
Penting bagi Bunda untuk memahami ciri masa kesuburan. Dengan begitu, penentuan untuk memprediksi kapan terjadinya masa subur dapat dihitung setelah haid.
Masa subur atau fertil bagi wanita biasanya terjadi selama satu kali dalam satu siklus menstruasi. Namun, mungkin Bunda belum tahu kapan untuk memprediksi masa fertil terjadi.
Ciri-ciri datangnya masa subur dapat dilakukan dengan penghitungan secara manual setelah haid berdasarkan siklus menstruasi. Selain itu, Bunda juga bisa memantau suhu basal tubuh, ataupun dengan mengecek perubahan jumlah lendir seviks.
Kami juga menyajikan informasi penting mengenai apa saja faktor yang memengaruhi serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seputar masa kesuburan wanita. Mari simak!
Menentukan dan Menghitung Masa Subur Wanita
Memahami masa subur sangat penting untuk perencanaan kehamilan. Ada banyak metode untuk membantu menentukan masa ini. Berikut ini penjelasannya:

A. Perhitungan Berdasarkan Siklus Menstruasi Terpendek
Menghitung masa subur wanita berdasarkan siklus menstruasi terpendek dapat dipakai oleh wanita yang memiliki siklus haid tidak teratus. Caranya adalah dengan mengurangi 18 hari dari siklus terpendek yang dimiliki.
Misalnya, jika siklus terpendek adalah 26 hari, maka masa subur kemungkinan mulai pada hari ke 8 siklus (26-18=8). Perlu diingat bahwa masa fertil berlangsung sekitar 6 hari sehingga, perhitungannya dimulai setelah hari ke-8.
B. Perhitungan Berdasarkan Siklus Menstruasi Teratur
Untuk wanita yang memiliki siklus haid teratur, masa fertil biasanya jatuh di tengah siklus. Bila siklus haid secara konsisten berlangsung selama 28 hari, maka kemungkinan ovulasi terjadi pada hari ke-14.
Masa subur terjadi 5 hari sebelum ovulasi, sehingga bisa diperkirakan pada hari ke-9 hingga ke-14 menjadi waktu yang tepat jika ingin memiliki keturunan.
C. Perhitungan Berdasarkan Tanggal Ovulasi
Tanggal ovulasi untuk mengidentifikasi masa fertil dapat diperkirakan dengan mencatat tanggal menstruasi. Biasanya, ovulasi terjadi pada 12-16 hari sebelum haid berikutnya dimulai.
Sehingga, jika siklus rata-rata berlangsung selama 30 hari, kemungkinan ovulasi terjadi antara hari ke 14 dan 18 (30-12=18 dan 30-16=14).
D. Menggunakan Alat Perkiraan Ovulasi
Penggunaan alat perkiraan ovulasi menjadi salah satu cara akurat untuk mengetahui masa subur. Alat ini mendeteksi kadar hormon luteinizing (LH) dalam urin.
Biasanya, kadar LH akan mengalami lonjakan pada rentang waktu 24-48 jam sebelum ovulasi. Saat menggunakan alat perkiraan ovulasi, Bunda sebaiknya mengikuti instruksi dan menguji pada waktu yang disarankan untuk hasil yang paling akurat.
E. Melacak Perubahan Suhu Basal Tubuh
Suhu tubuh basal (BBT) pada wanita umumnya mengalami sedikit kenaikan setelah ovulasi. Dengan memantau BBT setiap hari, maka ovulasi dapat dideteksi dan bisa digunakan untuk memprediksi masa subur.
Pelacakan perubahan suhu BBT dapat dilakukan dengan cara mengukur BB setiap pagi kemudian catat hasilnya. Selanjutnya, ketika terjadi kenaikan suhu yang konsisten sekitar 0,5-1° C, maka kemungkinan sedang terjadi ovulasi.
F. Memantau Perubahan Lendir Serviks
Konsistensi dan jumlah lendir serviks mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Saat mendekati masa subur, lendir menjadi lebih banyak, bening, licin, dan melar, menyerupai putih telur mentah. Memantau perubahan ini dapat membantu mengidentifikasi hari-hari paling subur.
Baca Juga:
Faktor yang Mempengaruhi Masa Subur Wanita
Untuk memprediksi masa fertil, ada beberapa faktor yang perlu Bunda pertimbangkan. Sebut saja di antaranya:
A. Usia
Faktor pertama dalam menentukan masa fertil adalah usia. Pada umumnya, kesuburan memuncak pada akhir remaja dan umur awal 20-an. Lalu, tingkat fertilitas secara bertahap akan menurun setelah usia 30 tahun.
Sementara itu, penurunan kesuburan terjadi semakin cepat pada akhir umur 30-an dan awal 40-an. Penurunan ini memengaruhi kualitas dan kuantitas sel telur sehingga lebih sulit untuk hamil.
B. Ketidakseimbangan Hormon
Hormon yang tidak seimbang memberikan dampak yang signifan pada masa fertil dan siklus menstruasi. Kondisi medis seperti kelainan tiroid, hiperprolaktinemia, da sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menganggu ovulasi dan masa fertil.
Selain itu, gejala-gejalan lain seperti penambahan berat badan, jerawat, atau pertumbuhan rambut yang berlebihan harus berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi dan pengobatan.
C. Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur
Masa fertil sulit diprediksi jika siklus menstruasi tidak teratur. Ketidakteraturan bisa terjadi karena kenaikan atau penurunan berat badan yang signifikan, stres, olahraga terlalu intens, dan kondisi medis seperti PCOS.
Perlu lakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan terkait untuk memperbaiki siklus menjadi lebih teratur demi meningkatkan prediksi kesuburan dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan.
D. Waktu Sejak Melahirkan
Faktor selanjutnya yang dapat memengaruhi masa fertil adalah waktu yang berlalu sejak kelahiran terakhir. Beberapa wanita mengalami kembalinya kesuburan dalam beberapa minggu setelah melahirkan, sedangkan yang lain mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan atau lebih, terutama jika menyusui.
Alasannya, menyusui dapat menekan ovulasi pada beberapa wanita. Meskipun begitu, menyusui tidak dapat dijadikan sebagai bentuk kontrasepsi karena ovulasi masih dapat terjadi secara tidak terduga.
E. Gaya Hidup
Faktor gaya hidup yang dapat memengaruhi kesuburan adalah:
- Stres: dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon
- Pola makan: mengonsumsi makanan yang kurang bernutrisi dan tidak sehat
- Olahraga: melakukan olahraga yang berlebihan dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak teratur dan mengurangi kesuburan
- Berat badan: kelebihan atau kekurangan berat badan yang menimbulkan ketidakseimbangan hormon dan siklus haid yang tidak teratur
F. Kondisi Medis dan Pengobatan
Kondisi kesehatan yang memengaruhi fertilitas adalah sebagai berikut:
- Kondisi medis: endometriosis, penyakit radang panggul (PID), dan kelainan tuba falopi dapat mengurangi kesuburan dengan menyebabkan peradangan, jaringan parut, atau penyumbatan pada sistem reproduksi.
- Obat-obatan: beberapa obat seperti antidepresan spesifik, obat antiradang, dan kemoterapi, dapat memengaruhi kesuburan secara sementara atau permanen.
Baca Juga:
Tanda Ovulasi atau Masa Subur
Mengenali tanda-tanda ovulasi dapat membantu Bunda dalam menentukan hari-hari paling subur. Be

A. Peningkatan Libido
Pada masa fertilitas, banyak wanita yang mengalami peningkatan libido. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan hormon yang terjadi saat masa ovulasi. Meskipun begitu, meningkatnya libido juga bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti stres, kelelahan, dan dinamika hubungan.
B. Peningkatan Suhu Basal Tubuh
Setelah masa ovulasi, biasanya akan terjadi kenaikan suhu basal tubuh (BBT) sekitar 0,5-1° C. Dengan melakukan pemantauan suhu BBT, maka prediksi kapan ovulasi dan masa fertil terjadi bisa dihitung.
C. Sakit Perut atau Kram di Satu Sisi
Beberapa wanita mengalami sakit perut ringan atau kram di satu sisi panggul selama ovulasi, yang dikenal sebagai mittelschmerz. Biasanya, rasa sakit berlangsung selama beberapa jam hingga sehari dan bisa menjadi indikator ovulasi.
Sayangnya, gejala ini tidak dialami oleh semua wanita, dan ketidakhadirannya tidak serta merta menunjukkan kurangnya ovulasi.
D. Sensitivitas dan Kelembutan Payudara
Pada beberapa wanita, sensivitas dan kelembutan payudara dapat mengalami perubahan selama dalam masa ovulasi. Namun, ada baiknya untuk memantau nyeri payudara bersamaan dengan tanda-tanda lain seperti perubahan BBT ataupun peningkatan libido agar prediksi lebih akurat.
E. Perubahan Konsistensi dan Jumlah Lendir Serviks
Ketika mendekati masa fertilitas, lendir serviks menjadi lebih banyak, licin, bening, dan melar. Pemeriksaan perubahan lendir serviks dapat dilakukan dengan mengamati lendir di tisu toilet setelah diseka atau memasukkan jari yang bersih ke dalam vagina.
F. Bercak atau Pendarahan Ringan
Meskipun jarang, beberapa wanita mungkin mengalami bercak ringan atau pendarahan selama ovulasi. Hal ini terjadi karena adanya pelepasan sel telur yang sudah matang.
Namun, bercak juga bisa menjadi tanda masalah kesehatan reproduksi lainnya, jadi penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika khawatir.
Baca Juga:
Pertanyaan Umum tentang Masa Subur
Bunda mungkin memiliki beberapa pertanyaan seputar masa fertilitas. Berikut ini daftar pertanyaan serta jawaban yang bisa menjawab rasa penasaran Bunda:
A. Berapa hari setelah menstruasi masuk masa subur?
Masa subur biasanya terjadi sekitar 12-16 hari setelah dimulainya menstruasi bagi wanita dengan siklus teratur. Meskipun begitu, masa fertilitas dapat berlangsung beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi karena sperma dapat bertahan hidup di saluran reproduksi hingga 5 hari.
B. Apakah Wanita Bisa Langsung Hamil Setelah Ejakulasi di Dalam?
Ya, seorang wanita dapat hamil jika ejakulasi terjadi saat masa suburnya. Peluang pembuahan paling tinggi selama 24-48 jam sekitar ovulasi.
Namun, karena sperma dapat bertahan hidup hingga lima hari, pembuahan masih mungkin terjadi meskipun hubungan seksual terjadi beberapa hari sebelum ovulasi. Oleh sebab itu, disarankan untuk memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
C. Apa Tanda-tanda Wanita yang Sangat Subur?
Tanda-tanda wanita yang sangat subur adalah sebagai berikut:
- Siklus menstruasi yang teratur
- Perubahan suhu tubuh basal yang teratur
- Perubahan lendir serviks yang nyata
- Peningkatan libido saat masa fertil
Meskipun begitu, perlu dilakukan konsultasi dengan dokter kandungan untuk menentukan status kesuburan dengan lebih akurat.
D. Seberapa Sering Wanita Mengalami Masa Suburnya dalam Sebulan?
Seorang wanita biasanya mengalami masa suburnya satu kali per siklus menstruasi. Biasanya, masa fertilitas berlangsung selama 5 hari, dengan kemungkinan pembuahan tertinggi terjadi dalam 24-48 jam setelah ovulasi.
E. Bisakah Seorang Wanita Hamil Selama Menstruasi?
Meskipun kemungkinan pembuahan lebih rendah selama menstruasi, kehamilan masih mungkin terjadi jika hubungan seksual terjadi selama waktu ini.
Sperma dapat bertahan hingga lima hari, dan jika seorang wanita memiliki siklus menstruasi yang pendek atau periode yang bertahan lama, ovulasi dapat terjadi segera setelah menstruasi berakhir.
F. Apakah Haid Tidak Teratur Dapat Memengaruhi Kesuburan?
Ya, haid tidak teratur dapat memengaruhi masa fertilitas karena sulit untuk memprediksi kapan masa menstruasi dan ovulasi terjadi.
Maka dari itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan bantuan medis agar bisa menentukan kesuburan secara lebih akurat.
Baca Juga:
Pentingnya Kesehatan Tubuh untuk Menjaga Kesuburan Wanita
Masa subur wanita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk siklus menstruasi, perubahan jumlah lendir serviks, dan perubahan suhu basal tubuh.
Kestabilan hormon, pemenuhan makanan yang bergizi, serta kondisi mental yang sehat dapat membantu dalam menstabilkan siklus menstruasi. Dengan begitu, masa ovulasi dan fertilitas dapat diprediksi.
Baca Juga:
- NHS, Can I get pregnant just after my period has finished?, https://www.nhs.uk/common-health-questions/pregnancy/can-i-get-pregnant-just-after-my-period-has-finished/
- yourfertility, Right time for sex, https://www.yourfertility.org.au/everyone/timing
- National Library of Medicine, The timing of the “fertile window” in the menstrual cycle: day specific estimates from a prospective study, The timing of the “fertile window” in the menstrual cycle: day specific estimates from a prospective study