
Selama usia kehamilan 41, 42 minggu, organ dan posisi janin umumnya sudah siap untuk lahir. Hal itu membuat perut Bunda tampak menonjol turun.
Sebagian besar kehamilan berlangsung selama 40 minggu, tapi bisa berkisar antara 38 hingga 42 minggu. Ketika bayi belum lahir pada minggu ke 41 atau 42 sering disebut sebagai kehamilan terlambat
Di usia kehamilan 41 dan 42 minggu ini, janin biasanya memiliki organ yang sudah tumbuh dengan sempurna dan siap untuk menjalani kehidupan di luar kandungan.
Bila sudah siap untuk lahir, janin biasanya sudah berada di jalan lahir atau di panggul sehingga membuat perut ibu hamil terlihat menonjol di bagian bawah. Berikut info lengkapnya!
Perkembangan Janin pada 41, 42 Minggu
Berikut ini perkembangan janin usia 41 hingga 42 minggu yang perlu Bunda perhatikan;
1. Perkembangan Fisik
Berikut adalah perkembangan fisik yang terjadi pada bayi pada kandungan;
A. Ukuran dan Berat
Pada minggu ke 41 dan 42, panjang janin biasanya sekitar 20-22 inci (51-56 cm) dan berat antara 7,5 dan 9,5 pon (3,4-4,3 kg). Namun, ukuran bayi individu bervariasi, dan beberapa mungkin lebih kecil atau lebih besar dari rata-rata.
B. Perkembangan Organ
Pada tahap ini, organ bayi sudah sempurna sepenuhnya dan siap untuk tumbuh di luar kandungan. Paru-paru telah mengembangkan surfaktan, zat yang membantu mereka mengembang dan berfungsi dengan baik setelah lahir. Sistem pencernaan siap memproses ASI atau susu formula, dan hati dapat memproses produk limbah secara efektif.
2. Perkembangan Perilaku
A. Gerakan dan Pola Tidur
Pada minggu ke 41 dan 42, gerakan bayi mungkin sedikit berubah karena terbatasnya ruang di dalam rahim. Ibu hamil mungkin merasakan lebih sedikit tendangan dan lebih banyak gulungan atau peregangan. Bayi juga memiliki siklus tidur dan bangun yang lebih teratur, seringkali tidur hingga 90% dari waktunya.
B. Posisi di rahim
Pada tahap ini, sebagian besar bayi telah duduk dengan posisi kepala menunduk, mempersiapkan persalinan pervaginam. Namun, beberapa bayi mungkin berada dalam posisi sungsang, dengan posisi bokong atau kaki menghadap ke bawah.
Baca Juga:
Perubahan Fisik dan Emosional pada Kehamilan 41, 42 Minggu
Bunda mungkin kan merasakan beberapa perubahan fisik dan emoisonal sebagai berikut;
1. Perubahan Fisik
A. Kontraksi Braxton Hicks
Ibu hamil mungkin mengalami kontraksi Braxton Hicks yang lebih sering dan intens selama minggu ke 41 dan 42. Kontraksi “latihan” ini membantu mempersiapkan rahim untuk persalinan tetapi belum menjadi kontraksi persalinan yang sebenarnya.
B. Penambahan Berat Badan dan Pembengkakan
Pertambahan berat badan cenderung melambat selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Namun, pembengkakan di tungkai, telapak kaki, dan tangan bisa tetap ada. Ibu hamil harus tetap terhidrasi, menghindari berdiri dalam waktu lama, dan meninggikan kaki jika memungkinkan untuk mengurangi pembengkakan.
C. Naluri Bersarang
Naluri bersarang sering muncul selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Ibu hamil mungkin merasakan dorongan yang kuat untuk membersihkan, mengatur, dan mempersiapkan rumah untuk menyambut kedatangan bayi. Hal itu adalah bagian normal dari proses menunggu kelahiran.
2. Perubahan Emosional
A. Antisipasi dan Kecemasan
Saat mendekati HPL, Bunda mungkin merasakan perpaduan antara kegembiraan, antisipasi, dan kecemasan. Khawatir tentang persalinandan kesehatan bayi adalah hal yang wajar. Namun, Bunda perlu memperhatikan nutrisi dan kesehatan diri.
B. Kelelahan dan Mudah Marah
Mengalami perubahan fisik di minggu 41 dan 42 dapat menyebabkan peningkatan kelelahan dan membuat Bunda jadi lekas marah. Memprioritaskan istirahat, meminta bantuan untuk tugas sehari-hari, dan mempraktikkan perawatan diri dapat membantu meringankan perasaan tersebut.
C. Kekhawatiran tentang Pembukaan dan Persalinan
Ketakutan tentang pembukaan dan persalinan dapat meningkat selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Ibu hamil harus mendiskusikan kekhawatiran mereka dengan penyedia layanan kesehatan yang dapat memberikan jaminan, menjawab pertanyaan, dan memberikan panduan tentang apa yang harus dilakukan.
Baca Juga:
Tahapan Persalinan
Ada beberapa tahapan persalinan yang perlu Bunda ketahui, berikut beberapa tahapannya;
1. Tanda-Tanda Persalinan
A. Kontraksi Teratur
Kontraksi persalinan yang sebenarnya berbeda dari kontraksi Braxton Hicks karena kontraksi tersebut teratur, intensitasnya meningkat, dan tidak mereda dengan istirahat atau hidrasi. Ketika kontraksi secara konsisten terjadi setiap 5-10 menit dan berlangsung selama 45-60 detik, mungkin sudah waktunya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan.
B. Pecah Ketuban
Pecahnya kantung ketuban adalah tanda persalinan lainnya. Jika Bunda mengalami semburan atau tetesan cairan, maka harus segera menghubungi dokter.
C. Pelepasan Sumbat Lendir
Pelepasan sumbat lendir atau lendir kental yang menutup pembukaan serviks selama kehamilan dapat menandakan bahwa persalinan sudah dekat. Kondisi ini dapat terjadi berjam-jam atau berhari-hari sebelum persalinan dimulai.
2. Membuat Rencana Kelahiran
Rencana kelahiran ibu hamil mencakup persalinan dan perawatan pascapersalinan. Mendiskusikan rencana kelahiran dengan penyedia layanan kesehatan dan orang-orang pendukung dapat membantu memastikan semua orang mengetahui keinginan ibu dan dapat mengakomodirnya sebaik mungkin.
3. Mengepak Perlengkapan
Mengemas tas rumah sakit terlebih dahulu dapat mengurangi stres saat persalinan dimulai. Barang-barang penting yang harus Bunda siapkan adalah pakaian yang nyaman, perlengkapan mandi, makanan ringan, dan barang apa pun yang diinginkan untuk mendukung persalinan.
Baca Juga:
Perawatan Medis dan Intervensi
Berikut beberapa perawatan medis dan intervensi yang perlu Bunda pertimbangan sebagai rangkaian persiapan persalinan;
1. Pilihan Pereda Nyeri Non-Medis
A. Teknik Pernapasan
Teknik pernapasan terfokus, seperti Lamaze atau pernapasan berpola dapat membantu mengatasi rasa sakit dan stres selama persalinan. Ibu yang hamil dapat mempelajari dan mempraktikkan teknik ini di kelas prenatal atau dengan bimbingan dokter.
B. Pijat dan Relaksasi
Pijat dan sentuhan lembut dapat meredakan nyeri dan relaksasi selama persalinan. Orang yang menunggu Bunda melahirkan dapat mempelajari teknik ini untuk membantu ibu yang melahirkan.
C. Hidroterapi
Hidroterapi yang melibatkan penggunaan air untuk menghilangkan rasa sakit dapat bermanfaat selama persalinan. Pilihannya termasuk mandi air hangat atau duduk di bak persalinan yang dapat membantu mengendurkan otot dan meredakan kontraksi.
2. Intervensi Medis
A. Induksi Persalinan
Jika kehamilan melampaui 41 atau 42 minggu, dokter bisa menyarankan untuk menginduksi persalinan. Metode induksi termasuk penggunaan obat-obatan seperti prostaglandin atau pitocin, pecah ketuban buatan, atau pematangan serviks menggunakan kateter foley atau laminaria.
B. Birth Support
Dalam beberapa kasus, persalinan dengan bantuan mungkin diperlukan. Hal itu dapat melibatkan penggunaan forsep atau ekstraktor vakum untuk membantu memandu bayi keluar dari jalan lahir selama tahap akhir persalinan.
C. Operasi Caesar
Operasi caesar adalah prosedur pembedahan di mana bayi dilahirkan melalui sayatan di perut dan rahim ibu. Operasi caesar mungkin diperlukan jika ada komplikasi selama persalinan dalam posisi sungsang dan tidak dapat diputar secara manual.
Baca Juga:
Kenapa Usia 41-42 Minggu Belum Melahirkan?
Berikut adalah penjelasan apakah belum melahirkan di usia 41 dan 42 minggu berbahaya atau tidak beserta penyebab kelahiran terlambat.
Bahayakah Usia Kandungan 41-42 Minggu Belum Melahirkan?
Usia kehamilan 41 dan 42 minggu sebenarnya masih dianggap normal dan belum terlambat untuk melahirkan. Persalinan akan dianggap terlambat bila kehamilan di atas usia 42 minggu.
Namun, setelah memasuki usia kehamilan 41 minggu, plasenta semakin lama akan semakin menyusut sehingga mulai mengalami penurunan fungsi.
Oleh karena itu, jika usia kehamilan 42 minggu Bunda belum ada tanda-tanda melahirkan juga, janin berisiko tidak bisa mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Penyebab Kelahiran Terlambat
1. Perhitungan HPL yang Tidak Akurat
Salah satu alasan paling umum untuk kehamilan yang melebihi 40 minggu adalah perhitungan tanggal jatuh tempo yang tidak akurat. Jika tanggal pembuahan atau periode menstruasi terakhir Bunda tidak pasti, perkiraan tanggal kelahiran mungkin meleset seminggu atau lebih.
2. Faktor Genetik
Faktor genetik dapat berperan dalam kehamilan yang terlambat. Jika ibu atau anggota keluarga dekat lainnya mengalami kehamilan yang terlambat, kemungkinan besar kehamilan Bunda dapat melampaui 40 minggu.
3. Kehamilan Pertama Kali
Ibu yang baru pertama kali hamil lebih mungkin mengalami kehamilan yang terlambat. Panjang rata-rata kehamilan pertama kali adalah 41 minggu, sedangkan kehamilan berikutnya cenderung sedikit lebih pendek.
Baca Juga:
Potensi Komplikasi Kesehatan
Berikut beberapa potensi komplikasi yang mungkin terjadi di usia kehamilan 41 dan 42 minggu. Berikut beberapa contohnya;
1. Insufisiensi Plasenta
Saat kehamilan berlanjut melebihi 40 minggu, risiko insufisiensi plasenta meningkat. Kondisi ini terjadi ketika plasenta tidak dapat memberi bayi cukup oksigen dan nutrisi, yang berpotensi menyebabkan hambatan pertumbuhan dan komplikasi lainnya.
2. Aspirasi Mekonium
Bayi yang terlambat lebih mungkin mengeluarkan mekonium (buang air besar pertama mereka) di dalam rahim. Jika bayi menghirup mekonium ke dalam paru-parunya, hal itu dapat menyebabkan kondisi yang disebut sindrom aspirasi mekonium, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan setelah lahir.
3. Makrosomia
Kehamilan yang berkepanjangan meningkatkan risiko makrosomia, atau bayi yang lebih besar dari rata-rata. Bayi dengan berat lebih dari 8 pon, 13 ons (4.000 gram) dianggap makrosomik yang dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan dan melahirkan, seperti distosia bahu atau perlunya operasi caesar.
Baca Juga:
Tetap Pantau Kehamilan Usia 41, 42 Minggu
Usia kehamilan 41 dan 42 minggu acap kali dianggap terlambat. Padahal, usia tersebut belum termasuk terlambat. Namun, harus dipastikan bila Bunda mengalami tanda-tanda melahirkan di usia kehamilan ini.
Jika tak merasakan tanda-tanda melahirkan, seperti kontraksi terus menerus, nyeri di punggul, ketuban pecah, maka Bunda perlu menghubungi dokter.
Baca Juga:
- NHS, week by week pregnancy, https://www.nhs.uk/pregnancy/week-by-week/
- Baby Center, Pregnancy Week by Week, https://www.babycenter.com/pregnancy/week-by-week
- What to Expect, Your Pregnancy Week-by-Week, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/week-by-week/