
Menyusui tidaklah semudah yang dibayangkan. Untuk itu, Bunda perlu memahami cara dan posisi menyusui bayi yang benar supaya kebutuhan nutrisinya terpenuhi.
ASI merupakan sumber nutrisi utama untuk bayi pada awal kehidupannya di dunia. Untuk itu, Bunda perlu memahami cara dan posisi menyusui bayi yang benar supaya kebutuhan si kecil dapat terpenuhi.
Menyusui memang merupakan sebuah kegiatan yang cukup menantang, terutama untuk ibu baru. Karenanya ada beberapa aspek yang memang harus diperhatikan.
Nah tidak hanya mengenai metode untuk menyusui saja. Lewat artikel ini Bunda juga akan menyimak informasi bagaimana mengatasi berbagai tantangan selama mengASIhi.
Persiapan Menyusui
Menyusui memang tidak semudah yang dibayangkan. Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
A. Memahami Dasar-Dasar Menyusui
Sebelum mulai mengetahui cara menyusui bayi yang benar, tidak ada salahnya Bunda mengetahui hal-hal dasar seperti memahami bagaimana ASI diproduksi, bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu, dan berbagai tahapan produksi ASI mulai dari kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur.
Bunda juga perlu memahami apa saja manfaat menyusui bagi ibu dan bayi, serta tantangan umum dan cara mengatasinya. Selain itu, penelitian tentang hormon yang terlibat dalam menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin, dapat membantu lebih memahami proses dan cara kerja tubuh ibu dalam memproduksi ASI.
B. Menciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Mendukung
Menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung saat menyusui sangatlah penting. Sebaiknya, memilih tempat yang sunyi dan tenang di mana Bunda dan bayi dapat bersantai.
Pastikan juga memiliki kursi atau tempat duduk yang nyaman dengan penyangga punggung yang tepat. Simpan barang-barang penting seperti air, makanan ringan, dan bantal tambahan di tempat yang dekat untuk membantu mempertahankan posisi yang nyaman selama menyusui.
Pencahayaan lembut, musik yang menenangkan, atau white noise juga dapat membantu menciptakan suasana menenangkan yang mendorong relaksasi dan keberhasilan menyusui.
C. Mencari Bimbingan dari Konsultan Laktasi atau Penyedia Layanan Kesehatan
Konsultan laktasi atau penyedia layanan kesehatan dapat memberikan bimbingan dan dukungan yang berharga selama Bunda menyusui. Mereka dapat menawarkan saran tentang teknik menyusui, posisi, dan pemecahan masalah setiap tantangan terkait pemberian ASI.
D. Persiapan untuk Menghadapi Tantangan Menyusui
Tidak ada salahnya bagi Bunda untuk menghadapi tantangan dalam menyusui seperti puting yang sakit, bengkak, atau produksi ASI yang rendah. Pelajari tentang berbagai strategi dan solusi untuk mengatasi tantangan ini, dan jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan.
Contohnya adalah dengan menggunakan krim atau salep puting untuk membantu menenangkan puting yang sakit. Untuk pembengkakan, Bunda dapat mengompres dengan air dingin atau melakukan pijatan yang lembut.
E. Nutrisi dan Hidrasi untuk Ibu
Tidak hanya cara menyusui bayi yang benar. nutrisi dan hidrasi yang tepat harus diperhatikan untuk menjaga pasokan susu yang sehat. Untuk itu, Bunda sebaiknya mengonsumsi makanan seimbang yang kaya biji-bijian, buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan lemak sehat.
Sertakan juga makanan yang tinggi kalsium, zat besi, dan asam lemak omega-3, karena nutrisi terebut sangat penting untuk ibu menyusui. Selain itu, minumlah banyak air agar tetap terhidrasi.
Dehidrasi memiliki dampak yang buruk pada produksi ASI. Usahakan untuk minum setidaknya delapan gelas air per hari, dan pertimbangkan untuk mengonsumsi lebih banyak jika memiliki banyak kegiatan atau tinggal di iklim yang panas.
Baca Juga:
Posisi Menyusui dan Pelekatan yang Benar
Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara dan posisi menyusui bayi dan bagaimana pelekatan yang benar.

A. Posisi Menggendong
Cradle hold adalah salah satu posisi menyusui yang paling umum. Apabila menggunakan posisi ini, Bunda sebaiknya duduk nyaman dengan penopang punggung.
Kemudian, kepala bayi diposisikan pada lekukan siku dan tubuh pada pangkuan. Selanjutnya, pastikan perutnya menyentuh perut Bunda dan mulut sejajar dengan puting.
Ketika bayi membuka mulutnya lebar-lebar, arahkan dengan lembut ke payudara. Dagu dan hidung sebaiknya menempel pada payudara. Sementara itu, telinga, bahu, dan pinggul bayi harus sejajar agar mudah menelan.
B. Posisi Menggendong Silang
Posisi menggendong silang sebenarnya mirip dengan posisi sebelumnya. Namun, jika menggunakan posisi ini dapat memberikan kontrol lebih untuk ibu dan sangat berguna untuk bayi prematur atau bayi yang masih kecil.
Caranya adalah dengan menggendong bayi dengan lengan berlawanan dengan payudara tempatnya akan menyusu. Kemudian, topang kepalanya dengan tangan Bunda. Gunakan tangan yang lain untuk menopang payudara.
Setelah si kecil membuka mulutnya lebar-lebar, arahkan ke payudara dan pastikan dagu serta hidungnya menyentuh kulit.
C. Posisi Pegangan Bola
Posisi menyusui bayi yang lainnya adalah pegangan bola atau genggaman kopling. Cara ini sangat membantu untuk ibu yang menjalani operasi caesar karena menjauhkan bayi dari tempat sayatan.
Selain itu, posisi tersebut juga dapat bermanfaat bagi ibu dengan payudara besar atau yang menyusui anak kembar.
Posisikan bayi di samping dengan kaki terselip di bawah lengan seperti bola dan kaki mereka mengarah ke punggung Bunda. Sangga kepalanya dengan tangan dan gunakan yang lain untuk menopang payudara.
D. Posisi Berbaring Samping
Posisi berbaring miring berguna untuk menyusui di malam hari atau saat ibu perlu istirahat.
Cara melakukannya adalah dengan berbaring miring dan menghadapkan bayi pada Bunda.
Jangan lupa juga untuk menggunakan bantal penopang di belakang punggung Bunda. Kemudian, gunakan lengan bawah untuk menopang kepala bayi dan pastikan mulutnya sejajar dengan puting Anda.
E. Posisi Santai
Dengan menggunakan posisi santai, memungkinkan bayi mengambil peran lebih aktif dalam mengunci, memanfaatkan naluri dan refleks alaminya. Cara melakukannya adalah dengan bersandar dalam posisi yang nyaman atau semi-berbaring.
Posisikan bayi tengkurap pada dada Bunda dan sangga kepala dan tubuhnya dengan lengan. Kemudian, biarkan ia bergerak bebas supaya dapat menemukan puting dan menyusu secara alami.
F. Tips untuk Menemukan Posisi yang Tepat
Untuk menemukan posisi yang tepat, Bunda sebaiknya mencoba semuanya dan pilih mana yang paling cocok. Pastikan Bunda dan bayi merasa nyaman dan tertopang dengan baik dalam posisi yang telah dipilih.
Selain itu, Bunda mungkin perlu menggunakan bantal atau selimut yang digulung untuk memberikan dukungan tambahan. Bersabarlah dan berikan waktu pada diri sendiri dan si kecil untuk menyesuaikan diri dengan posisi yang berbeda.
Hal tersebut karena kemungkinan perlu beberapa kali latihan untuk menemukan posisi yang paling nyaman dan efektif.
G. Tanda-Tanda Pelekatan yang Tepat
Pelekatan yang tepat sangat penting untuk keberhasilan menyusui. Tanda pelekatan yang baik antara lain mulut bayi menutupi sebagian besar areola, jadi bukan hanya puting saja.
Selanjutnya, dagu dan hidungnya menyentuh kulit payudara dan bibirnya melebar ke luar. Bunda harus merasakan sensasi menarik , tetapi seharusnya tidak menyakitkan. Saat bayi menyusu dengan benar, pipinya akan tampak penuh dan bulat.
Bunda juga mungkin dapat mendengarnya menelan. Bayi yang melekat dengan baik juga akan memiliki pola isapan yang ritmis dan akan terlihat rileks dan puas selama menyusu.
H. Teknik Mencapai Pelekatan yang Benar
Supaya pelekatannya yang tepat, arahkan si kecil untuk membuka mulutnya lebar-lebar dengan menyentuh bibirnya dengan lembut menggunakan puting. Setelah mulutnya terbuka lebar, arahkan ke payudara dan pastikan dagu dan hidungnya menempel.
Jika perlu, Bunda dapat menarik dagunya dengan lembut untuk membantunya menempel lebih dalam. Perlu diingat bahwa mungkin diperlukan beberapa usaha supaya teknik pelekatannya tepat, terutama untuk bayi baru lahir yang masih belajar menyusui.
I. Tanda-Tanda Pelekatan yang Tidak Tepat
Pelekatan yang tidak tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu dan penurunan asupan ASI untuk bayi. Tanda-tanda pelekatan yang tidak tepat yaitu:
- Terasa sakit saat menyusui
- Adanya suara klik atau kecapan
- Bibir bayi berputar ke dalam
- Puting tampak rata atau terjepit setelah menyusu
J. Memperbaiki Pelekatan yang Salah
Jika bayi tidak melakukan pelekatan dengan benar, Bunda sebaiknya membantu dengan memasukkan jari ke sudut mulutnya dan mencoba lagi. Selain itu, bisa juga mencoba posisi menyusui yang berbeda untuk membantu bayi mencapai pelekatan yang tepat.
Baca Juga:
Menetapkan Rutinitas Menyusui
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menetapkan rutinitas menyusui si kecil.

A. Frekuensi dan Durasi Menyusui
Pada minggu-minggu awal setelah lahir, sebaiknya Bunda memberi makan bayi sesuai permintaan. Jadi bisa saja setiap 2 hingga 3 jam atau 8 hingga 12 kali sehari.
Perut bayi memang masih kecil, tapi ASI mudah dicerna sehingga perlu sering menyusu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Saat bayi sudah mulai tumbuh, ia mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menyusu dan jumlah menyusu per hari dapat berkurang.
Setiap sesi menyusui dapat berlangsung dari 10 hingga 45 menit. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan dan usia si kecil.
B. Tanda-Tanda Bahwa Bayi Mendapatkan Cukup ASI
Untuk memastikan si kecil mendapat ASI yang cukup, Bunda perlu memantau kenaikan berat badannya, jumlah popok basah, dan tinja. Dalam beberapa minggu pertama, bayi harus memiliki setidaknya 6 hingga 8 popok basah per hari.
Selain itu, buang air besarnya harus berubah dari mekonium menjadi tinja kuning dan berbiji. Kemudian, berat badan bayi harus bertambah dengan kecepatan yang sehat.
C. Tanda-Tanda Bahwa Bayi Tidak Mendapat Cukup ASI
Jika bayi tidak mendapatkan cukup ASI, berat badannya mungkin tidak bertambah seperti yang diharapkan. Bahkan, bisa jadi berat badannya malah turun.
Tanda-tanda lain dari asupan susu yang tidak memadai adalah popok basah yang tidak kurang dari 6 per hari atau urin berwarna gelap, jarang buang air besar, atau rasa lapar yang terus-menerus bahkan setelah sesi menyusui.
D. Tips untuk Menetapkan Rutinitas Menyusui yang Berhasil
Adapun beberapa tips yang dapat Bunda lakukan adalah sebagai berikut:
- Susui bayi sesuai permintaan dan perhatikan isyarat lapar seperti rooting, menghisap tangan, atau menjadi rewel.
- Latih berbagai posisi menyusui untuk menemukan posisi yang paling nyaman dan efektif.
- Lakukan kontak kulit ke kulit, terutama di minggu-minggu awal, untuk membantu membangun ikatan menyusui yang kuat.
- Bersabarlah dan berikan waktu pada diri sendiri dan bayi untuk melakukan penyesuaian.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk menyusui, termasuk menggunakan bantal atau selimut untuk memberikan dukungan tambahan.
- Tetap terhidrasi dan pertahankan diet seimbang karena ini dapat berpengaruh pada kualitas dan kuantitas ASI.
- Biarkan bayi selesai menyusu pada satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya. Hal ini memastikannya menerima foremilk dan hindmilk yang memiliki nutrisi berbeda.
- Hindari memasukkan dot atau botol sampai benar-benar paham menyusu untuk mencegah bingung puting.
E. Menyusui di Malam Hari
Menyusui malam hari sangat penting untuk menjaga suplai ASI dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Tanggapi isyarat lapar bayi di malam hari dan nyalakan lampu redup untuk memfasilitasi pemberian makan di malam hari.
Untuk membuat menyusui di malam hari lebih nyaman, pertimbangkan untuk menggunakan posisi berbaring menyamping, yang memungkinkan Bunda dan bayi beristirahat saat menyusui.
F. Menyeimbangkan Menyusui dengan Pemberian Susu Formula
Karena kondisi tertentu dan atas rekomendasi dokter, Bunda mungkin juga harus memberikan nutrisi tambahan pada si kecil menggunakan susu formula. Beberapa tips yang dapat digunakan untuk pemberian kombinasi ASI dan susu formula adalah sebagai berikut:
- Berikan ASI terlebih dahulu sebelum memberi susu formula karena ini akan membantu menjaga suplai ASI.
- Secara bertahap perkenalkan susu formula mulai dengan jumlah kecil dan tingkatkan sesuai kebutuhan.
- Gunakan dot aliran lambat pada botol
- Cobalah untuk mempertahankan jadwal pemberian ASI yang konsisten, berikan ASI dan susu formula secara berkala sepanjang hari.
Baca Juga:
Mempertahankan Pasokan dan Kualitas ASI
Beberapa cara untuk mempertahankan suplai dan kualitas ASI yang dapat Bunda lakukan adalah sebagai berikut:

A. Pentingnya Sering Menyusui
Untuk menjaga pasokan ASI yang mencukup kebutuhan bayi, Bunda sebaiknya sering menyusui. ASI berproduksi berdasarkan permintaan. Maka dari itu, semakin sering menyusui atau memompa, semakin banyak ASI yang dihasilkan oleh tubuh.
Pada minggu-minggu awal setelah kelahiran si kecil, berikan ASI sesuai permintaan untuk membangun persediaan ASI yang kuat. Selain itu, hindari tidak menyusui atau memompa dalam waktu yang lama karena dapat menyebabkan penurunan produksi ASI.
B. Strategi untuk Meningkatkan Pasokan Susu
Jika mulai mengkhawatirkan suplai ASI, ada beberapa strategi yang dapat dicoba untuk meningkatkannya:
- Susui bayi sesuai permintaan atau saat ia menunjukkan isyarat lapar.
- Pastikan bayi melakukan pelekatan yang benar untuk menyusui yang efisien.
- Berikan kedua payudara setiap kali menyusui, biarkan bayi menghabiskan satu payudara sebelum beralih ke payudara lainnya.
- Mencoba “power pumping”, yang melibatkan pemompaan dalam sesi pendek dan sering sepanjang hari untuk merangsang produksi ASI.
- Tetap terhidrasi dengan baik dan pertahankan diet seimbang yang kaya nutrisi.
- Pertimbangkan untuk menggunakan produk untuk melancarkan ASI atau sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Melakukan kontak kulit-ke-kulit dengan bayi untuk membantu merangsang produksi ASI dengan melepaskan oksitosin, hormon yang bertanggung jawab atas pengeluaran ASI.
- Dorong bayi untuk menyusu lebih sering selama periode percepatan pertumbuhan karena peningkatan frekuensi menyusui dapat membantu meningkatkan produksi ASI.
C. Mengenali dan Mengatasi Penyebab Umum Rendahnya Pasokan ASI
Beberapa faktor dapat menyebabkan rendahnya suplai ASI antara lain:
- Jarang menyusui
- Pelekatan yang tidak tepat
- Stres
- Memiliki penyakit
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu
D. Tips untuk Mempertahankan Pasokan ASI yang Sehat
Supaya pasokan ASI tetap mencukupi, Bunda bisa melakukan beberapa tips berikut:
- Prioritaskan untuk merawat diri seperti istirahat yang cukup, tetap terhidrasi, dan makan makanan seimbang.
- Berlatih teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam atau meditasi, untuk mengelola stres.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk menyusui
- Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk memastikan ia menerima nutrisi yang cukup dari ASI Anda.
- Jika kembali bekerja atau akan jauh dari si kecil untuk waktu yang lama, sebaiknya rutin memompa ASI untuk menjaga persediaan.
E. Memahami Warna dan Konsistensi ASI yang Sehat
ASI yang sehat memiliki warna dan konsistensi yang bervariasi. Hal tersebut tergantung pada faktor-faktor seperti pola makan, hidrasi, dan tahap menyusui.
Kolostrum atau susu pertama yang dihasilkan setelah melahirkan biasanya kental dan berwarna kekuningan. Sementara itu, ASI yang matang dapat berkisar dari bening hingga putih kebiruan atau bahkan agak kuning.
Warnanya dapat berubah sepanjang hari atau di antara waktu makan. Sesekali muncul variasi warna lain umumnya tidak perlu dikhawatirkan.
F. Perbedaan antara ASI Kiri dan Kanan
Mungkin ada sedikit perbedaan produksi ASI atau konsistensi antara payudara kiri dan kanan. Salah satu payudara bisa saja menghasilkan lebih banyak ASI daripada yang lainnya karena bayi lebih suka menyusu dari satu sisi.
Perbedaan ini biasanya normal dan tidak menunjukkan adanya masalah dengan produksi ASI atau teknik menyusui. Meski demikian, Bunda harus tetap memberikan kedua payudara setiap kali menyusui untuk menjaga keseimbangan produksi ASI.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti payudara setiap memulai menyusui. Alasannya adalah karena payudara pertama yang disusui bayi sering menerima lebih banyak rangsangan dan sebagai hasilnya dapat menghasilkan lebih banyak ASI.
Jika si kecil secara konsisten menyukai satu payudara saja, maka cobalah mulai menyusui di sisi yang kurang disukai untuk mendorong produksi ASI yang lebih seimbang.
Perhatikan setiap perubahan signifikan dalam pasokan atau produksi susu di satu sisi. Hal tersebut bisa saja mengindikasikan masalah potensial seperti saluran susu yang tersumbat atau mastitis.
Baca Juga:
Tantangan Menyusui dan Solusinya
Menyusui tidaklah semudah yang dibayangkan, namun sebenarnya juga tidak terlalu sulit apabila sudah memahami apa yang membuat ibu dan si kecil nyaman. Nah, berikut ini adalah beberapa tantangan dalam menyusui sekaligus solusi untuk mengatasinya.

A. Mengenali dan Mengatasi Kelebihan Makan
Overfeeding atau kelebihan makan dapat terjadi ketika bayi mengkonsumsi lebih banyak susu dari yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang berlebihan, pencernaan tidak nyaman, atau gumoh.
Untuk mengenali dan mengatasi overfeeding, Bunda sebaiknya mempertimbangkan hal berikut:
- Pantau kenaikan berat badan dan pertumbuhan bayi untuk memastikan mereka berada dalam kisaran yang disarankan untuk usianya.
- Perhatikan isyarat lapar bayi dan hindari memaksanya menyusu saat ia menunjukkan tanda-tanda kenyang, seperti memalingkan muka dari payudara atau botol.
- Dorong bayi untuk menyusu dengan lambat dan stabil dengan menggunakan dot aliran lambat pada botol atau biarkan mereka beristirahat saat menyusui.
B. Tips untuk Mencegah dan Mengatasi Gumoh
Gumoh memang sering terjadi pada bayi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ada beberapa strategi yang dapat dicoba untuk meminimalkan gumoh dan memastikan bayi nyaman selama dan setelah menyusu, yaitu:
- Jaga bayi dalam posisi tegak selama menyusui dan selama 20-30 menit sesudahnya.
- Sendawakan bayi sesering mungkin selama menyusui, terutama jika mereka cenderung menelan udara.
- Hindari memberi makan bayi sebelum atau setelah aktivitas berat atau bermain.
- Pertimbangkan untuk memberi susu lebih sedikit, tapi dengan frekuensi yang lebih sering untuk menghindari kekenyangan.
C. Makanan yang Harus Dihindari Saat Menyusui
Makanan dan zat tertentu dapat memengaruhi kualitas dan rasa ASI. Hal tersebut juga berpotensi menyebabkan rewel atau masalah pencernaan pada bayi.
Meskipun setiap bayi berbeda, beberapa makanan yang harus dihindari atau dibatasi saat menyusui adalah:
- Kafein: jika dalam jumlah besar dapat masuk ke dalam ASI dan dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi.
- Alkohol: memiliki dampak negatif pada perkembangan bayi
- Ikan tinggi merkuri: menimbulkan risiko bagi perkembangan sistem saraf bayi
- Alergen: hindari makanan seperti susu sapi, kedelai, telur, kacang tanah jika menunjukkan tanda-tanda sensitivitas
D. Makanan yang Meningkatkan Produksi ASI
Beberapa makanan dianggap meningkatkan produksi ASI dan tidak ada salahnya untuk dikonsumsi oleh Bunda selama menyusui. Makanan ini, yang dikenal sebagai galactagogues yang meliputi:
- Oatmeal: membantu meningkatkan suplai ASI dengan meningkatkan kesehatan ibu secara keseluruhan dan kadar zat besi.
- Bayam dan sayuran hijau gelap lainnya: tinggi kalsium, zat besi, dan vitamin K, sayuran padat nutrisi ini dapat mendukung produksi susu dan kesehatan secara keseluruhan.
- Almond: sumber lemak sehat, protein, dan kalsium yang baik, almond dianggap membantu meningkatkan pasokan susu.
- Adas: ramuan ini secara tradisional digunakan sebagai galactagogue dan dapat dikonsumsi sebagai teh atau ditambahkan ke makanan.
E. Memastikan Posisi Tidur yang Nyaman untuk Bayi
Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan aman untuk bayi dapat membantu kesehatan bayi secara umum.
Simak tips berikut untuk memastikan posisi tidur yang nyaman untuk si kecil:
- Tidurkan bayi dengan posisi telentang karena ini adalah posisi teraman untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
- Jaga agar permukaan tempat tidur bayi tetap kokoh serta bebas bantal dan mainan yang untuk meminimalkan risiko mati lemas.
- Bedong bayi selama beberapa bulan pertama karena hal ini dapat membantunya merasa aman dan mencegahnya terbangun secara mengejutkan.
- Jika bayi mengalami refluks asam atau mudah muntah, sedikit tinggikan posisi kepala untuk mengurangi gejalanya.
F. Mengatasi Sesi Menyusui yang Sering dan Singkat
Beberapa bayi mungkin lebih suka sering menyusu untuk waktu yang lebih singkat. Untuk mengatasi masalah ini, Bunda dapat mempertimbangkan hal berikut:
- Berikan kedua payudara setiap kali menyusui, biarkan bayi menyelesaikan satu sisi sebelum beralih ke sisi lainnya.
- Jika bayi secara konsisten menyusu dalam waktu singkat dan berat badannya tidak bertambah dengan semestinya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
G. Puting Nyeri dan Pegal
Nyeri dan nyeri pada puting bisa menjadi tantangan umum bagi ibu menyusui. Hal tersebut dapat terjadi terutama selama beberapa minggu pertama menyusui.
Adapun beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri tersebut adalah:
- Pastikan bayi melakukan pelekatan yang tepat.
- Oleskan salep untuk membantu menenangkan dan menyembuhkan puting yang sakit.
- Gunakan bantalan hidrogel atau kompres dingin untuk meredakan nyeri dan peradangan.
- Hindari penggunaan sabun atau produk pengering lainnya pada puting karena dapat mengiritasi kulit.
- Segera pergi ke dokter jika nyeri puting berlanjut atau memburuk
H. Mengatasi Pembengkakan
Pada awal-awal menyusui, payudara bisa menjadi terlalu penuh, keras, dan nyeri. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pembengkakan tersebut adalah:
Menyusui bayi sesering mungkin atau sesuai permintaan untuk membantu mengatur suplai ASI dan mencegah pembengkakan.
- Gunakan kompres hangat atau mandi air hangat sebelum menyusui untuk membantu menstimulasi aliran ASI dan meredakan pembengkakan.
- Pijat payudara dengan lembut saat menyusui untuk membantu ASI mengalir lebih mudah.
- Gunakan kompres dingin atau kompres es setelah menyusui untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
I. Saluran Susu Tersumbat dan Mastitis
Saluran susu yang tersumbat dan mastitis merupakan kondisi yang menyakitkan dan dapat terjadi ketika ASI tidak cukup dikeluarkan dari payudara. Hal ini menyebabkan peradangan, infeksi, dan gejala seperti flu.
Cara untuk mengatasinya adalah sebagai berikut:
- Pastikan mengeluarkan ASI sering dan efektif dengan menyusui atau memompa secara teratur dan menggunakan teknik pelekatan yang tepat.
- Pijat lembut payudara ke arah puting selama menyusui atau saat memompa untuk membantu melepaskan saluran yang tersumbat.
- Oleskan kompres hangat ke area yang terkena untuk membantu meningkatkan aliran ASI dan mengurangi rasa sakit.
- Pertahankan diet seimbang dan bergizi, tetap terhidrasi, dan prioritaskan perawatan diri.
Baca Juga:
Pentingnya Mengetahui Cara Menyusui Bayi yang Benar
Itulah tadi informasi lengkap mengenai cara dan posisi menyusui bayi yang benar. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ASI merupakan nutrisi penting di awal kehidupan si kecil di dunia. Untuk itu, sebaiknya Bunda memahami bagaimana cara menyusui bayi yang benar dan posisi yang nyaman untuk digunakan.
Karena kalau menyusui lancar, kebutuhan si kecil pasti akan tercukupi. Dengan demikian, ia akan mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Baca Juga:
- NHS, Breastfeeding: positioning and attachment, https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding/positioning-and-attachment/
- Children's Hospital of Philadelphia, Breastfeeding Tips for Beginners, https://www.chop.edu/pages/breastfeeding-tips-beginners
- Parents, 37 Breastfeeding Tips Every New Parent Should Know, https://www.parents.com/baby/breastfeeding/tips/31-breastfeeding-secrets/