
Pada usia 7 bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menu, jadwal pemberian, porsi, serta larangan bahan yang diberikan.
Ketika bayi berusia 7 bulan, Bunda sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI untuknya untuk menambah asupan nutrisi.
Untuk itu, ada beberapa hal yang mungkin harus Bunda perhatikan. Mulai dari tekstur, menu, jadwal pemberian, dan porsi makannya.
Selain itu, waspadai juga beberapa bahan makanan larangan yang mungkin tidak cocok atau bisa memicu alergi si kecil. Nah kalau ingin menyimak informasinya lebih lanjut, langsung saja cek artikel berikut ini, ya!
ASI dan Susu Formula untuk Bayi Usia 7 Bulan
Sebelum membahas mengenai MPASI bayi 7 bulan, tidak ada salahnya Bunda menyimak sekilas ulasan mengenai pentingnya ASI dan susu formula.
A. Manfaat Pemberian ASI
Menyusui merupakan cara alami untuk memberi asupan pada bayi yang memberikan begitu banyak manfaat. ASI yang mudah dicerna oleh perut bayi ini begitu kaya nutrisi dan antibodi sehingga membantu melindungi si kecil dari infeksi dan penyakit.
Sementara itu, untuk ibu sendiri juga bermanfaat untuk membantu pemulihan pasca persalinan dan menurunkan risiko kondisi kesehatan tertentu.
Selanjutnya, kegiatan menyusui juga membuat bonding atau ikatan antara ibu dan anak menjadi semakin lebih kuat.
B. Kapan Memperkenalkan Susu Formula
Si kecil dapat diperkenalkan pada susu formula saat usianya di atas 6 bulan. Akan tetapi, itu juga tergantung kebutuhan dan preferensi Bunda.
Namun sebelum mulai memperkenalkan pada si kecil, akan lebih baik jika berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
C. Jumlah ASI atau Susu Formula yang Direkomendasikan
Untuk bayi berusia 7 bulan, memberikan susu sesuai takaran yang tepat sangatlah penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Umumnya, bayi seusia ini membutuhkan sekitar 700- 870 ml per hari.
Jumlah tersebut dapat diberikan empat sampai lima kali. Karena kebutuhan masing-masing bayi berbeda, jadi bisa disesuaikan saja.
Baca Juga:
Menu Makanan MPASI Terbaik untuk Bayi Usia 7 Bulan
Berikut ini ulasan mengenai pengenalan dan menu makanan MPASI yang dapat diberikan pada bayi yang berusia tujuh bulan.

A. Pengenalan Makanan Pendamping ASI (MPASI)
Pada usia tujuh bulan, si kecil memang sudah siap untuk mengeksplorasi rasa dan tekstur baru. Hal ini juga menandai awal babak baru dalam hubungan bayi dengan makanan.
Pengenalan makanan MPASI tersebut membantu bayi bertransisi dari mengonsumsi makanan cair ke makanan padat. Dengan demikian, dapat memberikan nutrisi tambahan yang dibutuhkan tubuh mereka yang sedang tumbuh.
Saat memperkenalkannya, sebaiknya Bunda memulainya dengan memberikan satu bahan yang mudah dicerna dan tidak menyebabkan alergi. Nah ketika nanti sudah terbiasa, barulah secara bertahap memperkenalkannya dengan bahan dan rasa yang lebih kompleks.
Selama periode ini, si kecil tetap diberikan ASI atau susu formula sebagai sumber nutrisi utama ya, Bund. Makanan pendamping dimaksudkan untuk melengkapi, bukan menggantikannya.
Selanjutnya, mari telusuri beberapa pilihan makanan MPASI pertama yang sangat baik untuk diperkenalkan kepada bayi Anda yang berusia 7 bulan.
B. Sumber Zat Besi
Zat besi berperan penting dalam perkembangan otak bayi. Maka dari itu, makanan pendamping pertama yang sebaiknya diperkenalkan pada si kecil adalah yang kaya zat besi.
Beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan yaitu bubur sereal khusus bayi, nasi, bubur daging, dan kacang tumbuk.
Untuk porsinya sendiri jangan langsung banyak. Bunda bisa memulainya dengan memberikan 2 atau 3 sendok MPASI. Setelah terbiasa, nanti dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.
C. Buah dan Sayuran yang Dihaluskan
Buah-buahan dan sayuran diperkaya dengan vitamin dan mineral sehingga sangat baik untuk dijadikan makanan pendamping ASI (MPASI) bayi usia 7 bulan.
Nah untuk memperkenalkannya pada si kecil, Bunda dapat memberikan bubur yang terdiri dari satu makanan saja. Contohnya seperti bubur apel, pisang, wortel, atau ubi jalar.
Ketika sudah mengetahui preferensi si kecil, nanti bisa mencampur beberapa bahan dan diberikan padanya.
D. Sumber Protein
Protein tanpa lemak membantu si kecil untuk membangun dan mempertahankan otot yang kuat. Beberapa pilihan yang bisa diberikan pada si kecil adalah bubur ayam, telur ayam, daging sapi, atau ikan.
Selain itu, tahu juga bisa diberikan pada si kecil karena kaya akan protein. Untuk perkenalan, sebaiknya hanya memberikan satu sumber protein saja. Hal tersebut dilakukan untuk memantau potensi alergi yang mungkin bisa saja terjadi.
E. Sumber Kalsium
Kalsium sangat penting digunakan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. ASI dan susu formula memang sudah kaya akan kalsium.
Meski demikian, tidak ada salahnya untuk mulai memperkenalkan makanan kaya kalsium juga. Beberapa bahan yang mungkin dapat diberikan adalah yogurt, keju, atau sayuran hijau tumbuk yang dimasak.
F. Nutrisi Penting Untuk Bayi Usia 7 Bulan
Bayi berusia 7 bulan tentu saja membutuhkan berbagai nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Selain zat besi, protein, dan kalsium, pastikan si kecil juga mendapatkan vitamin A, C, dan D, serta lemak sehat seperti asam lemak omega-3 yang cukup.
Memberikan variasi makanan sangatlah penting untuk mengenalkan buah hati Bunda pada berbagai rasa dan tekstur. Dengan cara ini, ia akan mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan.
Baca Juga:
Jadwal Pemberian MPASI
Bunda dapat mengatur sendiri mengenai jadwal pemberian MPASI untuk si buah hati.

A. Pengenalan Makanan Padat, Ukuran Porsi, dan Frekuensi Pemberian Makan
- Fase Pengenalan
Memperkenalkan makanan padat ke makanan bayi adalah fase yang menarik dan penting. Untuk itu, Bunda harus melakukannya dengan kesabaran dan perhatian.
Mulailah dengan memberikan sedikit bubur dengan satu bahan sekali sehari. Idealnya pada saat si kecil tidak terlalu lelah atau lapar.
Kondisi tersebut memungkinkannya untuk mengeksplorasi rasa dan tekstur baru dengan kecepatannya sendiri.
- Porsi dan Frekuensi Pemberian
Saat bayi sudah lebih familier dengan makanan padat, Bunda dapat secara bertahap meningkatkan porsi dan frekuensinya. Ukuran porsi yang khas untuk anak usia 7 bulan adalah sekitar 2-3 sendok makan bubur makanan setiap kali makan.
Untuk teksturnya sendiri sudah boleh lebih kental tapi tetap masih lembut, jadi tidak perlu disaring. Tidak seperti periode sebelumnya yang teksturnya harus cair.
Meski demikian, bayi usia ini juga sudah bisa memiliki selera serta minat terhadap makanan padat. Untuk itu, Bunda dapat memperhatikan isyarat saat ia lapar dan sesuaikan ukuran porsi dan frekuensi pemberian makan.
B. Tanda Kesiapan Makanan Padat
Berikut ini adalah beberapa indikator yang menunjukkan kalau si kecil sudah siap untuk diberikan makanan padat atau MPASI:
- Duduk dengan sedikit bantuan
Si kecil harus dapat duduk atau setidaknya hanya membutuhkan sedikit bantuan. Selain itu, ia juga bisa mengontrol kepalanya dengan baik.
Hal tersebut membantu memastikan ia dapat menelan makanan dengan aman dan mengurangi risiko tersedak.
- Ketertarikan pada makanan
Bayi yang sudah siap dengan makanan padat biasanya menunjukkan rasa ingin tahu tentang makanan. Ketika melihat Bunda atau orang lain di sekitarnya makan, ia akan berusaha untuk meraih makanan tersebut atau bahkan membuka mulutnya.
- Hilangnya refleks dorongan lidah
Ketika lahir, bayi memiliki refleks alami untuk mendorong benda keluar dari mulutnya dengan lidahnya. Nah ketika siap untuk makanan padat, refleks tersebut berangsur-angsur berkurang sehingga memungkinkannya untuk menerima dan menelan makanan dengan lebih mudah.
- Kemampuan untuk mengunyah dan memindahkan makanan ke bagian belakang mulut
Meskipun tidak membutuhkan gigi lengkap untuk memulai makanan padat, si kecil harus dapat mengunyah makanan dengan gusinya dan memindahkannya ke bagian belakang mulut supaya bisa ditelan.
- Nafsu makan meningkat
Buah hati terlihat lapar bahkan setelah menyusu seperti biasa? Kondisi ini mungkin merupakan salah satu tanda bahwa ia siap untuk makanan tambahan dari makanan padat.
C. Cara Memperkenalkan Tekstur Makanan yang Lebih Kompleks
Saat bayi sudah terbiasa makan bubur, inilah waktunya untuk memperkenalkannya dengan tekstur yang lebih kompleks. Secara bertahap, Bunda dapat mengentalkan buburnya.
Setelah itu, campurkan dengan makanan yang lembut dan dihaluskan seperti biji-bijian yang dimasak, pasta, atau sayuran yang dimasak dengan baik.
Si kecil mungkin tidak akan langsung suka. Maka dari itu, Bunda harus sabar.
Ia mungkin memang perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan tekstur dan rasa yang baru. Ini adalah hal yang sangat normal terjadi.
Baca Juga:
Makanan Larangan dan Tips Tambahan
Selanjutnya, berikut ini ada beberapa contoh makanan yang harus dihindari, sekaligus tips tambahan berkaitan dengan makanan pendamping ASI (MPASI).

A. Makanan yang Harus Dihindari Selama Tahun Pertama Kehidupan
Meskipun mengenalkan berbagai makanan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil, ada beberapa makanan yang lebih baik dihindari selama tahun pertama kehidupannya.
Alasannya adalah karena makanan-makanan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan atau sulit dicerna oleh bayi kecil. Beberapa contohnya adalah:
- Madu
Madu dapat mengandung spora bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan botulisme pada bayi—penyakit langka namun serius. Untuk itu, sebaiknya hindari madu dalam bentuk apapun.
Baik itu langsung atau digunakan sebagai campuran masak atau memanggang. Madu dapat diberikan ketika pada usia minimal 12 bulan.
- Bahan makanan yang kecil tapi utuh
Beberapa makanan seperti kacang, anggur, popcorn sebaiknya tidak diberikan pada bayi dalam keadaan utuh. Alasannya adalah karena dapat membuatnya tersedak.
- Garam dan gula
Bunda sebaiknya tidak menambahkan garam pada makanan si kecil. Hal tersebut karena ginjalnya belum berkembang sempurna dan kesulitan memproses kelebihan garam.
Selain itu, juga jangan berikan gula tambahan. Hal itu karena gula dapat menyebabkan kerusakan gigi dan menciptakan preferensi untuk makanan manis.
- Produk susu dan keju lunak yang tidak dipasteurisas
Susu mentah dan produk susu yang tidak dipasteurisasi, seperti keju lunak, dapat mengandung bakteri berbahaya yang menyebabkan penyakit. Pilih versi yang dipasteurisasi sebagai gantinya.
B. Makanan Alergenik dan Cara Memperkenalkannya
Bunda sebaiknya berhati-hati saat memperkenalkan makanan yang bisa memicu alergi. Contohnya seperti telur, kacang-kacangan, ikan, atau kerang.
Berikut adalah beberapa pedoman untuk memperkenalkan makanan alergenik:
- Perkenalkan makanan alergen satu persatu: memungkinkan untuk mengidentifikasi potensi alergi dengan lebih mudah. Tunggu tiga hingga lima hari di antara setiap makanan alergen baru untuk memantau reaksinya.
- Mulailah dengan jumlah kecil: berikan sedikit makanan alergenik dan amati dengan cermat untuk melihat adanya tanda-tanda reaksi. Jika tidak ada reaksi, dapat meningkatkan jumlahnya secara bertahap selama beberapa hari ke depan.
- Campurkan dengan makanan yang sudah dikenalnya: untuk memudahkan bayi menerima rasa baru, Bunda bisa mencampurkan makanan yang menyebabkan alergi dengan makanan yang sudah iz sukai. Misalnya saja campurkan sedikit selai kacang ke dalam sereal atau mengaduk telur orak-arik ke dalam sayuran tumbuk mereka.
- Perhatikan teksturnya: pastikan makanan alergenik sudah disiapkan dengan cara yang aman dan mudah untuk dimakan bayi Anda. Misalnya, selai kacang halus dapat diencerkan dengan air atau ASI untuk menciptakan tekstur yang lebih aman atau ikan harus dimasak hingga matang dan diperiksa tulangnya.
- Pantau reaksi: awasi tanda-tanda reaksi alergi setelah memperkenalkan makanan alergen. Tanda-tanda umum yang terlihat adalah gatal-gatal, bengkak, kesulitan bernapas, muntah, diare, atau lekas marah.
C. Cara Mendorong Kebiasaan Makan yang Sehat
Sebagai orang tua, Bunda memainkan peran penting dalam membentuk hubungan sehat dengan makanan pada bayi. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan:
- Memberikan pilihan berbagai makanan: berikan si kecil makanan dengan berbagai rasa, warna, dan tekstur. Hal ini dapat membantunya untuk membuatnya familier dengan berbagai variasi jenis makanan.
- Tetapkan rutinitas: waktu makan dan ngemil yang konsisten membantu menciptakan rasa stabilitas dan prediktabilitas seputar makan. Kondisi ini dapat membuat bayi merasa lebih nyaman dan rileks selama waktu makan.
- Makan bersama: berbagi makanan dengan bayi mendorong interaksi sosial dan membantu mereka belajar dengan memberi contoh. Ia akan mengamati kebiasaan makan Bunda atau keluarga yang lain.
- Jadikan waktu makan menyenangkan: jaga agar waktu makan tetap tenang dan positif dengan menghindari gangguan seperti televisi atau perangkat elektronik lainnya. Dengan demikian, si kecil akan fokus untuk makan dan bisa mengembangkan hubungan yang sehat dengan makanan.
- Bersabarlah dengan makanan baru: bayi ragu-ragu saat mencoba makanan baru adalah hal yang wajar. Ia mungkin perlu ditawari makanan baru beberapa kali sebelum akhirnya bisa menerima. Karenanya terus berikan makanan tanpa paksaan, dan pujilah si kecil karena telah mencoba hal-hal baru.
- Hindari menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman: menggunakan makanan sebagai alat disiplin dapat menciptakan asosiasi yang tidak sehat dengan makan. Dorong buah hati Bunda untuk menikmati makanan karena rasa dan nutrisinya, bukan sebagai sarana untuk mengontrol perilakunya.
- Mencontohkan kebiasaan makan yang sehat: bayi cenderung akan mengadopsi kebiasaan makan yang sehat jika mereka melihat orang tua mempraktikkannya.
Dengan mengikuti strategi-strategi di atas, Bunda dapat membantu si kecil untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat yang tentu saja akan bermanfaat sepanjang hidupnya
D. Bumbu Apa yang Bisa Digunakan?
Bumbu dan rempah-rempah ringan dapat ditambahkan ke makanan bayi untuk menciptakan rasa yang lebih menarik dan beragam. Meski demikian, hindari menambahkan garam atau gula, karena tubuh kecilnya tidak membutuhkan tambahan natrium atau pemanis.
Baca Juga:
Pentingnya Makanan Pendamping ASI atau MPASI untuk Bayi 7 Bulan
Demikianlah ulasan lengkap mengenai makanan MPASI untuk bayi usia tujuh bulan yang bisa disimak di artikel ini. Semoga saja informasinya membantu ya, Bunda!
Pada tahun pertama, tumbuh kembang si kecil akan berjalan dengan begitu cepat. Karenanya membutuhkan kombinasi nutrisi yang tepat supaya pertumbuhannya berjalan dengan optimal.
Nutrisi yang tepat berkontribusi pada kesejahteraan kognitif, fisik, dan emosionalnya. Untuk itu, pastikan nutrisi yang diberikan pada si kecil nanti seimbang, ya Bunda. Jangan berlebihan.
Baca Juga:
- unicef, Feeding your baby: 6–12 months, https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-6-12-months
- babycenter, Age-by-age guide to feeding your baby, https://www.babycenter.com/baby/solids-finger-foods/age-by-age-guide-to-feeding-your-baby_1400680
- NHS, What to feed your baby, https://www.nhs.uk/start4life/weaning/what-to-feed-your-baby/around-6-months/