
Ada mitos yang berkembang mengenai tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki. Lantas, adakah perbedaan ciri-ciri melahirkan anak perempuan dan laki-laki? Berikut mitos dan faktanya!
Di masyarakat, ada mitos yang berkembang mengenai tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki. Salah satunya adalah memiliki bentuk perut yang rendah dan lebar.
Namun apakah itu memang benar-benar terbukti? Lantas, adakah yang membedakan ciri-ciri mau melahirkan anak laki-laki dan perempuan?
Daripada penasaran, lebih baik langsung cek saja ulasan lengkapnya di bawah ini ya, Bund!
Mitos Umum tentang Tanda Melahirkan Bayi Laki-Laki
Berikut ini adalah beberapa mitos yang berkaitan dengan tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki. Penjelasan lengkapnya dapat disimak berikut ini.
A. Posisi Janin Agak Rendah
Salah satu mitos umum yang menandakan ciri-ciri ibu hamil mau melahirkan anak laki-laki adalah letak perut yang rendah. Padahal, posisi bayi di dalam kandungan bergantung pada berbagai faktor.
Contohnya seperti kekencangan otot ibu, bentuk tubuh, dan jumlah kehamilan sebelumnya. Jenis kelamin bayi tidak mempengaruhi posisinya.
B. Danyut Jantung Bayi
Mitos lainnya yaitu bayi laki-laki memiliki detak jantung yang lebih rendah daripada bayi perempuan. Detak jantung di bawah 140 detak per menit menunjukkan anak laki-laki, sedangkan detak jantung di atas 140 menunjukkan anak perempuan.
Pada kenyataannya, detak jantung janin bervariasi selama kehamilan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia bayi, tingkat aktivitas, dan kesehatan ibu.
C. Bentuk Perut Ibu Hamil
Beberapa orang percaya bahwa bentuk perut hamil dapat mengungkapkan jenis kelamin bayi. Jika perut ibu berbentuk bulat dan tinggi, maka bayi yang dikandung adalah perempuan.
Sementara itu, jika perutnya rendah dan lebar berarti laki-laki. Sebenarnya, bentuk perut hamil bergantung pada struktur tubuh ibu, kekencangan otot, dan posisi bayi sehingga tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi.
D. Keinginan dan Keengganan Makan
Menurut mitos, ibu hamil yang memiliki tanda-tanda mengidam makanan asin, asam, atau pedas berarti mau melahirkan bayi laki-laki.
Sementara itu, jika mengidam makanan manis atau buah-buahan berarti bayinya perempuan.
Padahal keengganan atau mengidam makanan selama kehamilan, umumnya disebabkan oleh perubahan hormonal. Tidak memiliki kaitan yang terbukti secara ilmiah dengan jenis kelamin bayi.
E. Pregnancy Glow
Mitos lain yang berkaitan dengan tanda-tanda mau melahirkan bayi laki-laki adalah kulit ibu hamil terlihat cerah. Sebaliknya, apabila mengandung anak perempuan kulitnya kusam atau berjerawat.
Namun faktanya, perubahan kulit selama kehamilan berkaitan dengan fluktuasi hormonal dan peningkatan aliran darah.
Baca Juga:
Faktor Sebenarnya yang Menentukan Jenis Kelamin Bayi
Ulasan mengenai faktor-faktor yang menentukan jenis kelamin bayi dapat Bunda simak di bawah ini!

A. Faktor Kromosom
Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kombinasi kromosom yang diwarisi dari kedua orang tuanya. Manusia memiliki 46 kromosom, termasuk dua kromosom seks, X dan Y.
Wanita memiliki dua kromosom X (XX), sementara itu pria memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).
Selama pembuahan, sel telur yang membawa kromosom X dibuahi oleh sperma yang membawa kromosom X atau Y. Sehingga nanti janin akan mewarisi satu kromosom seks dari setiap orang tua.
Apabila bayi mewarisi kromosom X dari ayah, maka bayi tersebut akan berjenis kelamin perempuan (XX). Jika bayi mewarisi kromosom Y dari ayah, maka bayi tersebut akan berjenis kelamin laki-laki (XY).
B. Sperma
Karena ibu selalu menyumbangkan kromosom X, sperma ayah menentukan jenis kelamin bayi. Sperma yang membawa kromosom X akan menghasilkan bayi perempuan, sedangkan sperma yang membawa kromosom Y akan menghasilkan bayi laki-laki.
Selama pembuahan, jutaan sperma bersaing untuk membuahi sel telur. Jenis kelamin bayi bergantung pada sperma mana yang berhasil membuahi sel telur.
Nah yang perlu diperhatikan adalah bahwa perjalanan sperma menuju sel telur merupakan proses acak. Tidak ada faktor spesifik yang memengaruhi sperma mana yang pada akhirnya akan membuahi sel telur.
C. Faktor Genetik
Sperma ayah pada akhirnya memang menentukan jenis kelamin bayi. Akan tetapi, ada faktor genetik tertentu yang dapat memengaruhi kemungkinan memiliki anak laki-laki atau perempuan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keberadaan gen spesifik dalam DNA ayah dapat memengaruhi rasio sperma X dan Y. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi kemungkinan mengandung bayi dari jenis kelamin tertentu.
Penelitian lain menunjukkan kemungkinan bahwa susunan genetik ibu juga dapat memengaruhi jenis kelamin bayi. Namun, faktor genetik ini tidak kentara dan kompleks, dan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya implikasinya.
D. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Ada perdebatan yang sedang berlangsung di antara para peneliti tentang apakah faktor lingkungan dan gaya hidup dapat memengaruhi jenis kelamin bayi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti pola makan ibu, usia orang tua, dan bahkan waktu pembuahan relatif terhadap siklus menstruasi ibu mungkin berperan dalam menentukan jenis kelamin bayi.
Namun, bukti untuk klaim ini seringkali tidak konsisten dan tidak meyakinkan. Sebagian besar ahli setuju bahwa faktor ini berdampak minimal pada jenis kelamin bayi dibandingkan dengan faktor kromosom dan kontribusi sperma ayah.
Baca Juga:
Metode Ilmiah untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi
Adapun beberapa metode ilmiah yang dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin bayi adalah sebagai berikut:

A. Ultrasonografi
- Ultrasonografi 2D tradisional
Jenis ultrasonografi ini paling umum digunakan dan menghasilkan gambar janin dua dimensi yaitu hitam-putih. Biasanya dilakukan antara usia kehamilan 18-22 minggu.
Selama pengecekan, dokter akan mencari penanda anatomi khusus untuk menentukan jenis kelamin bayi. Keakuratan metode ini bergantung pada faktor-faktor seperti posisi bayi, usia kehamilan, dan pengalaman teknisi.
- Ultrasonografi 3D/4D
Ultrasonografi 3D menghasilkan gambar tiga dimensi janin, sedangkan ultrasonografi 4D menangkap gerakan nyata. Kedua jenis ultrasound ini menawarkan tampilan anatomi bayi yang lebih detail.
Terkadang, juga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk penentuan jenis kelamin. Namun, USG lanjutan ini tidak rutin digunakan untuk penentuan jenis kelamin karena lebih mahal dan tidak selalu ditanggung oleh asuransi.
B. Skrining Non Invasive Prenatal
- Analisis DNA janin bebas sel
NIPT menggunakan sampel darah dari ibu untuk menganalisis DNA janin. Hal tersebut karena fragmen kecil DNA bayi secara alami bersirkulasi dalam aliran darah ibu.
Tes yang dilakukan adalah mencari penanda khusus pada kromosom Y untuk menentukan apakah bayi laki-laki. Jika tidak ada penanda kromosom Y yang terdeteksi, bayi tersebut dianggap berjenis kelamin perempuan.
NIPT memiliki tingkat akurasi yang tinggi lebih dari 98% untuk penentuan jenis kelamin dan dapat dilakukan paling cepat 10 minggu setelah kehamilan.
- Panel NIPT yang diperluas
Beberapa tes NIPT menawarkan panel yang diperluas yang menyaring kondisi genetik tambahan dan kelainan kromosom. Meskipun panel yang diperluas ini memberikan informasi yang lebih komprehensif tentang kesehatan bayi, panel tersebut tetap menyertakan penentuan jenis kelamin yang akurat sebagai bagian dari analisis.
C. Pengambilan Sampel Vili Korionik
- CVS Transabdominal
Apabila menggunakan metode ini, jarum tipis akan dimasukkan melalui perut ibu lalau ke plasenta untuk mengumpulkan sampel kecil vili korionik (jaringan plasenta). Sampel tersebut kemudian dianalisis kelainan kromosomnya. Dari situ, jenis kelamin bayi dapat diketahui secara akurat.
- CVS Transervikal
Sebagai alternatif, kateter tipis dimasukkan melalui serviks untuk mengumpulkan sampel vili korionik. Prosedur ini memiliki risiko dan manfaat yang sama dengan CVS transabdominal, dan sampel dianalisis dengan cara yang sama untuk mendiagnosis kondisi genetik dan menentukan jenis kelamin bayi.
D. Amniosentesis
- Amniosentesis tradisional
Metode ini menggunakan jarum tipis dimasukkan melalui perut ibu dan ke dalam kantung ketuban untuk mengambil sampel kecil cairan ketuban yang berisi sel janin.
Sampel tersebut kemudian dianalisis untuk kelainan kromosom. Nah dari situ juga dapat melihat penentuan jenis kelamin yang akurat bersamaan dengan diagnosis kondisi genetik.
- Analisis microarray
Beberapa sampel amniosentesis dikenai analisis microarray yang merupakan metode pengujian genetik yang lebih canggih. Metode ini menyaring berbagai kondisi genetik yang lebih luas. Analisis microarray juga secara akurat menentukan jenis kelamin bayi sebagai bagian dari evaluasi kromosom.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Persalinan Umum
Nah setelah menyimak mengenai faktor yang menentukan kelamin bayi dan cara mengetahuinya, tidak ada salahnya bagi Bunda untuk mengetahui tanda-tanda umum persalinan.

A. Penurunan Bayi ke Panggul atau Lightening
Untuk ibu yang baru pertama kali melahirkan, lightening dapat terjadi beberapa minggu sebelum persalinan. Sementara itu, ibu yang sudah pernah melahirkan mungkin mengalami lightening menjelang awal persalinan.
Adapun gejala yang terlihat dan dapat dirasakan adalah:
- Perubahan posisi perut yang terlihat lebih ke bawah
- Perut bagian bawah dan panggul mengalami peningkatan tekanan
- Sering buang air kecil
B. Lepasnya Sumbat Lendir
Mucus plug atau sumbat lendir berfungsi untuk melindungi rahim dan janin dari bakteri. Nah mucus tersebut dapat lepas mulai beberapa hari hingga beberapa jam sebelum persalinan dimulai.
Sumbat lendir sendiri memiliki warna yang bervariasi. Mulai dari dari bening hingga kekuningan atau kecoklatan.
Beberapa ibu hamil mungkin tidak merasakan sumbat lendirnya keluar, tapi ada juga yang cukup jelas merasakannya.
C. Kontraksi
Selama masa kehamilan, Bunda mungkin akan merasakan dua jenis kontraksi ini:
- Kontraksi Braxton Hicks atau kontraksi palsu
Biasanya terjadi secara tidak teratur dan tidak terlalu menyakitkan. Rasa tidak nyaman yang ditimbulkan dapat diatasi dengan mengubah posisi, istirahat, atau minum air putih.
Intensitas atau frekuensinya tidak meningkat. Selain itu, juga tidak akan menyebabkan timbulnya persalinan.
- Kontraksi persalinan yang sebenarnya
Kontraksi ini terjadi secara teratur, lebih intens, dan bertahan lebih lama seiring berjalannya waktu. Tidak mereda dengan istirahat atau hidrasi dan pada akhirnya akan mengarah pada kelahiran bayi.
D. Ketuban Pecah
Pecah ketuban dapat terjadi sebelum permulaan kontraksi atau selama persalinan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu memecahkan kantung ketuban secara manual jika tidak pecah dengan sendirinya.
Air ketuban biasanya jernih dan tidak berbau. Namun terkadang, tampak agak kuning atau hijau jika bayi telah mengeluarkan mekonium (buang air besar pertama bayi) sebelum lahir.
E. Nyeri Punggung
Nyeri punggung saat persalinan biasanya terpusat di punggung bawah. Kemudian, bisa menjalar ke samping atau depan perut.
Intensitas rasa nyerinya bervariasi mulai dari tidak nyaman ringan hingga nyeri hebat. Rasa sakit tersebut berlanjut atau datang dan pergi dengan kontraksi.
F. Tanda-Tanda Persalinan Tambahan
Adapun tanda-tanda persalinan lainnya adalah sebagai berikut:
- Nesting: ibu hamil mungkin akan mengalami ledakan energi yang tiba-tiba dan dorongan untuk membersihkan atau mempersiapkan rumah untuk kedatangan bayi tepat sebelum persalinan dimulai.
- Diare: perubahan hormonal yang memicu timbulnya persalinan juga dapat menyebabkan diare.
- Penipisan dan pelebaran serviks: serviks ibu hamil akan diperiksa oleh dokter pada saat pemeriksaan. Hal ini dapat memberikan informasi tentang perkembangan persalinan.
Baca Juga:
Pentingnya Fokus pada Kehamilan dan Persalinan yang Sehat
Karena merupakan momen yang krusial, Bunda dan pasangan sebaiknya fokus pada kehamilan sehingga nanti dapat menjalani persalinan yang lancar.

A. Perawatan Prenatal
- Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan dilakukan tidak hanya untuk memantau kesehatan ibu dan bayi. Akan tetapi, juga dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah, gejala, atau pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki oleh calon ibu.
- Vaksinasi
Selama kehamilan, Bunda sebaiknya melakukan vaksinasi sesuai dengan rekomendasi dokter. Contohnya seperti suntikan flu dan vaksin Tdap yang dapat membantu melindungi ibu dan bayi dari penyakit yang berpotensi serius.
B. Nutrisi dan Olahraga yang Tepat
- Hidrasi
Selama kehamilan, Bunda harus memenuhi asupan cairan supaya tetap terhidrasi dengan baik. Alasannya adalah untuk membantu menjaga tingkat cairan ketuban yang sehat, mendukung pertumbuhan bayi.
Selain itu, juga bisa membantu mencegah rasa tidak nyaman saat hamil seperti sembelit dan pembengkakan.
- Vitamin prenatal
Mengonsumsi vitamin prenatal seperti yang direkomendasikan oleh dokter dapat membantu mengisi kekurangan nutrisi dalam pola makan ibu. Dengan minum vitamin, juga memastikan bayi menerima nutrisi penting untuk perkembangan yang sehat.
C. Kesejahteraan Mental dan Emosional
- Tidur
Memprioritaskan kualitas tidur selama kehamilan sangatlah penting untuk menjaga kesehatan fisik dan emosional Bunda.
Mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat, seperti mempertahankan rutinitas waktu tidur yang konsisten dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dapat membantu tidur nyenyak.
- Konseling atau terapi
Apabila calon ibu mengalami tekanan emosional yang signifikan atau memiliki riwayat masalah kesehatan mental, mencari bantuan profesional melalui konseling atau terapi dapat memberikan dukungan yang berharga selama kehamilan.
D. Persiapan Persalinan dan Melahirkan
- Mengemas tas rumah sakit
Mempersiapkan tas rumah sakit jauh sebelum tanggal melahirkan dapat membantu mengurangi stres. Selain itu, juga memastikan Bunda memiliki semua yang dibutuhkan.
- Mengatasi rasa nyeri
Bunda dapat berdiskusi dengan dokter mengenai berbagai opsi untuk mengatasi rasa nyeri dapat membantu ibu hamil membuat keputusan yang tepat tentang preferensi mengenai proses persalinan dan melahirkan.
E. Pertimbangan Lain
- Menghindari zat berbahaya
Menghindari alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang selama kehamilan. Zat-zat tersebut meningkatkan risiko cacat lahir, kelahiran prematur, dan komplikasi lainnya.
- Mengedukasi diri sendiri
Membaca buku, mengikuti workshop, atau mengobrol dengan orang tua lain dapat membantu calon ibu mendapatkan wawasan dan pengetahuan berharga tentang kehamilan, persalinan, dan pengasuhan anak.
Baca Juga:
Mitos dan Fakta Mengenai Tanda-Tanda Mau Melahirkan Anak Laki-Laki
Demikianlah tadi ulasan mengenai mitos dan fakta tentang tanda-tanda mau melahirkan anak laki-laki. Semoga infonya bermanfaat ya, Bund!
Berspekulasi mengenai jenis kelamin bayi berdasarkan mitos mungkin memang menghibur. Akan tetapi, sebaiknya gunakan saja metode yang lebih akurat dan terbukti secara ilmiah.
- what to expect, Signs of Labor, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-signs
- babycentre, 23 signs you're having a boy, https://www.babycentre.co.uk/b25030826/23-signs-youre-having-a-boy
- Grow by WebMD, Signs of Labor, https://www.webmd.com/baby/labor-signs