksi mungkin terasa berbeda, dengan tekanan yang lebih terasa di rektum atau area panggul. Bunda mungkin juga melihat sedikit penurunan frekuensi kontraksi yang memungkinkan jeda singkat di antara dorongan.
Bimbingan bidan atau dokter: penyedia layanan kesehatan akan memantau kemajuan dengan cermat dan memberi tahu Bunda kapan waktunya untuk mulai mengejan. Mereka mungkin melakukan pemeriksaan vagina untuk memastikan pembukaan serviks sepenuhnya dan bayi berada dalam posisi yang benar untuk lahir.
2. Posisi untuk Melahirkan
Memilih posisi yang tepat untuk mengejan dapat membantu membuat proses lebih nyaman dan efisien. Pertimbangkan opsi ini:
Posisi Tegak
Posisi tegak, seperti jongkok, berdiri, atau duduk, dapat membantu memanfaatkan gravitasi yang berpotensi mempersingkat tahap mendorong. Posisi ini juga dapat membantu mengurangi risiko robekan dan kebutuhan akan intervensi.
Untuk posisi jongkok, pasangan, doker, atau kursi bersalin dapat memberikan dukungan saat mendorong. Posisi ini dapat membantu membuka panggul, memberikan lebih banyak ruang bagi bayi untuk turun.
Bangku atau kursi bersalin memungkinkan Bunda duduk dalam posisi semi-jongkok yang menawarkan dukungan sambil tetap mendapat manfaat dari gravitasi.
Berbaring
Beberapa ibu hamil menganggap posisi berbaring, seperti berbaring miring atau setengah duduk, lebih nyaman selama tahap mengejan. Posisi ini juga dapat berguna jika Bunda memiliki epidural atau jika penyedia layanan kesehatan perlu memantau dengan cermat.
Bunda juga bisa melahirkan dengan posisi berbaring miring yang dapat mengurangi tekanan pada perineum. Hal itu berpotensi mengurangi risiko robekan.
Melahirkan di Air
Jika telah memilih water birth, yaitu mendorong sambil berendam di bak persalinan dapat memberikan pereda nyeri dan relaksasi tambahan. Pastikan untuk mendiskusikan opsi ini dengan penyedia layanan kesehatan sebelumnya, karena tidak semua fasilitas menawarkan water birth.
Baca Juga:
Pentingnya Mencari Dukungan dan Memberi Persiapan Terbaik
Memahami tahapan persalinan dan proses pembukaan dapat membantu ibu hamil merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi pengalaman melahirkan.
Dala fase melahirkan, Bunda tentu perlu mendapatkan dukungan dari pasangan dan orang-0rang terdekat.
- What to Expect, Signs of Labor, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-signs
- American Pregnancy, Signs of Labor, https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/signs-of-labor/
- Grow by WebMD, Signs of Labor, https://www.webmd.com/baby/labor-signs