
Bunda, pelajari tentang perkembangan janin usia kehamilan 39 minggu. Selain itu, pahami juga perubahan bentuk perut, tinggi fundus uteri, emosional ibu, serta persiapan persalinan dan melahirkan.
Selamat Bunda! Sampai di kehamilan usia 39 minggu, itu berarti Bunda sudah semakin dekat dengan masa persalinan. Kegembiraan bercampur rasa khawatir tentu ibu hamil akan rasakan di fase ini.
Wajar merasakan kekhawatiran, tapi Bunda tetap harus menjaga kesehatan diri dengan mengonsumsi makanan-makanan penuh nutrisi.
Selain itu, Bunda juga bisa membekali diri dengan menambah wawasan mengenai perkembangan janin yang terjadi pada usia kehamilan ini. Termasuk ukuran, berat, posisi, dan penampilan fisik janin.
Tak hanya itu saja, juga ada informasi mengenai perubahan fisik Bunda. Contohnya seperti bentuk perut, tinggi fundus uteri, lingkar perut, dan lain-lain.
Dapatkan juga tips berharga untuk persiapan persalinan. Selamat membaca!
Perkembangan Janin Selama Kehamilan 39 Minggu
Seperti apa perkembangan janin di usia 39 minggu? Berikut informasi lengkapnya.
A. Ukuran, Berat, Posisi, dan Bentuk Fisik Janin
Pada usia kehamilan 39 minggu, janin mencapai tahap krusial. Ukurannya sekitar 50 cm dengan berat rata-rata 3-3,25 kg.
Ya, kira-kira sebesar semangka kecil. Ukuran bayi dapat bervariasi karena genetik atau faktor lainnya.
Posisi kepala bayi sudah ada di bawah atau yang dikenal sebagai presentasi vertex untuk mempersiapkan kelahiran. Tungkai janin sekarang kompak, terlipat di tubuhnya. Kepala bayi mungkin juga masuk ke dalam panggul ibu, proses yang disebut “lightening”.
B. Perubahan Bentuk dan Penampilan Fisik Janin
Penampilan fisik janin sudah matang. Rambut halus, yang disebut lanugo, setelah menutupi tubuh mulai rontok.
Vernix caseosa, zat putih seperti lilin yang melindungi kulit, mulai berkurang. Meski demikian, beberapa mungkin tetap ada saat lahir. Kulit bayi yang sebelumnya tampak keriput kini tampak lebih halus akibat penumpukan lemak.
Kuku tangan dan kaki mencapai ujung jari. Rambut bayi bisa tumbuh lebih tebal.
C. Pertumbuhan dan Gerakan Janin
Pertumbuhan janin melambat karena bayi kehabisan ruang di dalam rahim. Gerakan mungkin terasa berbeda, tetapi frekuensinya harus tetap konsisten.
Calon ibu mungkin mengalami tendangan dan gulungan yang lebih kuat saat bayi menyesuaikan diri di dalam rahim. Namun, gerakan bayi mungkin kurang terasa dan berubah menjadi dorongan yang lebih lembut.
Sangat penting bagi calon ibu untuk memantau pergerakan ini. Laporkan setiap perubahan signifikan kepada penyedia layanan kesehatan mereka.
D. Pengembangan Organ-Organ Utama dan Sistem
Pada usia 39 minggu, organ dan sistem bayi mencapai perkembangan penuh. Paru-paru terus matang, menghasilkan lebih banyak surfaktan untuk memfasilitasi pernapasan pasca melahirkan.
Sistem pencernaan bayi sekarang dapat memproses ASI. Sementara itu, sistem kekebalan tubuh mewarisi antibodi ibu untuk melawan infeksi.
Perkembangan otak berkembang pesat dengan neuron dan sinapsis terbentuk dengan kecepatan yang mengesankan.
Hati bayi juga telah matang dan sekarang dapat memproses bilirubin yang mengurangi risiko penyakit kuning setelah lahir. Ginjal dapat menyaring limbah dan jantung bayi memompa darah melalui sistem peredaran darah yang terbentuk sempurna.
Indra bayi, seperti penglihatan dan pendengaran, terus berkembang. Meski demikian, setelah lahir indra-indra ini juga akan terus berkembang.
E. Hasil Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan USG pada usia kehamilan 39 minggu dapat mengungkapkan posisi bayi, lokasi plasenta, dan tingkat cairan ketuban. Hal tersebut juga dapat memperkirakan berat dan ukuran bayi, meskipun mungkin tidak sepenuhnya akurat.
Ultrasonografi membantu mengidentifikasi potensi komplikasi sebelum persalinan dan melahirkan, seperti plasenta previa, cairan ketuban rendah, atau masalah tali pusat. Ini juga membantu penyedia layanan kesehatan dalam menentukan kebutuhan untuk induksi atau operasi caesar.
Baca Juga:
Perubahan Fisik dan Emosional Ibu Selama Kehamilan 39 Minggu
Selama 39 minggu kehamilan, ibu hamil akan mengalami gejala dan perubahan fisik, serta perubahan emosional. Berikut informasinya;

A. Perubahan Fisik
Menjelang tanggal kelahiran, calon ibu mungkin mengalami berbagai perubahan fisik. Salah satunya yang terlihat adalah pertambahan berat badan.
Rata-rata, berat badan akan bertambah sekitar 11-16 kg selama masa kehamilan. Pertambahan tersebut biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Bagi ibu hamil dengan BMI normal, pada periode ini akan bertambah sekitar 10,9 sampai 15,4 kg. Kemudian, untuk yang memiliki BMI berlebih penambahannya sekitar 6,6-11 kg. Sementara itu, untuk ibu dengan BMI kurang mengalami pertambahan sekitar 12,2 hingga 17,5 kg.
Selain itu, payudara mungkin terasa lebih penuh dan berat. Beberapa calon ibu juga berpotensi mengalami kebocoran kolostrum dari puting susu.
Adapun perubahan fisik lainnya meliputi:
- Kontraksi Braxton Hicks: kontraksi yang tidak teratur dan tidak nyeri, sering disebut sebagai “kontraksi latihan”, dapat menjadi lebih sering dan terlihat.
- Lightening: saat kepala bayi masuk ke panggul, ibu mungkin merasa lebih mudah bernapas tetapi mengalami peningkatan tekanan panggul dan lebih sering buang air kecil.
- Naluri bersarang atau nesting: gelombang energi yang tiba-tiba dapat menyebabkan keinginan yang luar biasa untuk membersihkan dan mengatur rumah.
- Pembengkakan: beberapa wanita mungkin mengalami pembengkakan di tangan, kaki, atau pergelangan kaki karena peningkatan volume darah dan retensi cairan.
- Keputihan: keputihan dapat meningkat dan menjadi lebih tebal, kadang-kadang dengan semburat merah muda atau kecoklatan, karena serviks mulai menipis dan melebar.
B. Bentuk & Ukuran Perut
Bentuk dan ukuran perut pada usia kehamilan 39 minggu berbeda-beda pada setiap individu. Tinggi fundus uteri yang diukur dari tulang kemaluan ke bagian atas rahim, biasanya berkisar antara 37-41 cm. Sementara itu, lingkar perut kurang lebih juga bertambah 37-41 cm dari sebelum hamil.
Perut mungkin tampak lebih rendah saat bayi turun ke panggul. Beberapa ibu mungkin memperhatikan bahwa perut mereka berubah bentuk saat bayi menyesuaikan posisinya.
C. Perubahan Hormonal
Selama usia 39 minggu kehamilan, perubahan hormonal terus berdampak pada tubuh ibu. Hormon relaxin mengendurkan ligamen di panggul untuk mempersiapkan persalinan.
Kadar progesteron dan estrogen tetap tinggi yang berguna mendukung kehamilan hingga melahirkan. Kadar oksitosin juga dapat meningkat, nantinya memicu kontraksi rahim dan membantu permulaan persalinan.
D. Perubahan Emosional
Pada periode ini, Bunda mungkin akan merasakan kegembiraan dan antisipasi menanti kedatangan si kecil. Akan tetapi, mungkin juga merasa cemas dan takut tentang persalinan.
Emosi ini sepenuhnya normal. Calon ibu harus mengomunikasikan perasaan mereka dengan pasangan, teman, atau penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan dukungan.
Wanita hamil juga sering mengalami mimpi yang jelas dan malam yang gelisah. Hal tersebut bisa terjadi karena pikiran tentang persalinan dan dinamika keluarga di masa depan memenuhi pikiran mereka.
Baca Juga:
Pertimbangan Nutrisi dan Gaya Hidup Selama Kehamilan 39 Minggu
Berikut ini adalah nutrisi dan gaya hidup yang dapat Bunda pertimbangkan selama usia kehamilan 39 minggu.
A. Kebutuhan Nutrisi dan Pentingnya Diet Seimbang untuk Kesehatan Ibu dan Janin
Di usia kehamilan 39 minggu, diet seimbang tetap penting untuk kesehatan ibu dan janin. Kebutuhan nutrisi ibu meningkat untuk mendukung perkembangan janin dan mempersiapkan persalinan dan menyusui.
Pola makan yang lengkap harus mencakup protein, lemak sehat, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan produk susu. Tetap terhidrasi dengan baik juga penting, jadi minumlah setidaknya 8-10 gelas air setiap hari.
B. Makanan yang Harus dikonsumsi dan Suplemen yang Direkomendasikan
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, fokuslah pada konsumsi makanan padat nutrisi. Beberapa saran meliputi:
- Protein: daging tanpa lemak, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, dan lentil.
- Lemak sehat: alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Biji-bijian utuh: nasi merah, roti gandum, quinoa, dan oat.
- Buah dan sayuran: baik segar maupun matang. Sertakan sayuran hijau, seperti bayam dan kangkung, untuk tambahan zat besi dan kalsium.
- Produk susu: susu, yogurt, dan keju. Pilih opsi rendah lemak jika diinginkan.
Wanita hamil juga harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi vitamin prenatal, yang mengandung nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, kalsium, dan vitamin D, untuk melengkapi diet mereka.
Suplemen asam lemak omega-3 juga bermanfaat, terutama untuk perkembangan otak dan mata.
C. Makanan, Zat, dan Kebiasaan Gaya Hidup Berbahaya yang Harus Dihindari Selama Kehamilan
Beberapa makanan dan zat harus dihindari selama kehamilan untuk meminimalkan risiko kesehatan. Contohnya termasuk:
- Daging, unggas, dan ikan mentah atau setengah matang.
- Produk susu yang tidak dipasteurisasi.
- Ikan dengan merkuri tinggi, seperti hiu, ikan todak, dan king mackerel.
- Telur mentah atau setengah matang.
- Alkohol dan tembakau.
Selain itu, wanita hamil harus membatasi asupan kafein mereka tidak lebih dari 200 mg per hari – kira-kira setara dengan satu cangkir kopi 12 ons. Hindari paparan asap rokok dan minimalkan stres untuk memastikan kehamilan yang sehat.
D. Rekomendasi Olahraga dan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik tetap penting selama kehamilan usia 39 minggu. Targetkan setidaknya 150 menit aktivitas low impact seperti jalan cepat atau berenang.
Yoga prenatal dan pilates juga dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot saat melahirkan.
Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan sebelum memulai program olahraga apa pun. Ingatlah untuk mendengarkan tubuh Anda dan hindari terlalu memaksakan diri.
E. Mendapatkan Cukup Istirahat dan Tidur
Prioritaskan istirahat dan tidur saat tubuh bersiap untuk persalinan. Latih kebersihan tidur yang baik dengan menetapkan jadwal tidur yang teratur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari layar sebelum tidur.
Pertimbangkan untuk menggunakan bantal ekstra sebagai penopang. Hal tersebut karena menemukan posisi tidur yang nyaman menjadi lebih sulit di minggu-minggu terakhir kehamilan.
F. Pentingnya Menjaga Kesejahteraan Mental dan Emosional
Menjaga kesehatan mental dan emosional sangat penting selama kehamilan. Carilah dukungan dari orang tersayang, praktikkan teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam dan meditasi.
Selain itu, Bunda juga bisa mempertimbangkan untuk bergabung dengan kelas prenatal agar terhubung dengan ibu hamil lainnya. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika perasaan cemas atau depresi menjadi berlebihan.
G. Panduan untuk Aktivitas Seksual yang Aman
Aktivitas seksual umumnya aman selama kehamilan, selama tidak ada komplikasi atau kekhawatiran. Namun, beberapa wanita mungkin mengalami ketidaknyamanan atau berkurangnya libido.
Berkomunikasi secara terbuka dengan pasangan Anda tentang kebutuhan dan preferensi Anda. Bereksperimenlah dengan berbagai posisi untuk menemukan posisi yang paling nyaman bagi Anda.
Baca Juga:
Persiapan Persalinan dan Kelahiran
Informasi mengenai persiapan persalinan dan kelahiran dapat Bunda simak berikut ini.
A. Tanda-Tanda Mendekati Persalinan
Saat tanggal jatuh tempo semakin dekat, waspadai tanda-tanda bahwa persalinan mungkin sudah dekat:
- Lightening: kepala bayi masuk ke panggul, menyebabkan peningkatan tekanan panggul dan pernapasan lebih mudah.
- Naluri bersarang: gelombang energi yang tiba-tiba, menghasilkan keinginan untuk membersihkan dan menata rumah.
- Peningkatan keputihan: keputihan yang lebih kental, merah muda atau kecoklatan mungkin muncul saat serviks mulai menipis dan melebar.
- Bloody show: bagian dari sumbat lendir, yang dapat diwarnai dengan darah, mungkin menandakan persalinan sudah dekat.
- Kontraksi: kontraksi yang teratur dan menyakitkan yang intensitas dan frekuensinya meningkat adalah tanda bahwa persalinan telah dimulai.
- Nyeri punggung: nyeri punggung bawah yang tumpul dan terus-menerus terkadang bisa menjadi tanda persalinan dini, terutama jika disertai kontraksi atau gejala lainnya.
B. Pentingnya Memantau Perubahan Tubuh dan Menghubungi Dokter atau Bidan
Pantau tubuh Bunda dengan cermat untuk setiap perubahan dan hubungi dokter atau bidan jika mengalami:
- Kontraksi teratur yang tumbuh lebih kuat dan lebih dekat bersama.
- Pecah ketuban yang ditandai semburan tiba-tiba atau aliran lambat cairan dari vagina.
- Penurunan gerakan janin yang Kurang dari 10 tendangan dalam periode 2 jam.
- Sakit kepala parah, perubahan penglihatan, atau pembengkakan, yang mungkin mengindikasikan preeklampsia.
- Sakit perut yang hebat, demam, atau menggigil, karena ini mungkin menandakan infeksi.
C. Menghitung Perkiraan Tanggal Persalinan
Estimasi tanggal kelahiran atau EDD dihitung berdasarkan hari pertama periode menstruasi terakhir (HPHT) dan rata-rata periode kehamilan 40 minggu. Namun, hanya 5% bayi yang lahir tepat pada tanggal jatuh tempo.
Umumnya, dianggap normal jika bayi lahir dalam waktu dua minggu sebelum atau setelah EDD. Pengukuran ultrasonografi selama kehamilan dapat memberikan EDD yang lebih akurat, tetapi tentu saja masih ada beberapa variabilitas.
D. Usia Kehamilan Rata-Rata untuk Melahirkan dan Tanda-Tanda 2 Minggu sebelum Melahirkan
Usia kehamilan rata-rata untuk melahirkan adalah sekitar 40 minggu, tetapi tidak jarang bayi lahir antara 38 dan 42 minggu. Beberapa tanda bahwa persalinan dapat dimulai dalam dua minggu ke depan meliputi:
- Bayi jatuh lebih rendah di panggul
- Peningkatan kontraksi Braxton Hicks
- Hilangnya sumbat lendir atau bloody show
- Diare atau gejala seperti flu
- Peningkatan kelelahan atau kesulitan tidur
E. Kapan Pergi Ke Rumah Sakit atau Pusat Persalinan?
Mengetahui kapan harus pergi ke rumah sakit atau pusat bersalin sangat penting untuk Bunda ketahui. Tanda-tanda umum bahwa sudah waktunya pergi ke rumah sakit atau pusat bersalin meliputi:
- Merasakan kontraksi yang secara konsisten dengan frekuensi lebih cepat, menjadi lebih kuat, dan lebih tahan lama.
- Semburan cairan yang tiba-tiba atau lambat dari vagina menunjukkan bahwa kantung ketuban telah pecah.
- Bila ada pendarahan harus segera ke rumah sakit atau pusat persalinan
F. Tahapan Persalinan
Tahapan pembukaan persalinan terdiri dari 10 tahap yang dibagi menjadi tiga fase. Berikut rinciannya.
1. Fase Pembukaan
Fase pembukaan terdiri dari 8 tahapan yang dapat menandakan sejauh mana bayi berusaha untuk ke luar dari rahim. Berikut beberapa tahapannya;
Tahap 1: Pembukaan 1 (serviks membuka sekitar 1 cm)
Tahap 2: Pembukaan 2 (serviks membuka sekitar 2 cm)
Tahap 3: Pembukaan 3 (serviks membuka sekitar 3 cm)
Tahap 4: Pembukaan 4 (serviks membuka sekitar 4 cm)
Tahap 5: Pembukaan 5 (serviks membuka sekitar 5 cm)
Tahap 6: Pembukaan 6 (serviks membuka sekitar 6 cm)
Tahap 7: Pembukaan 7 (serviks membuka sekitar 7 cm)
Tahap 8: Pembukaan 8 (serviks membuka sekitar 8 cm)
2. Fase Transisi
Fase ini bisa sangat intens dan menyakitkan. Kontraksi akan datang berdekatan dan dapat berlangsung selama 60 hingga 90 detik.
Bunda akan mengalami tekanan di punggung bawah dan rektum. Pada tahap transisi dan persalinan, serviks sudah masuk pada pembukaan 9-10 di mana serviks membuka sekitar 9-10 cm.
3. Fase Pengeluaran Janin
Fase pengeluaran janin adalah tahap ketiga dari persalinan. Pada fase ini, janin akan keluar dari rahim melalui vagina. Fase pengeluaran janin dimulai setelah serviks terbuka sepenuhnya dan berakhir ketika bayi lahir.
Pada fase ini, Bunda akan merasakan dorongan untuk mengejan dan bayi akan keluar dari rahim. Fase pengeluaran janin biasanya berlangsung selama 30 menit hingga 1 jam 2. Berbeda-beda tergantung kondisi dan posisi bayi serta Bunda.
4. Opsi Pereda Nyeri
Ada beberapa opsi pereda nyeri yang bisa Bunda pilih untuk mengatasi sakit saat pembukaan dan persiapan persalinan. Berikut beberapa di antaranya;
- Metode alami dengan cara melakukan teknik pernapasan, visualisasi, pijatan, dan hidroterapi dapat membantu mengatasi rasa sakit
- Obat-obatan pereda nyeri seperti epidural, blok tulang belakang, dan analgesik dapat membantu mengatasi rasa sakit selama persalinan.
- Intervensi medis, seperti forceps atau ekstraksi vakum, mungkin diperlukan dalam situasi tertentu
Sangat penting untuk mendiskusikan opsi ini dengan dokter dan memasukkan preferensi dalam rencana persalinan. Namun, bersiaplah untuk perubahan, karena pembukaan dan persalinan sulit untuk diprediksi.
Baca Juga:
Apa yang Harus Dilakukan Selama Bulan Kesembilan Kehamilan
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Bunda lakukan pada saat usia kehamilan 39 minggu.

A. Menjaga Kesehatan dan Kebersihan Diri
Tetap utamakan kesehatan dan kebersihan selama kehamilan bulan kesembilan. Hadiri semua janji pranatal, makan makanan seimbang, dan tetap terhidrasi.
Selain itu, tetap berolahraga teratur seperti yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda. Lakukan kebersihan gigi yang baik dan mandi secara teratur untuk mengurangi risiko infeksi.
B. Pantau Gerakan Bayi dan Hitung Tendangan
Pantau gerakan bayi dan catat penghitungan tendangan. Jika melihat penurunan gerakan janin yang signifikan, segera hubungi penyedia layanan kesehatankarena ini mungkin merupakan tanda potensi masalah. Ingatlah bahwa tingkat aktivitas setiap bayi berbeda, tetapi konsistensi dalam gerakan adalah kuncinya.
C. Menyiapkan Keperluan Bayi dan Persiapan Rumah
Pastikan rumah Anda sudah siap untuk kedatangan bayi. Siapkan kamar bayi dengan tempat tidur bayi, meja ganti, dan kebutuhan penting lainnya. Contohnya seperti persediaan popok, tisu, pakaian bayi, dan perlengkapan makan.
Pasang kursi mobil di kendaraan Anda dan biasakan diri dengan cara mengamankan bayi dengan benar. Juga, pertimbangkan untuk melindungi bayi Anda di rumah untuk menciptakan lingkungan yang aman.
D. Mengembangkan Rencana Persalinan dan Memilih Fasilitas Kesehatan
Buat rencana kelahiran yang menguraikan preferensi Anda untuk persalinan dan kelahiran. Termasuk opsi manajemen nyeri, intervensi yang diinginkan, dan tim pendukung yang ingin dihadirkan selama persalinan.
Diskusikan rencana dengan penyedia layanan kesehatan Anda dan pilih rumah sakit atau pusat bersalin yang sesuai dengan kebutuhan. Ikuti tur fasilitas dan tanyakan tentang kebijakan dan prosedur mereka.
E. Tips dan Tindakan Pencegahan Lainnya
Adapun beberapa tips dan tindakan pencegahan lainnya dapat disimak berikut ini.
1. Tanda dan Gejala Potensi Masalah Kesehatan, Komplikasi, atau Keguguran
Waspadai gejala yang tidak biasa, seperti sakit perut yang parah, pendarahan hebat, atau demam tinggi, dan segera hubungi penyedia layanan kesehatan. Adapun komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
- Preeklampsia
Preeklampsia merupakan kondisi yang terjadi pada ibu hamil yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin.
Komplikasi ini dapat terjadi pada usia kehamilan berapa saja, termasuk pada usia kehamilan 39 minggu. Beberapa gejalanya antara lain:
-
- Tekanan darah tinggi
- Adanya protein dalam urin
Sakit kepala - Nyeri perut bagian atas
- Mual dan muntah
- Penglihatan kabur atau gangguan penglihatan lainnya
- Bengkak pada tangan dan kaki.
Segera hubungi dokter apabila Bunda merasakan gejala-gejala yang tertulis di atas.
- Emboli Air Ketuban
Emboli air ketuban adalah kondisi di mana air ketuban, sel-sel janin, rambut, atau yang lainnya dari janin memasuki aliran darah ibu melalui dasar plasenta rahim. Hal tersebut dapat memicu reaksi yang menyerupai alergi pada ibu.
Komplikasi ini biasanya muncul secara mendadak tanpa ada sebab yang jelas. Berdasarkan tahapan kejadiannya, gejala emboli air ketuban terdiri dari 3 fase.
Fase 1: distres pernafasan yang ditandai dengan sesak nafas berat, sianosis, kolaps.
Fase 2: gangguan koagulopati, syok, perdarahan, gagal jantung kiri.
Fase 3: tanda cedera pada otak, paru-paru, dan ginjal yang dapat menyebabkan kematian
- Asfiksia Perinatal
Asfiksia perinatal adalah kondisi ketika bayi tidak mendapatkan aliran darah atau pertukaran udara yang cukup saat sebelum, selama, atau setelah proses persalinan. Kondisi ini tergolong serius karena dapat menyebabkan gangguan perkembangan bahkan kematian bayi.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asfiksia perinatal antara lain plasenta yang tidak berfungsi dengan baik, kelainan pada tali pusat, kelainan pada janin seperti kelainan jantung atau paru-paru, persalinan prematur atau terlalu lama, dan posisi janin yang tidak normal saat persalinan.
Untuk mencegah terjadinya asfiksia perinatal, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain menjaga kesehatan ibu hamil dan janin dengan mengonsumsi makanan bergizi dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, menghindari faktor risiko seperti merokok dan minum alkohol selama kehamilan, dan melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai dan ditangani oleh tenaga medis yang berpengalaman.
2. Tips Lainnya
- Mengatasi Gejala dan Ketidaknyamanan Terkait Kehamilan: gunakan bantal yang menopang dan latih postur tubuh yang baik. Selain itu, pertimbangkan pijat prenatal atau akupunktur untuk mengurangi ketidaknyamanan kehamilan yang umum.
- Pilihan pakaian dan alas kaki yang tepat: pilih pakaian yang nyaman, bernapas, dan alas kaki yang mendukung yang dapat mengakomodasi pembengkakan.
- Posisi tidur yang aman: tidur menyamping dengan bantal di antara kedua kaki Anda untuk kenyamanan optimal dan aliran darah.
- Pertimbangan perjalanan: konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum merencanakan perjalanan apa pun selama bulan kesembilan kehamilan, dan pastikan Anda memiliki akses ke perawatan medis jika diperlukan.
Baca Juga:
Persiapkan Diri dan Mental untuk Persalinan di Usia Kehamilan 39 Minggu
Usia kehamilan 39 minggu adalah saat yang menyenangkan dan krusial bagi ibu dan bayi. Perkembangan janin mencapai tahap akhir, dan ibu mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional.
Nutrisi, gaya hidup, dan persiapan persalinan dan melahirkan adalah komponen penting dari perjalanan kehamilan yang sehat.
Saat Anda mendekati tanggal kelahiran, tetap utamakan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri sambil mempersiapkan kedatangan si kecil. Pantau pergerakan bayi dan pertahankan gaya hidup sehat.
Cari dukungan dari penyedia layanan kesehatan dan orang yang Anda cintai. Rangkullah antisipasi dan kegembiraan menyambut si kecil ke dunia.
Baca Juga:
- NHS, week by week pregnancy, https://www.nhs.uk/pregnancy/week-by-week/
- Baby Center, Week-by-week guide to pregnancy, https://www.babycenter.com/pregnancy/week-by-week
- What to Expect, Your Pregnancy Week-by-Week, https://www.whattoexpect.com/pregnancy/week-by-week/