
ASI atau susu formula berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi usia 3 bulan. Beberapa hal yang Bunda perlu perhatikan adalah cara menyusui, takaran, dan jadwal pemberian.
ASI atau air susu ibu merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan bayi usia 3 bulan. Asupan tersebut tentu saja digunakan untuk mendukung tumbuh kembangnya agar optimal.
Pada enam bulan pertama, sebenarnya bayi hanya dianjurkan untuk minum ASI. Hanya saja jika memiliki kondisi tertentu, boleh memberikan susu formula pada si kecil sebagai alternatifnya.
Karena itu, Bunda juga perlu memperhatikan cara menyusui, takaran yang tepat sesuai kebutuhan si kecil, serta jadwal pemberian susu untuk memenuhi nutrisi si kecil.
Kebutuhan ASI Bayi Usia 3 Bulan
Pada usia 3 bulan, ASI masih menjadi sumber nutrisi utama untuk bayi. Dan sebaiknya tetap dilanjutkan sampai nanti berusia 6 bulan.
A. Manfaat ASI
Beberapa manfaat dari air susu ibu atau ASI adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Nutrisi dan Gizi
ASI memberikan keseimbangan nutrisi yang ideal untuk bayi. Komponen pentingnya adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat.
Komposisi ASI dapat berubah seiring pertumbuhan bayi. Hal tersebut terjadi karena mengakomodasi kebutuhan nutrisi si kecil di setiap tahap perkembangan.
Selain itu, ASI mengandung asam lemak esensial, seperti DHA dan ARA, yang meningkatkan perkembangan otak dan penglihatan.
2. Memperkuat Kekebalan Tubuh
ASI kaya akan antibodi dan zat penambah kekebalan, termasuk sel darah putih, enzim, dan protein seperti laktoferin dan IgA sekretori. Komponen tersebut melindungi bayi dari infeksi dan penyakit.
Bayi yang minum ASI mungkin akan jarang mengalami pilek, infeksi telinga, dan masalah pencernaan dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Ia juga memiliki risiko lebih rendah terkena kondisi kronis seperti asma, alergi, dan obesitas di kemudian hari.
3. Ikatan Emosional
Kegiatan menyusui memupuk hubungan emosional yang kuat antara ibu dan bayi. Kontak skin-to-skin selama menyusui meningkatkan ikatan dan rasa aman bagi bayi.
Selain itu, saat menyusui juga melepaskan hormon oksitosin yang menyebabkan sel alveoli kelenjar ASI berkontraksi. Karenanya, bayi menjadi lebih lancar saat menyusu.
B. Frekuensi dan Jumlah Pemberian ASI
Bunda perlu memahami frekuensi dan jumlah pemberian ASI pada usia 3 bulan. Hal tersebut berguna untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mendukung tumbuh kembangnya.
1. Pertumbuhan dan Isyarat Bayi Lapar
Bayi berusia tiga bulan mengalami percepatan pertumbuhan atau growth spurt. Kondisi biasanya terjadi pada usia 3 minggu, 6 minggu, dan 3 bulan.
Selama waktu ini, bayi mungkin membutuhkan lebih banyak asupan nutrisi. Untuk itu, Bunda harus memperhatikan isyarat makan, seperti rooting, menghisap tangan, atau menjadi semakin rewel.
2. Pedoman Pemberian ASI Eksklusif
Selama enam bulan pertama, Organisasi Kesehatan Dunia dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut berarti bayi hanya boleh mengonsumsi ASI dan tidak ada cairan atau makanan padat lainnya.
Rata-rata, bayi berusia 3 bulan membutuhkan sekitar 120-180 ml sekali menyusu. Perhari, si kecil dapat minum sebanyak 5-6 kali.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa kebutuhan individu bisa berbeda-beda. Kebutuhan bayi Bunda bisa jadi lebih sedikit atau lebih banyak.
C. Strategi Menyusui yang Baik
Berikut ini beberapa strategi menyusui yang bisa Bunda lakukan:
1. Pelekatan Menyusui yang Benar
Pelekatan yang tepat sangat penting supaya kegiatan menyusui lancar. Mulut bayi harus terbuka lebar dengan puting susu dan sebagian besar areola di mulutnya.
Hal tersebut untuk memastikan si kecil menerima cukup ASI dan meminimalkan ketidaknyamanan bagi ibu. Jika mengalami rasa sakit atau si kecil kesulitan untuk menyusu, sebaiknya mencari bantuan dari konsultan laktasi atau ahli kesehatan.
2. Menjamin Pasokan ASI yang Cukup
Ibu harus menyusui sesuai permintaan supaya suplai ASI tetap terjaga. Selain itu, berikan kedua payudara setiap kali menyusui secara bergantian dan pastkan bayi mengosongkan setiap payudara.
Karenanya, Bunda harus tetap terhidrasi dengan baik. Konsumsilah makanan yang seimbang. Jangan lupa untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
3. Posisi dan Teknik Menyusui
Beberapa posisi dapat membuat proses menyusui menjadi lebih nyaman bagi ibu dan bayi. Contohnya seperti cradle hold, football hold, dan posisi berbaring menyamping.
Bereksperimen dengan berbagai posisi dapat membantu Bunda menemukan posisi yang paling cocok. Selain itu, menggunakan bantal atau kursi menyusui sebagai penopang dapat meredakan ketegangan pada punggung dan bahu ibu.
Baca Juga:
Kebutuhan dan Takaran Susu Formula untuk Bayi 3 Bulan
Pada usia ini, ASI masih menjadi sumber nutrisi utama untuk bayi. Namun apabila memiliki kondisi tertentu yang membuat ibu tidak bisa menyusui, maka alternatifnya adalah memberikan susu formula.
A. Alasan Menggunakan Susu Formula
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa orang tua memilih untuk memberikan susu formula pada bayinya:
1. Kesehatan Ibu atau Kondisi Medis
Beberapa ibu mungkin memiliki masalah kesehatan atau kondisi medis yang menghalangi mereka untuk menyusui atau menghasilkan ASI yang cukup.
Contohnya seperti operasi payudara, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau adanya ketidakseimbangan hormon.
2. Adopsi
Untuk bayi yang lahir melalui adopsi atau ibu pengganti, pemberian susu formula dapat dijadikan alternatif. Alasannya karena ASI dari ibu kandung mungkin tidak tersedia.
3. Pilihan Pribadi
Beberapa ibu mungkin memilih pemberian susu formula karena alasan pribadi. Misalnya seperti komitmen kerja, preferensi gaya hidup, atau kesulitan dalam menyusui.
Memberikan susu formula dapat memberikan fleksibilitas dan memungkinkan lebih banyak tanggung jawab bersama dalam memberi makan bayi.
B. Jenis Susu Formula
Adapun beberapa jenis susu formula yang beredar di pasaran adalah sebagai berikut:
1. Susu Formula Berbasis Susu Sapi
Sebagian besar susu formula memang terbuat dari susu sapi. Jenis ini memiliki protein, lemak, dan karbohidrat yang sudah dimodifikasi agar menyerupai ASI.
2. Susu Formula Berbasis Kedelai
Susu formula berbasis kedelai cocok untuk bayi dengan intoleransi laktosa. Jenis ini menggunakan protein kedelai dan memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan formula berbasis susu sapi.
Namun, perlu diingat bahwa beberapa bayi yang alergi protein susu sapi mungkin juga alergi terhadap protein kedelai.
3. Susu Formula Protein Terhidrolisis
Jenis susu formula yang satu ini mengandung protein yang sudah dipecah menjadi partikel yang lebih kecil. Karena itu, lebih mudah untuk dicerna oleh bayi.
Susu tersebut direkomendasikan untuk bayi dengan risiko alergi tinggi atau yang kesulitan mencerna susu dari sapi atau kedelai.
Ada dua jenis formula terhidrolisis: terhidrolisis sebagian dan terhidrolisis ekstensif. Varian yang kedua biasanya direkomendasikan untuk bayi yang sudah dikonfirmasi alergi protein susu sapi.
4. Susu Formula Khusus
Sesuai dengan namanya, susu jenis ini diberikan secara khusus untuk bayi yang mempunyai kondisi medis tertentu. Contohnya seperti lahir prematur, gangguan metabolisme, refluks, atau malabsorpsi.
Susu tersebut mengandung probiotik tambahan, prebiotik, atau kandungan nutrisi spesifik. Maka dari itu, harus digunakan di bawah bimbingan dokter anak.
C. Memilih Susu Formula yang Tepat
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih susu formula yang tepat untuk si kecil.
1. Konsultasi dengan Dokter Anak
Sebelum memilih susu formula, orang tua sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak. Dengan demikian, nanti akan mendapatkan rekomendasi susu formula yang sesuai kebutuhan individu, usia, dan riwayat kesehatan bayi.
2. Mengidentifikasi Alergi atau Intoleransi
Apabila mengalami alergi atau intoleransi, bayi akan menunjukkan beberapa tanda seperti:
- Rewel berlebihan
- Kembung
- Kentut yang berlebihan
- Muntah
- Diare
- Ruam pada kulit
Jika mendapati beberapa tanda di atas, sebaiknya Bunda segera membawa si kecil ke dokter untuk mendapatkan bantuan medis.
D. Frekuensi dan Jumlah Pemberian Susu
Frekuensi dan jumlah pemberian susu yang tepat sangat penting untuk memastikan bayi berusia 3 bulan mendapat nutrisi yang cukup.
1. Pedoman Pemberian Susu Formula
Sekali menyusu, bayi usia 3 bulan membutuhkan sekitar 120-180 ml susu. Dalam sehari, ia bisa menyusu 5 sampai 6 kali. Namun, bisa kurang atau lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing bayi.
2. Memantau Peningkatan Berat Badan dan Pertumbuhan Bayi
Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter anak akan membantu memantau pertumbuhan bayi. Selain itu, juga bisa memastikan si kecil menerima nutrisi yang cukup dari susu formula.
Dokter akan mengukur berat, panjang, dan lingkar kepala bayi untuk memastikan perkembangan yang tepat.
E. Menyiapkan dan Menyimpan Susu Formula yang Tepat
Saat menggunakan susu formula, sebaiknya Bunda mengikuti petunjuk produsen yang tertera pada kemasan. Gunakan rasio bubuk formula dengan takaran air yang tepat.
Alasannya adalah untuk memberikan keseimbangan nutrisi yang tepat. Susu juga harus dicampur secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada gumpalan.
Untuk alasan keamanan, sebaiknya menggunakan botol dan dot yang bersih. Selain itu, gunakan air yang baru direbus dan didinginkan hingga mencapai suhu ruangan.
Apabila dalam waktu 2 jam susu yang dibuat masih tersisa, sebaiknya segera dibuang. Karena susu tersebut sudah tercemar karena bakteri dari air liur bayi.
Hindari memanaskan susu menggunakan microwave karena dapat menimbulkan hot spot yang dapat membakar mulut bayi. Alih-alih, letakkan botol di dalam mangkuk berisi air hangat atau gunakan penghangat botol untuk memanaskan susu formula sesuai suhu tubuh.
Untuk susu formula bubuk, simpan kaleng yang belum dibuka di tempat yang sejuk dan kering. Setelah dibuka, tutup rapat kalengnya, simpan di tempat yang sejuk dan kering, dan gunakan isinya dalam waktu satu bulan.
Jika menggunakan formula cair siap saji atau konsentrat, ikuti petunjuk produsen untuk penyimpanan dan penggunaan.
F. Transisi dari ASI ke Susu Formula
Jika Bunda memutuskan untuk memberikan susu formula kepada si kecil, sebaiknya lakukan secara bertahap. Mulailah dengan mengganti satu sesi menyusui dengan susu formula dan amati bagaimana bayi menyesuaikan diri.
Tingkatkan jumlah susu formula secara bertahap dari waktu ke waktu. Hal tersebut dilakukan agar bayi dan tubuh ibu dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Selama masa transisi ini, Bunda juga sebaiknya memantau kenyamanan dan pasokan ASInya sendiri. Mengurangi jumlah sesi menyusui dapat menyebabkan pembengkakan payudara atau bahkan mastitis.
Untuk menghindari komplikasi, ibu dapat memompa ASI, baik secara manual atau dengan pompa payudara untuk menghilangkan rasa tidak nyaman. Namun sebaiknya tidak memompa terlalu banyak, karena ini akan memberi sinyal pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Baca Juga:
Mengkombinasikan Pemberian ASI dan Susu Formula
Karena alasan tertentu, orang tua mungkin harus menggabungkan pemberian ASI dan susu formula. Penjelasan selengkapnya dapat disimak berikut ini

A. Alasan untuk Mengkombinasikan ASI dan Susu Formula
Ada beberapa alasan yang mungkin membuat orang tua mengombinasikan ASI dengan susu formula. Beberapa di antaranya adalah:
- Pasokan ASI tidak mencukupi: tidak sedikit ibu yang mungkin berjuang untuk menghasilkan ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Melengkapi dengan susu formula memastikan bayi menerima nutrisi yang cukup.
- Kembali bekerja: ibu yang kembali bekerja mungkin merasa kesulitan untuk mempertahankan pemberian ASI eksklusif. Mencampur ASI dan susu formula dapat memberikan keleluasaan dan kenyamanan.
- Alasan medis: jika bayi memiliki kebutuhan nutrisi khusus atau ibu sedang mengonsumsi obat yang dapat memengaruhi ASI, mengkombinasikan dengan susu formula mungkin diperlukan.
- Pilihan pribadi: beberapa ibu mungkin memilih untuk menggabungkan pemberian ASI dan susu formula karena alasan pribadi atau berbagi tanggung jawab pemberian makan dengan pasangannya.
B. Cara Kombinasi yang Sukses
Mengkombinasikan pemberian ASI dan susu formula memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga suplai ASI yang cukup dan memastikan kesehatan bayi.
1. Menjaga Persediaan ASI
Saat menggabungkan pemberian ASI dan susu formula, sebaiknya Bunda menjaga suplai ASI tetap cukup. Ibu harus terus menyusui sesuai permintaan dan memompa ASI saat jauh dari bayi.
Stimulasi pada payudara yang dilakukan secara teratur melalui menyusui atau memompa mengirimkan sinyal ke tubuh untuk terus memproduksi ASI.
2. Memastikan Asupan Nutrisi yang Tepat
Baik ASI maupun susu formula memberikan nutrisi penting bagi bayi. Namun, ASI mengandung zat penambah kekebalan yang unik dan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi saat mereka tumbuh.
Untuk memastikan bayi menerima manfaat dari keduanya, orang tua harus bekerja sama dengan dokter anak untuk mengembangkan rencana pemberian makan yang menyeimbangkan asupan ASI dan susu formula.
3. Menyeimbangkan Sesi Menyusui dan Pemberian Susu Formula
Memperkenalkan susu formula secara bertahap dan memberikan jadwal yang konsisten dapat membantu bayi menyesuaikan diri dengan rutinitas pemberian makan yang baru.
Bunda dapat memulainya dengan mengganti satu sesi menyusui dengan pemberian susu formula dan amati bagaimana reaksi bayi. Kemudian, perlahan tingkatkan jumlah pemberian susu formula sesuai kebutuhan.
Saat memberikan ASI dan susu formula dalam waktu yang sama, berikan ASI terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan guna memastikan bayi menerima manfaat ASI yang meningkatkan kekebalan tubuh sebelum mengisi susu formula.
4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter anak akan membantu memastikan bayi menerima keseimbangan nutrisi yang tepat dan memantau pertumbuhan dan perkembangannya.
5. Dukungan dan Bimbingan
Menggabungkan pemberian ASI dan susu formula bisa menjadi keputusan yang menantang bagi beberapa ibu. Jika merasa kurang yakin, tidak ada salahnya untuk mencari bimbingan dari profesional kesehatan, konsultan laktasi supaya lebih terinformasi.
Baca Juga:
Pertimbangan Tambahan untuk Bayi 3 Bulan
Ketika merawat bayi usia 3 bulan, ada baiknya untuk mengetahui faktor tambahan yang dapat memengaruhi kebutuhan susu dan perilaku makannya.

A. Tanda-Tanda Alergi atau Intoleransi
Bayi yang diberi ASI dan susu formula dapat menunjukkan tanda-tanda alergi atau intoleransi. Beberapa gejala umum yang mungkin terlihat adalah:
- Rewel atau kolik yang berlebihan
- Sering kentut, kembung, atau sakit perut
- Diare atau muntah
- Ruam kulit atau eksim
- Mengi atau kesulitan bernapas
- Keluarnya darah atau lendir di tinja
B. Pentingnya Pemeriksaan Rutin Dokter Anak
Pemeriksaan rutin dengan dokter anak sangat penting untuk memantau pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan bayi secara keseluruhan. Kunjungan ini memungkinkan orang tua untuk mengatasi masalah atau pertanyaan apapun tentang makan, tidur, atau perilaku.
Dokter juga akan memastikan bayi mendapatkan vaksinasi terbaru dan melacak tonggak seperti penambahan berat badan, panjang, dan lingkar kepala. Selain itu, pemeriksaan ini ini dapat membantu mendeteksi potensi masalah sejak dini, memungkinkan intervensi dan dukungan tepat waktu.
C. Pengenalan Makanan Padat dan Kapan Waktu yang Tepat
Biasanya, bayi tidak diperkenalkan dengan makanan padat sampai usia sekitar enam bulan. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan pengenalan makanan padat sambil terus menyusui hingga minimal 12 bulan.
Namun, beberapa bayi mungkin menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk makanan padat lebih awal. Tanda-tanda ini meliputi:
- Memiliki kontrol kepala dan leher yang baik
- Bisa duduk hanya dengan sedikit bantuan
- Menunjukkan minat pada makanan, seperti meraihnya atau melihat orang lain makan
- Kehilangan refleks dorongan lidah yang mendorong makanan keluar dari mulut
- Membuka mulut saat makanan mendekat
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda di atas sebelum enam bulan, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan membantu menentukan waktu yang tepat untuk memperkenalkan makanan padat dan memberikan rekomendasi makanan yang harus diberikan, seperti sereal gandum, bubur buah, atau sayuran.
D. Tummy Time dan Perkembangan Fisik
Pada usia tiga bulan, si kecil setidaknya harus melakukan tummy time atau waktu tengkurap sebanyak 30 menit. Waktu tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sesi.
Sebenarnya, tummy time sudah bisa dilakukan sejak usia bayi baru lahir. Hanya saja, durasinya yang berbeda. Biasanya lebih singkat.
Manfaat dari tummy time adalah untuk untuk membantu memperkuat otot leher, punggung, dan bahunya. Selain itu, juga dapat mendorong perkembangan keterampilan motoriknya.
Adapun, melakukan tummy time sebaiknya berada di tempat yang datar dan dilasi dengan kain yang lembut atau selimut tipis. Setelah itu, posisikan bayi dalam keadaan tengkurap.
Supaya si kecil tidak bosan, Bunda bisa mengajaknya untuk berinteraksi. Entah itu, berbicara, bercanda, melihat gambar-gambar, dan lain-lain.
E. Membangun Rutinitas Tidur
Ketika berusia tiga bulan, buah hati Bunda sudah mulai memiliki pola tidur yang lebih dapat diprediksi. Orang tua dapat mendukung kebiasaan tidur yang sehat dengan menetapkan rutinitas, seperti waktu tidur yang konsisten, ritual tidur yang menenangkan, dan menciptakan lingkungan yang ramah untuk tidur.
Baca Juga:
Pentingnya Memenuhi Kebutuhan ASI atau Susu Formula untuk Bayi Usia 3 Bulan
Demikianlah ulasan mengenai kebutuhan ASI dan susu formula bayi usia 3 bulan yang dapat Bunda simak lewat artikel di atas. Semoga apa yang telah dibaca dapat memberikan manfaat ya, Bunda.
Pada usia enam bulan pertama, memang dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi untuk mendukung pertumbuhannya agar optimal. Akan tetapi jika ada kondisi tertentu, tidak apa-apa memberikan susu formula pada bayi.
Yang terpenting, sesuaikan dengan kebutuhannya agar nutrisinya tetap tercukup. Sebelum memilih susu formula yang cocok, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga:
- unicef, Feeding Your 1- to 3-Month-Old, https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-6-12-months
- verywellfamily, Newborn and Baby Feeding Schedules, https://www.verywellfamily.com/how-much-should-a-newborn-eat-when-they-re-0-3-months-5186148
- C&G babyclub, Feeding your baby at 0 - 3 months, https://www.cgbabyclub.co.uk/baby/months/0-3-months/0-3-months-feeding-your-baby.html