
ASI, susu formula, dan makanan padat berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi usia 6-12 bulan. Beberapa hal perlu diperhatikan adalah cara menyusui, takaran, dan jadwal pemberian.
Air susu ibu (ASI) atau susu formula masih menjadi salah satu sumber untuk memenuhi kebutuhan bayi usia 6-12 bulan. Susu mengandung nutrisi yang berguna untuk mendukung tumbuh kembang si kecil supaya optimal.
Nah ada usia enam bulan ke atas, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan makanan padat. Dengan demikian, kebutuhan akan susu mungkin akan berkurang.
Karena itu, Bunda juga perlu memperhatikan cara menyusui, takaran yang tepat sesuai kebutuhan si kecil, serta jadwal pemberian susu untuk memenuhi nutrisi si kecil.
Kebutuhan Gizi Bayi Usia 6 Sampai 12 Bulan
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan nutrisi bayi juga akan bertambah. Nah pada usia 6 bulan ini, si kecil sudah bisa diperkenalkan dengan makanan padat.
A. Gambaran Umum Kebutuhan Nutrisi
Selama periode 6 hingga 12 bulan, kebutuhan nutrisi bayi berkembang. Meskipun ASI atau susu formula tetap menjadi sumber nutrisi yang penting, sangat penting untuk mulai memperkenalkan makanan padat. Pada fase ini, bayi membutuhkan nutrisi penting, seperti:
1. Protein
Berguna untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Dapat ditemukan dalam makanan seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu.
Asupan protein yang cukup mendukung perkembangan otot dan membantu menjaga berat badan yang sehat.
2. Zat Besi
Diperlukan untuk produksi sel darah merah. Zat besi bisa didapatkan dari dalam sereal bayi, kacang-kacangan, tahu, dan daging.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang dapat mengganggu perkembangan kognitif dan fisik.
3. Kalsium
Kalsium diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tulang. Selain itu, juga berperan untuk menjaga fungsi saraf, pembekuan darah, serta kontraksi otot.
Kalsium ditemukan dalam produk susu dan sayuran hijau.
4. Zinc
Zinc berperan untuk fungsi kekebalan dan metabolisme. Zat ini dapat ditemukan padat biji-bijian, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak.
Defisiensi zinc dapat mengakibatkan kekebalan yang melemah dan pertumbuhan yang lambat.
5. Vitamin D
Berguna untuk menjaga kesehatan tulang. Vitamin D dapat ditemukan dalam susu dan sereal, serta melalui paparan sinar matahari.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rakhitis, suatu kondisi yang ditandai dengan tulang yang lemah atau cacat.
6. Vitamin C
Diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat, penyerapan zat besi, dan mendukung kesehatan kulit.
Vitamin C bisa ditemukan dalam buah-buahan seperti jeruk, stroberi, dan kiwi, serta sayuran seperti brokoli dan paprika.
7. Lemak Sehat
Lemak sehat, termasuk asam lemak omega-3, berguna untuk perkembangan otak dan pertumbuhan secara keseluruhan. Dapat ditemukan dalam makanan seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan.
B. Pentingnya Pemberian Gizi yang Cukup
Memberikan nutrisi yang tepat sangat penting untuk perkembangan bayi secara keseluruhan. Nutrisi yang tepat mendorong:
- Pertumbuhan fisik: mendukung pertumbuhan optimal, memastikan bayi mencapai tonggak perkembangannya seperti: merangkak, berdiri, dan berjalan.
- Perkembangan kognitif: meningkatkan fungsi otak yang sehat dan kemampuan kognitif, termasuk pembelajaran: memori, dan keterampilan memecahkan masalah.
- Kekuatan sistem kekebalan: pola makan yang lengkap membantu membangun sistem kekebalan yang kuat, melindungi bayi dari penyakit dan infeksi, sekaligus membantu perkembangan usus yang sehat.
- Kesehatan pencernaan: meningkatkan kesehatan usus dan mendorong perkembangan mikrobioma usus yang beragam, yang berkontribusi pada fungsi kekebalan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
- Kebiasaan makan yang sehat: memulai lebih awal dengan makanan seimbang membentuk dasar untuk kebiasaan makan sehat seumur hidup, mengurangi risiko obesitas, dan masalah kesehatan terkait di kemudian hari.
Dengan memahami kebutuhan nutrisi bayi usia 6 hingga 12 bulan, Bunda dapat membuat rencana makan dan rutinitas pemberian makan yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan si kecil yang optimal.
Baca Juga:
Kebutuhan ASI Bayi Usia 6 hingga 12 Bulan
ASI merupakan sumber nutrisi utama bayi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan. Setelah itu, bayi tetap mengonsumsi ASI akan tetap bisa didampingi dengan makanan padat.

A. Manfaat ASI
Adapun beberapa manfaat dari ASI antara lain:
1. Manfaat Nutrisi dan Gizi
Air susu ibu atau ASI memiliki nutrisi ideal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Komposisinya dapat berubah dari waktu ke waktu.
Hal tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan bayi yang terus berkembang. Adapun kandungan dari ASI adalah protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sempurna.
2. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
ASI mengandung antibodi dan zat penambah kekebalan yang membantu memperkuat sistem kekebalan bayi. Karenanya dapat melindungi dari infeksi dan penyakit.
Selain itu, ASI juga menjaga pengembangan mikrobioma usus yang sehat. Dengan demikian, tentu saja berperan penting dalam kesehatan dan kekebalan secara keseluruhan.
3. Membangun Ikatan Antara Ibu dan Bayi
Kegiatan menyusui memupuk ikatan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Lebih tepatnya, meningkatkan rasa aman dan keterikatan.
Selain itu, kegiatan kontak kulit-ke-kulit ini juga telah terbukti memiliki banyak manfaat psikologis dan fisiologis bagi ibu dan bayi.
4. Baik untuk Pencernaan
Dibandingkan dengan susu formula, ASI memang lebih mudah dicerna sehingga mengurangi kemungkinan sembelit dan masalah pencernaan. Selain itu, juga mengandung enzim yang mendukung pencernaan dan penyerapan nutrisi.
B. Frekuensi dan Jumlah Pemberian ASI
Saat bayi tumbuh, frekuensi menyusui dan jumlah susu yang mereka konsumsi dapat berubah. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah:
1. Menyesuaikan dengan Kebutuhan Bayi
Antara usia 6 sampai 12 bulan, bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. Hal tersebut tentu saja dapat memengaruhi konsumsi ASI.
Maka dari itu, Bunda harus memperhatikan isyarat lapar yang ditunjukkan oleh si kecil. Contohnya seperti rooting atau memutar kepala mengikuti stimulasi, rewel, dan menghisap tangan.
2. Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemeriksaan rutin dengan dokter anak dapat membantu memastikan bahwa bayi tumbuh dengan kecepatan yang sesuai. Selain itu, juga dapat memastikan bahwa si kecil menerima nutrisi yang cukup melalui ASI dan makanan padat.
3. Menyusui Sesuai Permintaan
Bunda, menyusui sesuai permintaan si kecil sangatlah penting. Hal tersebut karena bayi memutuskan kapan mereka lapar dan berapa banyak yang ingin mereka makan.
Pendekatan ini memastikan bahwa bayi menerima nutrisi yang diperlukan sambil belajar mengenali isyarat lapar dan kenyang mereka.
C. Pemberian MPASI dan Transisi Perlahan ke Makanan Padat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada masa transisi susu ke makanan padat adalah:
1. Memperkenalkan Makanan Padat
Sekitar usia 6 bulan, Bunda dapat memberikan makanan padat dalam jumlah kecil pada si kecil. Akan tetapi, susu tetap harus diberikan.
Bunda dapat memulainya dengan membuat puree atau makanan tumbuk dengan satu bahan. Contohnya seperti sereal beras, ubi jalar, atau alpukat, dan secara bertahap perkenalkan rasa dan tekstur baru.
2. Meningkatkan Asupan Makanan Padat
Ketika bayi sudah mulai terbiasa dengan makanan padat, Bunda dapat secara bertahap meningkatkan jumlah dan variasinya.
Berikan berbagai macam makanan yang sesuai usia dari berbagai jenis makanan. Hal tersebut berguna untuk memastikan makanan seimbang dan membantu bayi mengembangkan untuk mengenali berbagai rasa.
3. Memberikan Finger Food
Bunda dapat memberikan finger food yang lembut dan mudah dipegang pada si kecil. Hal tersebut akan memudahkannya untuk mengeksplorasi dan menyesuaikan kecepatan makan.
Cara ini dapat mendorong perkembangan keterampilan motorik halus dan mendorong kemandirian dalam makan.
4. Menyesuaikan Sesi Menyusui
Karena bayi mengonsumsi lebih banyak makanan padat, sesi menyusui mungkin menjadi lebih jarang. Dengan demikian, nantinya bayi akan secara alami dapat menghentikan ASI dan lebih senang makan makanan.
Baca Juga:
Kebutuhan dan Takaran Susu Formula Bayi Usia 6 hingga 12 Bulan
Pada usia 6 sampai 12 bulan, ASI masih menjadi salah satu sumber nutrisi untuk bayi.
A. Jenis-Jenis Susu Formula
Sementara ASI adalah sumber nutrisi yang direkomendasikan untuk bayi, beberapa orang tua memilih atau perlu menggunakan susu formula. Ada beberapa jenis susu formula yang tersedia:
1. Susu Formula Berbasis Susu Sapi
Jenis yang satu ini memang yang paling umum ditemukan di pasaran. Susu tersebut dibuat dari protein susu sapi yang telah dimodifikasi agar lebih mudah dicerna dan diperkaya dengan nutrisi penting, seperti zat besi, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
2. Susu Formula Berbasis Susu Kedelai
Diberikan pada bayi dengan intoleransi laktosa atau alergi protein susu. Susu ini dibuat dari protein kedelai dan bebas laktosa.
3. Susu Formula Hipoalergenik
Jenis ini diberikan pada bayi dengan alergi protein susu sapi. Susu tersebut mengandung protein terhidrolisis yang lebih mudah dicerna dan kecil kemungkinannya menyebabkan reaksi alergi.
4. Formula Khusus untuk Kebutuhan Tertentu
Beberapa bayi mungkin memerlukan formula khusus untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu. Contohnya seperti lahir prematur, refluks, atau gangguan metabolisme. Penggunaan susu jenis ini harus digunakan di bawah bimbingan dokter anak.
B. Memilih Susu Formula yang Tepat
Memilih formula yang tepat untuk bayi Anda melibatkan:
1. Berkonsultasi dengan Dokter Anak
Diskusikan kebutuhan si kecil dengan dokter yang dapat membantu Bunda memilih susu formula yang tepat berdasarkan kebutuhan diet, alergi, dan kesehatan mereka secara keseluruhan.
2. Mempertimbangkan Kebutuhan dan Preferensi Makanan Bayi
Beberapa bayi mungkin memiliki intoleransi laktosa, alergi, atau kebutuhan diet khusus lainnya yang memerlukan formula khusus. Selain itu, bayi mungkin lebih menyukai rasa dari satu formula daripada yang lain.
C. Frekuensi dan Jumlah Pemberian
Frekuensi pemberian dan jumlah susu formula untuk bayi usia 6 hingga 12 bulan dapat bervariasi:
1. Pedoman untuk Porsi yang Sesuai dengan Usia
Umumnya, bayi berusia 6 hingga 12 bulan membutuhkan sekitar 180-230 ml susu setiap pemberian. Susu tersebut dapat diberikan 5-6 kali sehari.
Meski demikian, jumlah ini dapat berubah saat si kecil diperkenalkan dengan makanan padat. Biasanya akan lebih sedikit karena pencernaannya sudah mulai menyesuaikan.
2. Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan
Pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi Bunda dengan pemeriksaan dokter anak secara teratur. Jika memiliki kekhawatiran tentang kenaikan berat badan atau kebiasaan makan si kecil, langsung tanyakan saja pada dokter.
D. Transisi ke Makanan Padat dan Mengurangi Konsumsi Susu Formula
Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, asupan susu formulanya mungkin berkurang. Setelah 12 bulan, sebagian besar bayi dapat beralih dari susu formula ke susu sapi utuh yang menyediakan nutrisi penting seperti kalsium dan vitamin D.
Baca Juga:
Mengkombinasikan Pemberian ASI dan Susu Formula
Karena alasan tertentu, orang tua mungkin harus menggabungkan pemberian ASI dan susu formula. Penjelasan selengkapnya dapat disimak berikut ini
A. Alasan Pemberian Makanan Campuran
Ada berbagai alasan mengapa orang tua mungkin memilih untuk menggabungkan pemberian ASI dan susu formula:
- Pasokan ASI tidak mencukupi: beberapa ibu mungkin tidak menghasilkan ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya sehingga memerlukan penggunaan susu formula untuk melengkapi makanannya.
- Kembali bekerja: ibu yang kembali bekerja mungkin merasa kesulitan untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif. Maka dari itu, menggunakan susu formula untuk beberapa pemberian makan sambil terus menyusui jika memungkinkan.
- Masalah medis: kondisi medis atau pengobatan tertentu mungkin mengharuskan ibu untuk mengombinasikan menyusui dengan susu formula.
B. Menyeimbangkan Pemberian ASI dan Susu Formula
Saat menggabungkan pemberian ASI dan susu formula, sangat penting untuk menjaga keseimbangan yang memastikan nutrisi dan pertumbuhan yang tepat:
1. Memprioritaskan pemberian ASI
Jika memungkinkan, utamakan pemberian ASI untuk memaksimalkan manfaatnya. Tawarkan ASI sebelum susu formula dan pastikan untuk mengosongkan payudara selama setiap sesi menyusui untuk merangsang produksi ASI.
2. Memantau Asupan Susu Formula
Pantau jumlah susu formula yang dikonsumsi oleh si kecil untuk menghindari pemberian makan berlebihan. Pemberian nutrisi yang berlebihan dapat mengganggu proses menyusui dan menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan.
3. Beradaptasi dengan Kebutuhan Bayi
Saat bayi tumbuh dan kebutuhan nutrisinya berubah, Bunda harus bersiap untuk menyesuaikan keseimbangan antara asupan ASI dan susu formula.
4. Pemeriksaan Dokter Anak Secara Teratur
Pemeriksaan rutin dengan dokter anak dapat membantu memastikan buah hati Bunda menerima ASI dan susu formula yang seimbang. Selain itu, juga memastikan tumbuh dan berkembang pada tingkat yang sehat.
C. Memastikan Nutrisi dan Pertumbuhan yang Tepat
Entah memilih untuk menyusui secara eksklusif, menggunakan susu formula, atau menggabungkan keduanya, sama-sama memiliki tujuan baik. Tujuannya adalah untuk memberi bayi nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
- Diet seimbang: apapun metode pemberian makannya, usahakan diet seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi bayi seperti protein, lemak, vitamin, dan mineral.
- Pengenalan makanan padat: perkenalkan makanan padat sekitar 6 bulan, secara bertahap tingkatkan variasi dan kuantitasnya untuk melengkapi asupan ASI atau susu formula.
- Memantau pertumbuhan: pantau kenaikan berat badan dan tonggak perkembangan si kecil
Baca Juga:
Memperkenalkan Makanan Padat
Setelah berusia 6 bulan, si kecil sudah bisa diperkenalkan dengan makanan padat. Jadi, ia akan mendapatkan nutrisi tambahan yang mendukung tumbuh kembangnya.

A. Kapan Mulai Memperkenalkan Makanan Padat?
American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk memperkenalkan makanan padat sekitar usia 6 bulan. Akan tetapi, itu semua tergantung tetapi kesiapan si kecil.
Adapun tanda-tanda si kecil sudah siap diperkenalkan dengan makanan padat adalah:
- Memiliki kontrol kepala dan leher yang baik
- Mampu duduk sendiri atau hanya dengan sedikit bantuan
- Menunjukkan minat pada makanan
- Tidak lagi menunjukkan refleks dorongan lidah
- Mampu mengambil objek dengan penjepit
B. Jenis-jenis Makanan Padat yang Harus Diperkenalkan
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memperkenalkan makanan padat pada si kecil adalah sebagai berikut:
1. Haluskan dan Makanan lunak
Bunda dapat mulai dengan memperkenalkan puree bahan tunggal atau makanan yang dihaluskan. Contohnya seperti sereal beras, ubi jalar, atau alpukat.
Perkenalkan rasa dan tekstur baru secara bertahap. Untuk tahap awal-awal, sebaiknya juga berikan makanan yang kaya zat besi.
Misalnya saja seperti sereal bayi yang diperkaya zat besi, bubur daging, atau kacang-kacangan. Hal tersebut karena simpanan zat besi dalam tubuh bayi mulai berkurang sekitar usia enam bulan.
2. Finger Food dan Makan Sendiri
Ketika buah hati Bunda mengembangkan keterampilan motorik yang lebih baik, perkenalkan finger food yang lembut dan mudah dipegang. Contohnya seperti buah-buahan lunak, sayuran yang dimasak, atau potongan kecil daging yang dimasak dengan baik.
Dorong makan sendiri untuk mempromosikan otonomi dan pengembangan keterampilan motorik halus. Contoh makanan jari termasuk batang wortel kukus, irisan pisang matang, atau potongan kecil roti panggang.
3. Tekstur dan Konsistensi
Seiring berjalannya waktu, makanan padat yang diberikan pada si kecil secara bertahap berkembang dari bubur halus menjadi tekstur yang lebih kental dan lebih tebal.
Hal tersebut bertujuan untuk membantu bayi belajar mengunyah dan mengelola berbagai konsistensi makanan. Berikan campuran makanan yang lebih kental, tumbuk, dan cincang halus, sesuaikan teksturnya dengan tahap perkembangan dan kemampuan si kecil.
C. Alergi dan Sensitivitas Makanan
Memperkenalkan makanan penyebab alergi sejak dini dapat membantu mengurangi risiko alergi makanan. Tawarkan satu makanan baru pada satu waktu, tunggu beberapa hari sebelum memperkenalkan yang lain untuk memantau reaksi.
Beberapa makanan yang dapat memicu alergi antara lain:
- Susu sapi
- Telur
- Ikan
- Kerang
- Kacang-kacangan
- Gandum
- Kedelai
Apabila si kecil mengalami reaksi seperti gatal-gatal, muntah, diare, atau kesulitan bernapas, hentikan pemberian makanan tersebut dan segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan medis.
D. Mendorong Pola Makan yang Seimbang dan Beragam
Seiring pertumbuhan bayi, usahakan untuk menyediakan makanan yang seimbang dan bervariasi yang meliputi:
1. Buah dan sayuran
Berikan berbagai warna dan jenis untuk mengenalkan si kecil pada berbagai nutrisi dan rasa. Sertakan opsi mentah dan matang untuk memberikan tekstur dan rasa yang berbeda.
2. Biji-Bijian Utuh
Masukkan biji-bijian utuh seperti beras merah, quinoa, atau roti gandum ke dalam makanan bayi untuk menyediakan nutrisi dan serat penting.
3. Sumber Protein
Berikan daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, tahu, atau protein nabati lainnya untuk memastikan buah hati menerima asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
4. Produk susu
Selain itu, Bunda juga dapat memberika yogurt, keju, susu almond, atau susu kedelai untuk tambahan asupan kalsium dan vitamin D.
5. Lemak Sehat
Sertakan sumber lemak sehat, seperti alpukat, selai kacang, dan minyak zaitun untuk mendukung perkembangan otak dan pertumbuhan secara keseluruhan.
Menawarkan berbagai macam rasa dan tekstur dapat membantu bayi mengembangkan selera terhadap berbagai makanan dan membentuk kebiasaan makan yang sehat. Dorong eksplorasi dan eksperimen untuk membina hubungan positif dengan makanan.
Baca Juga:
Pertimbangan Tambahan
Ketika merawat bayi usia 6-12 bulan, ada baiknya untuk mengetahui faktor tambahan yang dapat memengaruhi kebutuhan susu dan perilaku makannya.
A. Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Pantau pertumbuhan dan perkembangan bayi secara teratur untuk memastikan si kecil menerima nutrisi yang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
Awasi penambahan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, serta tonggak perkembangan seperti duduk, merangkak, dan berjalan.
B. Mengikuti Jadwal Imunisasi dan konsultasi dokter anak
Sebaiknya, Bunda menjadwalkan janji dengan dokter anak secara teratur untuk membahas pertumbuhan, perkembangan, dan kebiasaan makan si kecil. Dokter nanti akan memberikan panduan tentang nutrisi yang sesuai dengan usianya.
Selain itu, pastikan buah hati Bunda menerima semua vaksinasi yang direkomendasikan sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan.
C. Mengikuti Jadwal Imunisasi dan Konsultasi Dokter Anak
Bunda sebaiknya mewaspadai potensi kesulitan atau masalah makan pada si kecil. Contohnya seperti penolakan terhadap makanan, tersedak, atau kesulitan menelan.
Apabila melihat salah satu dari tanda-tanda ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan mengatasi masalah tersebut.
D. Menyesuaikan Rutinitas Pemberian Susu Sesuai Kebutuhan
Saat bayi tumbuh, tentu saja kebutuhan nutrisinya berubah. Maka dari itu, Bunda harus bersiap untuk menyesuaikan rutinitas pemberian makan yang sesuai.
Hal tersebut mungkin termasuk melibatkan modifikasi jenis dan jumlah makanan yang ditawarkan atau mengubah jadwal makan untuk mengakomodasi preferensi dan kebutuhan bayi Anda.
Baca Juga:
Pentingnya Memenuhi Kebutuhan ASI, Susu Formula, dan Makanan Padat untuk Bayi Usia 6-12 Bulan
Kebutuhan nutrisi bayi yang berusia 6 hingga 12 bulan dapat dipenuhi melalui ASI atau susu formula. Kemudian, secara bertahap memperkenalkan makanan padat, dan memantau pertumbuhan dan perkembangannya.
Dengan memberikan makanan yang seimbang dan bervariasi, Bunda dapat membantu memastikan si kecil menerima nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Selalu konsultasikan dengan dokter anak atau profesional perawatan kesehatan untuk mendapatkan panduan khusus tentang kebutuhan khusus si kecil.
Baca Juga:
- babycenter, Age-by-age guide to feeding your baby, https://www.babycenter.com/baby/solids-finger-foods/age-by-age-guide-to-feeding-your-baby_1400680
- Parents, Baby Feeding Chart: How Much Infants Eat in the First Year, https://www.parents.com/baby/feeding/baby-feeding-chart-how-much-and-when-to-feed-infants-the-first-year/
- STRONG4LIFE, How Much Breastmilk or Formula: 4 to 6 Months Old, https://www.strong4life.com/en/feeding-and-nutrition/breastfeeding-and-bottle-feeding/how-much-breastmilk-or-formula-4-to-6-months