
Proses melahirkan normal tidak menakutkan seperti yang dibayangkan. Terlebih lagi, jika Bunda sudah mengedukasi diri sendiri dengan membaca informasi mengenai cara melahirkan normal.
Ketika sudah mendekati hari perkiraan lahir, Bunda mungkin akan merasa cemas karena memikirkan proses melahirkan normal.
Namun sebenarnya, tidak perlu takut karena ini adalah proses normal yang harus dijalani. Nah untuk mengurasi rasa cemas, Bunda dapat menyimak informasi mengenai cara melahirkan normal di artikel ini.
Selain itu, ada juga info menarik lainnya yang sangat sekali jika dilewatkan. Yuk, langsung saja dibaca!
Proses Persalinan Normal
Mengenai proses kelahiran normal, Bunda dapat menyimak penjelasan lengkapnya berikut ini.
A. Tahapan Persalinan Normal
Persalinan normal biasanya terdiri dari lima tahap yang selanjutnya dapat dibagi menjadi tiga fase berbeda.
1. Persalinan Awal
Pada awal persalinan, serviks mulai melunak, menipis, dan melebar (terbuka). Kontraksi mungkin masih tidak teratur dan ringan, seringkali terasa seperti kram menstruasi.
Tahap ini bisa berlangsung selama beberapa jam atau bahkan berhari-hari. Bunda mungkin masih bisa bergerak, makan, dan istirahat sesuai kebutuhan.
Nah, Bunda juga sebaiknya menjaga lingkungan supaya tetap nyaman. Selain itu, praktikkan juga teknik relaksasi. Tujuannya adalah mempersiapkan tubuh untuk tahap persalinan yang lebih intens.
2. Persalinan Aktif
Selama persalinan aktif, kontraksi menjadi lebih sering, intens, dan teratur. Biasanya terjadi setiap tiga sampai lima menit.
Hal tersebut karena serviks terus melebar mencapai sekitar 4 hingga 7 sentimeter. Tahap ini dapat berlangsung dari tiga hingga delapan jam atau lebih.
Nah untuk mengatasi peningkatan intensitas kontraksi, sebaiknya Bunda tetap fokus dan melakukan berbagai teknik relaksasi.
3. Transisi
Fase transisi adalah bagian persalinan yang terpendek dan paling intens. Serviks melebar sepenuhnya, mencapai kira-kira 10 sentimeter.
Kontraksi mungkin berjarak kurang dari dua menit dan berlangsung selama 60 hingga 90 detik. Selain itu, dapat berlangsung antara 15 menit hingga dua jam.
Bunda mungkin merasa kewalahan, lelah, atau mual. Bahkan, ada juga yang gemetar atau menggigil.
4. Mengejan dan Melahirkan
Setelah serviks melebar sepenuhnya, ibu akan mulai mengejan untuk membantu bayi turun melalui jalan lahir. Proses ini terjadi sekitar 20 menit hingga dua jam atau lebih.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah posisi bayi, stamina ibu, dan adanya komplikasi. Saat kepala bayi terlihat, Bunda mungkin mengalami sensasi terbakar yang dikenal sebagai crowning atau “cincin api”.
Dengan terus mengejan, bayi akan lahir dan kemudian diikuti dengan pemotongan tali pusar. Dokter mungkin juga akan menyedot mulut dan hidung bayi untuk membersihkan lendir atau cairan ketuban.
5. Mengeluarkan Plasenta
Setelah bayi lahir, plasenta harus dikeluarkan. Proses tersebut biasanya memakan waktu sekitar 5 hingga 30 menit. Kontraksi akan berlanjut, umumnya tidak terlalu menyakitkan.
Bunda mungkin merasakan tekanan saat plasenta dikeluarkan. Dokter akan memastikan seluruh plasenta dikeluarkan karena jika ada yang tertinggal dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi atau perdarahan yang berlebihan.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Persalinan
Menjelang persalinan, Bunda mungkin mengalami berbagai tanda yang menandakan proses dimulai.

1. Kontraksi Teratur
Kontraksi persalinan yang sebenarnya biasanya konsisten, semakin berdekatan, dan intensitasnya meningkat. Rasa nyeri yang dirasakan mulai di punggung bawah lalu semakin ke depan dan berlangsung 30 sampai 70 detik.
Tidak seperti kontraksi Braxton Hicks atau persalinan palsu, kontraksi persalinan yang sebenarnya tidak mereda dengan istirahat atau perubahan aktivitas.
2. Ketuban Pecah
Kantung ketuban, yang mengelilingi dan melindungi bayi, yang pecah menyebabkan tetesan atau semburan cairan. Peristiwa ini dikenal sebagai ketuban pecah yang menandakan dimulainya persalinan.
Setelah ketuban pecah, Bunda sebaiknya segera menghubungi dokter. Alasannya adalah karena ada kemungkinan peningkatan risiko infeksi jika persalinan tidak berlanjut dalam jangka waktu tertentu.
3. Bloody Show
Keluarnya lendir bercampur darah atau bloody show bisa menjadi tanda persalinan. Hal tersebut terjadi ketika sumbat lendir yang menutup serviks keluar dan, menandakan bahwa serviks mulai melebar.
Bloody show mungkin muncul beberapa jam atau hari sebelum persalinan dimulai. Bisa jadi terjadi selama tahap awal persalinan.
4. Naluri Bersarang
Ibu hamil bisa tiba-tiba mengalami ledakan energi dan dorongan untuk membersihkan atau mengatur ruangan di hari-hari menjelang persalinan.
Fenomena ini disebut sebagai “naluri bersarang” dan dianggap sebagai tanda bahwa persalinan sudah dekat.
5. Nyeri Punggung
Nyeri punggung bawah yang terus-menerus atau tekanan yang meningkat di area panggul juga dapat menunjukkan bahwa persalinan sudah dekat. Sensasi ini bisa disertai dengan kram atau ketidaknyamanan yang mirip dengan nyeri haid.
6. Perubahan Buang Air Besar
Saat tubuh bersiap untuk melahirkan, Bunda mungkin mengalami diare atau lebih sering buang air besar. Kondisi ini terjadi terjadi ketika otot-otot di daerah panggul mulai mengendur sebagai persiapan untuk perjalanan bayi melalui jalan lahir.
Baca Juga:
Tips untuk Kelahiran Normal yang Sukses
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Bunda lakukan supaya bisa menjalani kelahiran normal dengan lancar.

A. Perawatan Prenatal
Perawatan prenatal yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kemungkinan persalinan normal yang lancar.
1. Pemeriksaan Rutin
Bunda sebaiknya rutin menjalani pemeriksaan prenatal dengan dokter. Tujuannya adalah untuk memantau kesehatan ibu dan bayi.
Ibu hamil juga harus mengikuti vaksinasi yang direkomendasikan. Vaksinasi tersebut berguna untuk melindungi diri sendiri dan bayi yang ada di kandungan.
2. Diet Sehat dan Olahraga
Selama kehamilan, alangkah lebih baik jika Bunda makan makanan seimbang dan bergizi. Termasuk memenuhi nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, dan kalsium.
Mengkonsumsi banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak dapat mendukung kehamilan yang sehat.
Selain itu, tetap aktif secara fisik selama kehamilan juga dapat membantu mempersiapkan tubuh untuk persalinan. Konsultasikan dengan dokter mengenai panduan tentang olahraga dan aktivitas yang bisa dilakukan, seperti berenang, berjalan, atau yoga prenatal.
3. Kelas Persiapan Melahirkan
Bunda juga dapat mendaftarkan diri di kelas persiapan kelahiran, seperti kursus Metode Lamaze atau Bradley. Kelas tersebut mengajarkan informasi berharga tentang proses persalinan dan mengajari teknik untuk mengatasi atau meminimalisir rasa sakit saat persalinan.
Kelas-kelas ini juga dapat membantu calon ibu membangun kepercayaan diri dan terhubung dengan ibu hamil lainnya. Beberapa kelas mungkin juga menawarkan teknik khusus untuk pasangan, membantu mereka merasa lebih siap dan terlibat dalam proses persalinan.
B. Pengelolaan Rasa Sakit
Dengan bantuan dokter, Bunda dapat mengeksplorasi berbagai teknik pengelolaan rasa nyeri untuk menentukan metode mana yang paling cocok.
1. Teknik Pernapasan
Bunda dapat berlatih teknik pernapasan yang berbeda seperti pernapasan lambat dan dalam atau pernapasan berpola. Teknik tersebut dapat membantu mengatasi rasa sakit dan mempertahankan fokus selama kontraksi.
2. Relaksasi dan Visualisasi
Manfaatkan teknik relaksasi, seperti relaksasi otot progresif atau visualisasi, untuk membantu mengurangi ketegangan dan kecemasan selama persalinan.
Latihan visualisasi juga dapat membantu menciptakan pola pikir yang tenang dan positif. Dengan demikian, memungkinkan ibu untuk membayangkan melahirkan yang damai dan sukses.
3. Perubahan Posisi
Bunda dapat melakukan eksperimen dengan berbagai posisi persalinan. Contohnya seperti berdiri, duduk, atau jongkok untuk menemukan posisi yang paling nyaman dan efektif untuk mengatasi rasa sakit.
Selain itu, Bunda juga dapat menggunakan alat persalinan seperti bola persalinan, bangku persalinan, atau air hangat di bak mandi atau pancuran. Tujuannya juga untuk membantu mengatasi sakit selama persalinan.
4. Hidroterapi
Air dapat meredakan nyeri dan relaksasi yang signifikan selama persalinan. Maka dari itu, Bunda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan bak persalinan, pancuran, atau bak mandi untuk membantu meredakan rasa tidak nyaman.
5. Pijat
Pijatan atau sentuhan lembut dari pasangan atau dokter dapat membantu meredakan ketegangan, mengurangi nyeri, dan memberikan dukungan emosional selama persalinan.
Baca Juga:
Manfaat Persalinan Normal
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang Bunda bisa rasakan apabila melakukan persalinan normal atau pervaginam.

A. Waktu Pemulihan Lebih Singkat
Salah satu manfaat utama persalinan normal adalah waktu pemulihan yang umumnya lebih singkat. Ibu yang melahirkan melalui vagina cenderung mengalami lebih sedikit rasa sakit pasca persalinan.
Bahkan, seringkali dapat melanjutkan aktivitas normal lebih cepat. Pemulihan yang lebih cepat ini memungkinkan ibu baru untuk merawat bayi mereka dengan lebih baik dan menikmati masa-masa awal menjadi orang tua.
B. Risiko Komplikasi yang Lebih Rendah
Persalinan normal biasanya memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah untuk ibu dan bayi. Ibu yang melahirkan melalui vagina juga memiliki risiko infeksi postpartum, perdarahan yang berlebihan, dan pembekuan darah yang lebih rendah.
Selain itu, risiko mengalami komplikasi pada kehamilan berikutnya juga rendah. Bayi yang lahir melalui persalinan normal cenderung tidak mengalami masalah pernapasan saat lahir dan memiliki risiko lebih rendah terkena asma atau obesitas.
C. Ikatan yang Lebih Baik dengan Bayi
Persalinan per vaginam memungkinkan kontak kulit-ke-kulit langsung antara ibu dan bayi. Karenanya dapat meningkatkan ikatan dan hubungan emosional.
Kontak dini tersebut terbukti meningkatkan keberhasilan menyusui. Selain itu, juga dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Kontak kulit-ke-kulit juga membantu mengatur suhu tubuh bayi dan mendorong pelepasan oksitosin, hormon yang meningkatkan ikatan dan keterikatan.
D. Proses Menyusui Lebih Mudah
Bayi yang lahir melalui proses persalinan normal lebih mungkin berhasil menyusu. Alasannya karena seringkali lebih waspada dan siap menyusu segera setelah lahir.
Inisiasi menyusu dini memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Contohnya seperti memberikan nutrisi penting, meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, dan meningkatkan ikatan ibu-bayi.
Kegiatan menyusui juga menawarkan manfaat kesehatan jangka panjang. Di antaranya adalah penurunan risiko kanker tertentu bagi ibu dan peningkatan perkembangan kognitif bagi anak.
E. Meningkatkan Rasa Berdaya
Banyak wanita yang mengalami persalinan normal merasa berdaya dan memiliki pencapaian karena merasa berpartisipasi aktif dalam proses persalinan.
Pengalaman positif ini dapat berkontribusi pada peningkatan harga diri dan hubungan yang lebih kuat dengan bayi yang baru lahir.
Rasa pencapaian juga dapat mengarah pada pandangan yang lebih positif tentang keibuan dan transisi yang lebih lancar ke periode pasca persalinan.
F. Mengurangi Intervensi Medis
Persalinan normal biasanya membutuhkan lebih sedikit intervensi medis. Bantuan yang lebih sedikit dapat menurunkan risiko potensi efek samping dan komplikasi terkait prosedur ini.
Selain itu, menghindari intervensi yang tidak perlu dapat menurunkan biaya perawatan kesehatan dan pengalaman melahirkan yang lebih alami.
Baca Juga:
V. Risiko Persalinan Normal
Adapun beberapa risiko yang bisa dihadapi oleh ibu yang mengalami proses melahirkan normal adalah sebagai berikut:

A. Robekan Perineum
Pada persalinan normal, Bunda dapat mengalami perineum robek karena adanya peregangan. Perineum adalah area antara vagina dan anus.
Robekan yang kecil biasanya sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, jika parah mungkin memerlukan jahitan dan dapat menyebabkan rasa sakit atau infeksi.
Nah untuk meminimalkan risiko robekan perineum, dokter dapat merekomendasikan pijat perineum selama kehamilan atau kompres hangat dan dorongan terkontrol selama persalinan.
B. Persalinan yang Lama
Dalam beberapa kasus, persalinan dapat berlangsung lebih lambat atau lama dari yang diharapkan. Hal ini dapat meningkatkan risiko kelelahan ibu, gawat janin, dan kebutuhan akan intervensi medis.
Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan persalinan menjadi lama adalah ukuran bayi yang besar, posisi janin yang tidak baik, atau pola kontraksi yang tidak adekuat.
Untuk mengatasi hal tersebut, dokter mungkin akan merekomendasikan perubahan posisi, teknik relaksasi, atau intervensi medis untuk membantu kemajuan persalinan lebih efektif.
C. Gawat Janin
Gawat janin adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana bayi kondisi bayi tidak terlalu baik selama persalinan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti masalah pada tali pusar, suplai oksigen yang tidak memadai, atau persalinan yang cepat atau lama.
Kondisi tersebut mungkin memerlukan pemantauan tambahan atau intervensi medis. Contohnya seperti amnioinfusi atau operasi caesar darurat untuk memastikan kesejahteraan bayi.
D. Perdarahan Pasca Persalinan
Meski relatif jarang, perdarahan berlebihan setelah melahirkan atau postpartum hemorrhage bisa menjadi komplikasi yang serius. Kondisi tersebut dapat terjadi karena rahim tidak berkontraksi secara efektif setelah melahirkan atau adanya robekan pada rahim, leher rahim, atau vagina.
Perdarahan postpartum dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah dan mungkin memerlukan intervensi medis. Contohnya seperti diberikan obat untuk merangsang kontraksi rahim atau transfusi darah untuk menghentikan pendarahan dan menstabilkan kondisi ibu.
E. Distosia Bahu
Distosia bahu mungkin adalah hal yang jarang terjadi. Akan tetapi, dapat menimbulkan potensi komplikasi yang serius.
Kondisi tersebut dapat terjadi ketika salah satu atau kedua bahu bayi tersangkut di belakang tulang kemaluan ibu selama persalinan.
Karenanya dapat menyebabkan persalinan yang lama dan sulit. Selain itu, juga meningkatkan risiko cedera pada ibu dan bayi.
Baca Juga:
Kemungkinan Efek Samping Persalinan Normal
Setelah mengetahui risikonya, berikut ini adalah beberapa efek samping yang kemungkinan terjadi pada persalinan normal.

A. Nyeri Pasca Proses Melahirkan Normal
Setelah persalinan normal, Bunda biasanya mengalami nyeri di area perineum. Terutama jika mengalami robekan atau episiotomi.
Rasa sakit tersebut biasanya mereda dari waktu ke waktu. Akan tetapi, mungkin memerlukan obat pereda nyeri atau perawatan lain, seperti kompres es atau penggunaan bantal berbentuk donat untuk mengatasi ketidaknyamanan.
Nyeri pasca persalinan juga dapat terjadi pada payudara. Ibu yang sedang menyusui dapat mengalami pembengkakan atau mastitis.
B. Kehilangan Kontrol Kandung Kemih
Inkontinensia urin, atau kebocoran urin yang tidak disengaja, merupakan efek samping potensial dari persalinan normal. Ketegangan pada otot dasar panggul selama persalinan persalinan dapat melemahkan kontrol pada kandung kemih.
Kondisi tersebut kemudian menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih sementara atau jangka panjang. Untuk mengatasinya, Bunda bisa melakukan latihan dasar panggul, seperti senam Kegel, untuk membantu memperkuat otot-otot.
C. Perubahan Emosional
Banyak wanita mengalami perubahan emosi setelah proses melahirkan normal. Mulai dari baby blues hingga gangguan suasana hati pasca persalinan yang lebih parah, seperti depresi atau kecemasan pasca persalinan.
Perubahan ini dapat terjadi akibat fluktuasi hormonal, kurang tidur, dan stres menyesuaikan diri dengan bayi. Maka dari itu, bagi ibu yang mengalami kesulitan emosional setelah melahirkan sebaiknya mencari dukungan dari profesional kesehatan, teman, dan keluarga.
Konseling, kelompok pendukung, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan, dapat membantu ibu mengatasi tantangan emosional ini. Selain itu, dapat meningkatkan kesejahteraan mental selama periode pasca persalinan.
D. Diastasis Recti
Diastasis recti merupakan sebuah kendisi di mana otot-otot pada perut mengalami pemisahan. Hal tersebut karena adanya tekanan yang terjadi dari dalam.
Pemisahan otot perut dapat terjadi selama kehamilan dan bertahan setelah melahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan perut buncit dan dapat menyebabkan nyeri punggung bawah atau disfungsi dasar panggul.
E. Wasir
Wasir, atau pembengkakan pembuluh darah di daerah dubur, adalah efek samping yang umum dari persalinan normal. Tekanan mengejan selama persalinan dapat memperburuk wasir yang ada atau menyebabkan yang baru terbentuk.
Kondisi ini bisa menyakitkan dan gatal, tetapi biasanya sembuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Pilihan pengobatan termasuk krim yang dijual bebas dan menghindari sembelit melalui diet tinggi serat dan hidrasi yang tepat.
Baca Juga:
Pentingnya Mengetahui Proses atau Cara Melahirkan Normal
Itulah tadi ulasan mengenai proses melahirkan normal yang dapat Bunda simak lewat artikel ini. Semoga menambah pengetahuan dan bermanfaat, ya!
Sebelum menjalani persalinan, Bunda memang sudah seharusnya mengedukasi diri sendiri mengenai prosesnya. Hal ini bertujuan supaya Bunda tidak terlalu cemas dan bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan metode lahir normal maupun caesar. Yang terpenting, Bunda dan bayi bisa sehat dan selamat.
- MedlinePlus, What to bring to your labor and delivery, https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000543.htm
- Kernodle Clinic, Preparing for Baby: 10 Things to Do Before You Give Birth, https://www.kernodle.com/obgyn_blog/preparing-for-baby/
- what to expect, 12 Ways You Can Prepare for Labor, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/labor-and-delivery/preparing.aspx