• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

RuangBunda

Tips Praktis untuk Bunda

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Nama
  • Rangkaian Nama
  • Kehamilan
  • Kelahiran
  • Bayi
  • Anak
  • Inspirasi
» Kelahiran

Penyebab & Cara Mengatasi Kaki Bengkak Setelah Melahirkan Normal

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Kaki Bengkak Setelah Melahirkan

Apa sajakah penyebab kaki bengkak setelah melahirkan? Ketahui juga cara mengatasi, obat-obatan yang bisa digunakan, serta cara memijat kaki yang bengkak setelah pasca melahirkan.

Sebenarnya, kaki bengkak atau mengalami edema setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Namun, Bunda mungkin penasaran dengan apa saja penyebab kaki menjadi bengkak setelah melahirkan.

Selain mengetahui faktor-faktor penyebabnya, Bunda juga akan mengetahui cara atau obat-obatan yang mungkin bisa meredakan kaki bengkak setelah melahirkan.

Tak hanya itu saja, temukan juga cara yang benar memijat kaki bengkak pasca melahirkan. Daripada semakin penasaran, mending langung cek saja artikel lengkapnya berikut ini!

Penyebab Kaki Bengkak atau Edema Pasca Melahirkan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembengkakan pascapersalinan. Dengan mengetahui penyebabnya dapat membantu Bunda mengatasi dan mencegah pembengkakan secara efektif.

A. Perubahan Hormonal

Selama kehamilan dan setelah melahirkan, tubuh ibu akan mengalami fluktuasi hormonal yang mempengaruhi keseimbangan cairan. Hormon seperti relaxin, progesteron, dan estrogen berperan penting dalam mempersiapkan tubuh untuk kehamilan dan persalinan.

Nah, hormon-hormon tersebut dapat meningkatkan retensi cairan sehingga menyebabkan pembengkakan di berbagai bagian tubuh. Salah satunya adalah kaki.

B. Peningkatan Volume Cairan Selama Kehamilan

Wanita hamil mengalami peningkatan volume darah dan cairan ekstraseluler yang signifikan untuk mendukung pertumbuhan janin. Peningkatan tersebut berguna untuk membantu memberikan nutrisi penting kepada bayi.

Selain itu, juga bermanfaat untuk memberikan bantalan bagi rahim ibu yang membesar. Setelah melahirkan, tubuh bekerja untuk menghilangkan kelebihan cairan ini melalui buang air kecil, berkeringat, dan proses lainnya sehingga dapat menyebabkan pembengkakan sementara.

C. Penurunan Drainase Limfatik

Sistem limfatik, yang bertanggung jawab untuk membuang kelebihan cairan dari jaringan, mungkin mengalami penurunan efisiensi selama kehamilan. Penyebabnya adalah karena tekanan rahim yang meningkat pada pembuluh limfatik.

Penurunan efisiensi ini dapat mengakibatkan penumpukan cairan di kaki dan bagian tubuh lainnya sehingga menyebabkan pembengkakan.

D. Tekanan pada Pembuluh Darah

Selama kehamilan, saat rahim mengembang akan memberi tekanan pada pembuluh darah, terutama di panggul dan kaki.

Tekanan tersebut dapat menghambat aliran darah yang tepat dan menyebabkan cairan menggenang di ekstremitas bawah. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya pembengkakan pascapersalinan.

E. Efek Samping Obat

Beberapa obat yang diberikan selama kehamilan atau persalinan, seperti pereda nyeri, obat antiinflamasi, atau epidural, dapat menyebabkan pembengkakan pascapersalinan. Obat-obatan ini dapat menyebabkan retensi cairan atau mengubah aliran darah sehingga tungkai dan kaki menjadi bengkak.

F. Preeklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan sistem organ, seringkali hati dan ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan pada tungkai, telapak kaki, dan tangan akibat retensi cairan

Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, preeklampsia dapat menimbulkan risiko bagi ibu dan bayinya. Contohnya termasuk kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan komplikasi bagi kesehatan ibu.

G. Retensi Air

Retensi air atau edema ini umum terjadi selama kehamilan dan dapat bertahan dalam waktu singkat setelah melahirkan. Retensi tersebut disebabkan oleh perubahan hormonal, peningkatan volume cairan, dan penurunan efisiensi drainase limfatik.

Meskipun biasanya sembuh dalam beberapa minggu, retensi air pascapersalinan bisa membuat Bunda merasa tidak nyaman. Selain itu, juga dapat berkontribusi pada pembengkakan di kaki dan bagian tubuh lainnya.

Baca Juga:

  • 1 Urutan Shio Menurut Tahun Lahir dan Karakternya
  • 2 Ketahui Apa Saja Larangan Setelah Melahirkan Normal
  • 3 Cara Efektif Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan
  • Pencegahan dan Penanganan Kaki Bengkak atau Edema Pasca Melahirkan

    Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi pembengkakan atau edema pasca melahirkan.

    Pencegahan dan Penanganan Kaki Bengkak atau Edema Pasca Melahirkan

    A. Tetap Aktif

    Salah satu cara untuk mengatasi pembengkakan adalah melakukan olahraga ringan. Dengan berolahraga, aliran darah dapat meningkat.

    Beberapa contoh olahraga yang dapat dilakukan adalah berjalan santai, peregangan, atau olahraga low impact. Namun kalau tidak yakin untuk melakukannya, Bunda bisa berkonsultasi dulu dengan dokter.

    B. Menggunakan Pakaian Kompresi

    Stoking atau kaus kaki kompresi dapat membantu memperlancar aliran darah dan mengurangi pembengkakan pada kaki. Alat tersebut memberikan tekanan lembut dan mendorong gerakan cairan kembali ke jantung.

    Nah sebelum membeli, pastikan Bunda memilih ukuran dan tingkat kompresi yang tepat demi efektivitas dan kenyamanan yang optimal.

    C. Mengangkat Kaki

    Menopang kaki di atas bantal dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan mendorong aliran darah dan cairan kembali ke tubuh bagian atas. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung untuk mendapatkan hasil yang optimal.

    Bunda dapat mencoba cara ini beberapa kali dalam sehari. Terutama ketika merasa rasa tidak nyaman atau bengkak.

    D. Tetap Terhidrasi

    Minum banyak air dapat membantu membuang kelebihan cairan dari tubuh sehingga mengurangi pembengkakan. Hidrasi yang cukup juga mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan selama periode postpartum.

    Bunda setidaknya harus minum minimal delapan gelas air per hari. Boleh juga berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi khusus berdasarkan kebutuhan saat menyusui.

    E. Perhatikan Asupan Natrium

    Asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan. Untuk itu, Bunda dapat membatasi makanan tinggi sodium dan memilih makanan segar yang tidak diproses.

    Hal tersebut dilakukan untuk membantu menjaga keseimbangan cairan dan mengurangi pembengkakan. Pertimbangkan juga untuk menggunakan daun-daunan, rempah-rempah, dan perasa alami lainnya untuk membumbui makanan alih-alih mengandalkan garam.

    F. Hidrasi yang Tepat

    Memastikan hidrasi yang tepat sangat penting untuk membuang kelebihan cairan dan menjaga kesehatan secara keseluruhan. Air putih, teh herbal, dan minuman hidrasi lainnya dapat membantu mencegah dan mengatasi pembengkakan pascapersalinan.

    Meski demikian, sebaiknya Bunda membatasi asupan kafein dan alkohol untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

    G. Diet Seimbang

    Mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat dapat membantu mengurangi pembengkakan pascapersalinan.

    Makanan padat nutrisi juga dapat membantu pemulihan setelah melahirkan dan mendukung kegiatan menyusui. Untuk itu, lebih baik Bunda memasukkan berbagai buah dan sayuran berwarna, sumber protein berkualitas tinggi, dan lemak yang menyehatkan jantung ke dalam setiap makanan.

    H. Kelola Stres

    Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan peradangan dan retensi cairan. Untuk mengatasinya, Bunda bisa mempraktikkan teknik relaksasi.

    Contohnya seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga. Selain itu, Bunda juga bisa berbicara atau curhat dengan teman, keluarga, atau tenaga profesional supaya perasaan lebih baik.

    Baca Juga:

  • 1 Urutan Zodiak Berdasarkan Tanggal Lahir Bayi
  • 2 Jahitan Pasca Melahirkan Normal: Ciri Jahitan Kering, Infeksi, & Perawatan
  • 3 Larangan bagi Bunda Setelah Melahirkan Secara Caesar
  • Gejala Pembengkakan atau Edema Pasca Melahirkan

    Dengan mengenali gejala pembengkakan pascapersalinan, Bunda dapat mengetahui kapan saatnya mencari pertolongan medis atau menerapkan strategi perawatan diri untuk mengatasi pembengkakan secara efektif.

    Gejala Pembengkakan atau Edema Pasca Melahirkan

    A. Pergelangan Kaki dan Kaki Bengkak

    Pembengkakan di pergelangan kaki dan kaki adalah gejala umum pascapersalinan. Kondisi tersebut bisa membuat sepatu terasa sesak dan membuat tidak nyaman saat berdiri atau berjalan.

    Tingkat keparahan pembengkakan dapat bervariasi. Biasanya, akan meningkat dengan berdiri atau duduk dalam waktu lama.

    B. Betis dan Paha Bengkak

    Selain kaki, pembengkakan juga bisa terjadi pada betis dan paha. Hal ini dapat membuat terasa berat, sesak, dan susah untuk memakai pakaian ketat seperti legging atau skinny jeans.

    C. Tangan dan Jari yang Bengkak

    Pembengkakan juga bisa terjadi di tangan dan jari. Akibatnya, Bunda sulit untuk memakai cincin atau melakukan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus.

    Pembengkakan tangan dan jari juga dapat menyebabkan rasa kaku sehingga sulit untuk menggenggam benda atau mengepalkan tangan.

    D. Pitting Edema

    Pitting edema adalah jenis pembengkakan yang meninggalkan lekukan pada kulit saat ditekan. Gejala ini mungkin mengindikasikan retensi cairan yang lebih parah dan harus dipantau secara ketat.

    Apabila lekukan bertahan selama beberapa detik setelah tekanan dihilangkan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut.

    E. Kenaikan Berat Badan

    Pertambahan berat badan yang cepat atau tidak dapat dijelaskan bisa menjadi tanda retensi cairan dan pembengkakan pascapersalinan. Dengan memantau perubahan berat badan, dapat membantu ibu mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis atau menyesuaikan strategi perawatan diri.

    F. Nyeri atau Ketidaknyamanan

    Pembengkakan dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman. Terlebih, saat Bunda berdiri atau berjalan dalam waktu lama.

    Nyeri juga bisa menjadi tanda masalah mendasar yang memerlukan bantuan medis. Contohnya seperti adanya pembekuan darah atau infeksi.

    G. Kekencangan pada Kulit

    Daerah yang bengkak mungkin terasa kencang atau meregang. Hal tersebut karena kulit berjuang untuk menampung volume cairan yang meningkat.

    Rasa kencang tersebut bisa membuat tidak nyaman dan membatasi mobilitas. Dalam beberapa kasus, kulit mungkin tampak mengkilap atau timbul stretch mark karena tekanan yang meningkat.

    H. Kesulitan Bergerak atau Berjalan

    Pembengkakan yang parah dapat membuat Bunda menjadi sulit untuk bergerak atau berjalan dengan nyaman. Kondisi ini tentu saja dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari. Mobilitas terbatas juga dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah.

    I. Kemerahan dan Rasa Panas

    Dalam beberapa kasus, pembengkakan bisa disertai dengan kemerahan dan rasa panas. Bunda perlu waspada karena gejala-gejala ini dapat mengindikasikan peradangan atau infeksi.

    Baca Juga:

  • 1 Melahirkan Caesar: Proses, Resiko, Kelebihan, & Efek Samping
  • 2 Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah: Risiko & Apa yang Perlu Disiapkan
  • 3 Proses & Cara Melahirkan Normal: Tips, Manfaat, Resiko, & Efek Samping
  • Pengobatan Pembengkakan atau Edema Pasca Melahirkan

    Adapun beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi pembengkakan atau edema pascapersalinan adalah sebagai berikut:

    Mengatasi Kaki Bengkak Setelah Melahirkan

    A. Istirahat dan Mengangkat Kaki

    Istirahat sangat penting untuk pemulihan selama masa nifas. Selain itu, mengangkat kaki di atas bantal atau menggunakan sandaran kaki dapat membantu mengurangi pembengkakan.

    Dengan mengangkat kaki, aliran darah meningkat sehingga bengkak pun berkurang. Nah ketika duduk, Bunda sebaiknya jangan menekuk atau menyilangkan kaki karena dapat menghambat aliran darah.

    B. Pijat

    Pijatan dapat membantu menstimulasi sirkulasi dan mendorong pergerakan cairan di area yang bengkak. Saat memijat, gunakan tekanan yang ringan saja dan hindari memijat jaringan dalam.

    Karena terlalu kencang bisa jadi malah membuat tidak nyaman atau memperparah pembengkakan. Atau, Bunda bisa melakukan pijat drainase limfatik ke terapis bersertifikat untuk mengurangi pembengkakan.

    C. Kompres Dingin

    Mengompres dengan es ke area yang bengkak dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman dan mengurangi peradangan. Tempelkan kompres ke area yang bengkak selama 15-20 menit.

    Bunda dapat melakukan kompres dingin beberapa kali dalam sehari. Berikan jeda sebelum mengompres lagi untuk mencegah radang dingin atau iritasi kulit.

    D. Obat-Obatan

    Pereda nyeri dan obat antiinflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen, dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan yang terkait dengan pembengkakan pascapersalinan.

    Namun sebelum meminum obat-obatan, Bunda sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Terlebih lagi jika sedang menyusui. Pastikan juga untuk mengikuti dosis dan durasi yang disarankan untuk menghindari potensi efek samping.

    E. Diuretik

    Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan diuretik untuk membantu tubuh Bunda mengeluarkan cairan berlebih dan mengurangi pembengkakan. Diuretik harus dikonsumsi di bawah pengawasan medis untuk memastikan dosis yang tepat dan memantau potensi efek samping.

    Selama minum diuretik, Bunda juga harus menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Alasannya adalah karena obat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan mineral penting seperti kalium dan natrium.

    F. Terapi Kompresi

    Mengenakan stoking atau kaus kaki kompresi dapat membantu memperlancar aliran darah dan mengurangi pembengkakan di kaki. Sebelum membeli sebaiknya pastikan ukuran dan tingkat kompresi yang tepat untuk efektivitas dan kenyamanan yang optimal.

    G. Obat-Obatan Khusus

    Apabila pembengkakan disebabkan oleh kondisi medis seperti preeklampsia atau pembekuan darah, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengatasi masalah spesifik tersebut. Ikuti rekomendasi dokter dan segera laporkan setiap perubahan gejala atau efek samping.

    H. Pengobatan Alami

    Beberapa pengobatan alami, seperti teh herbal atau minyak esensial juga bisa membantu meredakan pembengkakan pascapersalinan. Misalnya, teh dandelion memiliki sifat diuretik yang dapat mendorong pembuangan cairan.

    Baca Juga:

  • 1 Cara Memancing Kontraksi Asli & Pembukaan agar Cepat Melahirkan
  • 2 Tanda-Tanda Akan Melahirkan Bayi Perempuan: Mitos vs Fakta
  • 3 Tanda-Tanda akan Melahirkan Bayi Laki-Laki: Mitos vs Fakta
  • Kapan Harus Mencari Bantuan Medis

    Meskipun pembengkakan pascapersalinan merupakan hal normal dan dapat ditangani dengan tindakan perawatan diri, ada beberapa kasus ketika mencari pertolongan medis diperlukan.

    Menyadari tanda dan gejala yang memerlukan bantuan medis dapat membantu memastikan pemulihan pascapersalinan yang aman dan sehat.

    Kaki Bengkak Setelah Melahirkan

    A. Tanda-Tanda Infeksi

    Jika area yang bengkak menjadi merah, panas, lunak saat disentuh, atau mengalami demam, kemungkinan mengindikasikan adanya infeksi. Segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan mencegah terjadinya komplikasi.

    Wujud infeksi dapat bermacam-macam. Contohnya seperti selulitis atau infeksi luka yang dapat memburuk jika tidak ditangani.

    B. Pembengkakan yang Tiba-Tiba atau Parah

    Pembengkakan yang meningkat secara tiba-tiba, terutama pada satu kaki atau disertai nyeri, dapat menjadi tanda adanya bekuan darah atau kondisi medis serius lainnya. Deteksi dan perawatan dini sangat penting untuk mencegah potensi komplikasi yang mengancam jiwa.

    C. Sesak Napas

    Sesak napas, nyeri dada, atau napas cepat dapat mengindikasikan emboli paru atau kondisi serius lainnya. Gejala-gejala ini memerlukan evaluasi dan harus segera mendapatkan perawatan medis.

    D. Nyeri Dada

    Nyeri dada, terutama jika disertai sesak napas, pusing, atau pingsan dapat menjadi tanda adanya masalah jantung atau kondisi parah lainnya.

    Kondisi kardiomiopati peripartum dapat terjadi selama periode postpartum dan dapat muncul dengan gejala-gejala tersebut.

    E. Kesulitan Berjalan

    Bunda harus segera mencari bantuan medis jika pembengkakan menjadi sangat parah dan menyebabkan kesulitan berjalan.

    F. Tanda-Tanda Pembekuan Darah

    Pembekuan darah menjadi perhatian serius selama periode postpartum. Gejala seperti nyeri, panas, atau kemerahan di betis atau paha, atau sesak napas mendadak, harus segera dievaluasi oleh penyedia layanan kesehatan.

    Pembekuan darah, seperti trombosis vena dalam (DVT) dapat menyebabkan komplikasi parah jika tidak segera ditangani.

    G. Gejala Parah atau Berkepanjangan

    Jika gejala menjadi parah atau bertahan melebihi jangka waktu yang diharapkan, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan panduan lebih lanjut.

    Pembengkakan yang berkepanjangan dapat mengindikasikan masalah yang cukup serius. Atau, bisa jadi penanganan kondisi kurang efektif sehingga memerlukan intervensi medis.

    H. Kapan Waktu yang Aman untuk Pijat Setelah Melahirkan?

    Pada dasarnya, aman untuk menerima pijatan limfatik ringan beberapa hari setelah persalinan pervaginam atau seminggu setelah operasi caesar. Akan tetapi, keadaan masing-masing ibu mungkin saja berbeda.

    Pertimbangkan juga faktor risiko atau komplikasi yang dialami selama kehamilan dan persalinan saat menentukan waktu yang tepat untuk memulai terapi pijat. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan pijat.

    Baca Juga:

  • 1 Tanda-Tanda Melahirkan dari Pembukaan 1 sampai 10
  • 2 Persiapan & Perlengkapan untuk Bunda Melahirkan
  • 3 Ciri Kontraksi Palsu & Cara Membedakan dengan Kontraksi Asli
  • Sudah Memahami Penyebab dan Cara Mengatasi Kaki Bengkak Setelah Melahirkan?

    Demikianlah ulasan mengenai penyebab dan cara mengatasi kaki bengkak setelah melahirkan yang bisa Bunda simak lewat artikel ini. Semoga informasinya berguna, ya!

    Sebenarnya, pembengkakan atau edema setelah bersalin adalah hal yang wajar. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan hormon atau peningkatan cairan dalam tubuh selama kehamilan.

    Umumnya, memang akan berangsur pulih seiring berjalannya waktu. Akan tetapi jika dalam jangka waktu tertentu tidak kunjung membaik, maka Bunda bisa berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    Baca Juga:

  • 1 Tanda-Tanda 24-48 Jam Sebelum Bunda Melahirkan
  • 2 Tanda-Tanda Bunda Mau Melahirkan 3, 2, 1 Minggu Lagi
  • 3 Tanda-Tanda Bunda Melahirkan Tinggal Menghitung Hari
  • Referensi:
    1. Grow by WebMD, 6 Get-Your-Body-Back Moves for New Moms, https://www.webmd.com/parenting/baby/6-exercises-for-new-moms
    2. babycentre, Your post-baby belly: why it's changed and how to tone it, https://www.babycentre.co.uk/a1052298/your-post-baby-belly-why-its-changed-and-how-to-tone-it
    3. healthline, Saying Adieu to Your Postpartum Belly (but Celebrating It, Too), https://www.healthline.com/health/womens-health/postpartum-belly
    ← Ketahui Apa Saja Larangan Setelah Melahirkan Normal
    Cara Efektif Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan →

    TIM DALAM ARTIKEL INI

    Penulis
    Errisha Resty

    Errisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7.

    Sidebar Utama

    Pilihan Editor

  • 1 Urutan Shio Menurut Tahun Lahir dan Karakternya
  • 2 Ketahui Apa Saja Larangan Setelah Melahirkan Normal
  • 3 Cara Efektif Mengecilkan Perut Setelah Melahirkan
  • 4 Urutan Zodiak Berdasarkan Tanggal Lahir Bayi
  • 5 Jahitan Pasca Melahirkan Normal: Ciri Jahitan Kering, Infeksi, & Perawatan
  • 6 Larangan bagi Bunda Setelah Melahirkan Secara Caesar
  • 7 Melahirkan Caesar: Proses, Resiko, Kelebihan, & Efek Samping
  • 8 Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah: Risiko & Apa yang Perlu Disiapkan
    • Tentang Kami
    • Hubungi Kami
    • Persyaratan Penggunaan
    • Kebijakan Privasi

    Copyright © 2023 RuangBunda.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.