
Ketahui apa saja penyebab dan ciri demam pada bayi untuk menghindari komplikasi kesehatan yang lebih parah. Pastikan Bunda memahami cara menurunkan panas pada bayi agar si kecil segera pulih.
Demam atau meningkatnya suhu tubuh pada bayi bisa saja terjadi dengan tidak terduga. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara menurunkan panas pada bayi.
Jika tidak diberikan penanganan tepat waktu, ditakutkan akan memperburuk kondisi dan bahkan membahayakan nyawa bayi. Oleh sebab itu, penyebab dan ciri demam perlu diwaspadai.
Artikel ini juga menyajikan informasi mengenai langkah-langkah yang bisa diambil untuk meredakan panas serta pertanyaan-pertanyaan seputar demam pada bayi. Mari simak!
Penyebab Demam pada bayi
Sebelum mengetahui cara menurunkan panas pada bayi, berikut ini beberapa faktor yang menjadi penyebab demam pada bayi yang perlu Bunda waspadai:

A. Infeksi Virus
1. Pilek Biasa
Pilek biasa atau flu biasa muncul karena infeksi virus yang memengaruhi saluran pernapasan bagian atas. Gejala-gejala yang muncul adalah pilek, batuk, hidung tersumbat, dan demam ringan.
Meskipun penyakit ini daoat sembuh dengan sendirinya, penting untuk tetap menjaga dan memantau kondisi bayi agar tetap nyaman serta tidak terjadi komplikasi.
2. Influenza
Penyebab demam tinggi pada bayi selanjutnya adalah influenza. Selain meningkatnya suhu tubuh, gejala lain yang muncul adalah batuk, sakit tenggorokan, nyeri tubuh, dan kelelahan.
Influenza adalah penyakit yang lebih parah daripada flu biasa dan dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada anak kecil. Vaksinasi adalah tindakan pencegahan yang efektif untuk melindungi bayi dari flu.
3. Roseola
Roseola adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam tinggi yang tiba-tiba, diikuti dengan ruam yang khas setelah demam mereda.
Biasanya, penyakit ini menyerang bayi berusia antara enam bulan dan dua tahun. Meskipun demam yang muncul cukup mengkhawatirkan, tapi roseola bisa sembuh tanpa komplikasi.
Umumnya, pengobatan untuk roseola lebih difokuskan pada penanganan demam dan rasa tidak nyaman pada bayi.
B. Infeksi Bakteri
1. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang dapat menyebabkan demam pada bayi. Biasanya, gejalanya juga disertai dengan batuk, kesulitan bernapas, dan nyeri dada.
Diagnosis dan pengobatan dini dengan antibiotik sangat penting untuk mencegah komplikasi parah, terutama pada bayi dan anak kecil.
2. Infeksi Telinga
Infeksi telinga menjadi salah satu penyakit yang rentan terjadi pada bayi. Penyakit ini dapat menyebabkan demam, rewel, sulit tidur, dan menarik-narik telinga.
Penanganan infeksi telinga perlu dilakukan evaluasi yang mendalam untuk menentukan pengobatan yang tepat. Jika infeksi dikarenakan bakteri, maka perlu dilakukan pemberian antibiotik.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Tidak hanya menyebabkan demam, ISK juga membuat bayi menjadi rewel, sering buang air kecil, dan memiliki urin yang berbau tajam. Untuk mencegah komplikasi seperti infeksi ginjal, maka pengobatan perlu dilakukan tepat waktu.
C. Penyebab Lain
1. Tumbuh Gigi
Beberapa bayi dapat mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh saat tumbuh gigi. Meskipun begitu, tumbuh gigi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya penyebab demam. Perlu dilakukan evaluasi untuk mencari penyebab potensial lainnya.
2. Vaksinasi
Demam dapat terjadi sebagai efek samping setelah vaksinasi karena sistem kekebalan bereaksi terhadap vaksin. Umumnya, suhu tubuh meningkat dan akan sembuh dalam satu atau dua hari.
Namun, jika suhu tubuh tidak kunjung turun dan badan bayi masih terasa panas lebih dari dua hari, segera hubungi tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis.
3. Overheating
Overheating atau badan menjadi terlalu panas karena berpakaian terlalu tebal atau berada di lingkungan yang panas. Hal ini dapat meningkatkan suhu tubuh bayi yang bisa disalahartikan sebagai demam.
Memastikan bayi untuk berpakaian secukupnya sesuai cuaca dan berada di lingkungan yang sejuk dapat terhindar dari overheating.
Baca Juga:
Gejala Demam pada Bayi dan Mengenali Bayi yang Sakit
Bunda perlu mengetahui gejala-gejala demam agar bisa menerapkan cara menurunkan panas pada bayi yang tepat. Gejala-gejalanya adalah:
A. Suhu Tubuh Tinggi
Gejala demam yang paling jelas pada bayi adalah suhu tubuh yang tinggi. Untuk mendapatkan pembacaan suhu tubuh yang akurat, sebaiknya menggunakan termometer rektal yang digunakan melalui rektum atau anus.
Bayi dikategorikan mengalami demam ketika suhu tubuhnya 38°C atau lebih tinggi. Pastikan termometer tidak rusak dan berfungsi dengan baik sehingga bayi bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Mudah Tersinggung atau Gelisah
Bayi yang suhu tubuhnya tinggi bisa menjadi mudah tersinggung, rewel, dan gelisah. Selain itu, bayi akan menangis lebih dari biasanya dan sulit untuk ditenangkan. Memperhatikan perubahan perilaku bayi dapat membantu orangtua mengidentifikasi apakah bayi sehat atau tidak.
3. Hilangnya Nafsu Makan
Bayi yang sedang demam bisa saja nafsu makannya hilang dan menolak untuk menyusu atau makan sama sekali. Padahal pemenuhan asupan cairan harus dilakukan agar bayi tidak mengalami dehidrasi.
4. Batuk dan Pilek
Jika demam disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, bayi juga dapat menunjukkan gejala seperti batuk, pilek, dan hidung tersumbat. Gejala-gejala ini perlu dipantau karena jika semakin memburuk harus memerlukan perhatian medis.
5. Muntah dan Diare
Dalam beberapa kasus, demam dapat disertai dengan gejala gastrointestinal seperti muntah dan diare. Jika terjadi terus-menerus, bayi akan mengalami dehidrasi dan perlu segera mendapat pertolongan medis.
Saat mengidentifikasi bayi yang sakit, penting untuk mengamati perilaku dan penampilannya secara keseluruhan selain adanya demam. Beberapa gejala lain yang menandakan bayi mungkin tidak sehat meliputi:
- Terlihat lesu: bayi tampak lebih lelah dari biasanya, kesulitan untuk tetap terjaga, atau menunjukkan penurunan minat pada lingkungan sekitarnya
- Napas cepat atau sulit bernapas: bayi menunjukkan gejala-gejala masalah pernapasan seperti lubang hidung melebar, mendengus, atau retraksi dada
- Kulit pucat atau memerah: perubahan warna kulit bisa menjadi indikator bahwa bayi sedang tidak sehat
- Penurunan keluarnya urin: jika popok yang digunakan bayi tidak basah seperti biasanya maka bayi mungkin tidak cukup mendapat cairan atau sedang mengalami dehidrasi
Baca Juga:
Tips Non-Medis untuk Menurunkan Demam pada Bayi
Berikut ini beberapa cara menurunkan panas pada bayi yang dapat Bunda terapkan:

A. Hidrasi
1. Sering Menyusu
Pemberian ASI atau susu formula lebih sering untuk memastikan bayi tetap terhidrasi. Menyusui dalam jumlah kecil dan sering dapat lebih mudah ditoleransi oleh bayi yang demam. Untuk bayi yang lebih besar, orangtua dapat memberikan tambahan sedikit air ataupun larutan elektrolit.
2. Pantau Popok Basah
Pantau jumlah popok basah untuk memastikan bayi mendapat cukup cairan. Popok yang basahnya cuma sedikit bisa menandakan kalau bayi sedang dehidrasi. Bayi yang terhidrasi dengan baik harus memiliki setidaknya enam popok basah dalam periode 24 jam.
B. Pengendalian Suhu
1. Berpakaian Secukupnya
Dandani bayi dengan pakaian yang ringan dan dari bahan yang breathable. Hindari berpakaian berlebihan atau membedong karena dapat menyebabkan kepanasan dan menaikkan suhu tubuh bayi.
Pastikan bahwa pakaian yang dipakai bayi sesuai dengan cuaca tempat tinggal untuk mencegah bayi terlalu panas atau terlalu dingin.
2. Pertahankan Suhu Kamar yang Nyaman
Usahan agar suhu kamar bayi berada di angka 20-22°C. Gunakan kipas angin atau AC untuk mendinginkan ruangan jika perlu, tetapi hindari mengarahkannya langsung ke bayi. Hindari menggunakan selimut tebal atau menempatkan bayi di dekat sumber panas.
3. Mandi dengan Air Suam-suam Kuku
Mandikan bayi dengan menggunakan air suam-suam kuku, dengan fokus pada dahi, leher, dan ketiak. Cara ini dapat menurunkan panas pada bayi.
Jangan pernah menggunakan air dingin atau alkohol, karena dapat menyebabkan suhu bayi turun terlalu cepat atau menyebabkan iritasi kulit.
C. Tindakan Penghibur
1. Istirahat
Biarkan bayi beristirahat dan tidur sebanyak yang dibutuhkan. Bayi yang sedang mengalami demam akan membutuhkan lebih banyak tidur untuk memulihkan tubuhnya.
2. Tinggikan Kepala
Bayi yang demam dan disertai hidung tersumbat sebaiknya diposisikan dengan tidur telentang dan kepala ditinggikan. Metode ini dapat membantu pernapasan dan meningkatkan kenyamanan bayi.
Gunakan boks bayi atau letakkan handuk yang digulung di bawah kasur untuk membuat kemiringan yang lembut.
3. Lingkungan yang Tenang
Jaga agar lingkungan bayi tetap tenang sehingga bisa merasa nyaman dan rileks. Pencahayaan lembut, suara tenang, dan area tidur yang tidak asing dapat membantu menciptakan rasa aman dan nyaman.
4. Berikan Rasa Nyaman dan Kepastian
Menggendong, mengayun, atau membelai bayi dengan lembut dapat memberikan kenyamanan pada bayi yang sedang demam. Pastikan untuk memantau perubahan apa pun yang terjadi pada kondisi tubuh bayi supaya bisa segera mendapatkan penanganan jika keadaannya semakin memburuk.
Baca Juga:
Intervensi Medis
Jika cara menurunkan panas pada bayi yang Bunda lakukan tidak membuahkan hasil, maka perlu adanya intervensi medis. Beriku ini cara penanganannya:
A. Obat Penurun Demam pada Bayi
1. Parasetamol (Acetaminophen)
Umumnya, parasetamol banyak digunakan sebagai obat untuk meredakan demam dan nyeri pada bayi. Obat ini dianggap aman digunakan untuk bayi dari usia dua bulan.
Pastikan untuk selalu ikuti petunjuk pemberian dosis parasetamol berdasarkan berat dan usia bayi. Biasanya, obat ini bekerja dalam 30 hingga 60 menit dan dapat diberikan setiap empat hingga enam jam sesuai kebutuhan, tetapi tidak lebih dari lima kali dalam periode 24 jam.
2. Ibuprofen
Obat lainnya yang dapat digunakan untuk menurunkan demam adalah ibuprofen. Jenis obat ini aman digunakan untuk bayi berusia lebih dari enam bulan.
Penting untuk mengikuti petunjuk dosis yang diberikan oleh produsen atau dokter anak. Jangan berikan ibuprofen pada bayi yang mengalami dehidrasi, memiliki masalah ginjal, atau alergi obat.
B. Dosis dan Administrasi Obat
1. Alat Ukur yang Benar
Saat memberikan obat kepada bayi, penting untuk menggunakan alat pengukur yang sesuai, seperti jarum suntik atau penetes. Hal ini dilakukan agar dosis obat yang diberikan tepat dan sesuai dengan anjuran dokter.
Jika memungkinkan, hindari menggunakan sendok rumah tangga karena dapat menyebabkan dosis yang tidak akurat.
2. Ikuti Panduan Usia dan Berat Badan
Selalu ikuti panduan usia dan berat badan yang diberikan oleh produsen obat atau dokter anak. Memberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit obat bisa berbahaya.
Jika tidak yakin dengan dosis obat yang diberikan, konsultasikan dengan dokter anak kepercayaan Bunda untuk mendapatkan panduan yang komplit dan jelas.
3. Catat
Lacak kapan obat diberikan, dosis, dan suhu bayi. Informasi ini dapat membantu jika Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter anak atau sedang memantau respons bayi terhadap pengobatan.
C. Kapan Mencari Pertolongan Medis
- Demam tinggi atau terus-menerus: demam bayi sangan tinggi (di atas 38°C) atau tidak membaik setelah 24 jam perawatan di rumah
- Kesulitan bernapas atau napas yang cepat
- Muncul tanda-tanda dehidrasi: ubun-ubun cekung (titik lunak), bibir kering, popok basah sedikit, atau urine berwarna kuning tua
- Gejala atau perilaku yang tidak biasa: lesu, menangis terus-menerus, ruam, atau kejang
Baca Juga:
Pertanyaan Umum dan Kesalahpahaman
Ada beberapa pertanyaan umum dan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat yang mungkin membuat Bunda bingung. Beriku ini penjelasannya:

A. Peran ASI dalam Mengurangi Demam
ASI memberikan nutrisi penting, antibodi, dan hidrasi untuk bayi sehingga dapat membantu mendukung sistem kekebalan dan melawan infeksi. Meskipun mungkin tidak menurunkan demam secara langsung, ASI membantu menjaga bayi tetap terhidrasi, nutrisinya tercukupi, dan memberikan kenyamanan selama sakit.
Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang disusui cenderung pulih dari penyakit lebih cepat karena sifat ASI yang meningkatkan kekebalan tubuh.
B. Penggunaan Obat Tradisional untuk Mengurangi Demam
Beberapa pengobatan tradisional, seperti mengompres dingin, menggunakan infus herbal, atau memandikan bayi dengan spons hangat, mungkin disarankan untuk mengurangi demam.
Sayangnya, keefektifannya masih dipertanyakan dan bahkan beberapa metode yang dilakukan bisa berbahaya. Alangkah lebih baik untuk berkonsultasi dengan dengan dokter anak jika ingin melakukan pengobatan alternatif ataupun tradisional untuk bayi.
C. Cara Mengatasi Demam pada Malam Hari
Terus pantau suhu tubuh bayi jika mengalami demam pada malam hari dengan termometer. Bunda bisa menerapkan cara menurunkan panas yang bisa diterapkan di rumah terlebih dahulu.
Bila kondisi bayi tidak membaik, segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
D. Berapa Lama Bayi Bisa Demam karena Tumbuh Gigi
Tumbuh gigi dapat menyebabkan demam ringan pada beberapa bayi. Biasanya, demam ini tidak lebih dari 24 jam. Jika suhu tubuh tidak kunjung turun setelah 24 jam, maka besar kemungkinan demam bayi disebabkan oleh faktor lain dan perlu pertolongan medis.
Selain demam, tanda-tanda tumbuh gigi lainnya adalah air liur, lekas marah, dan gusi bengkak.
E. Keamanan Penggunaan Kipas Angin untuk Bayi yang Demam
Penggunaan kipas angin untuk menyejukkan kamar bayi aman dilakukan selama tidak diarahkan langsung ke arah bayi. Meskipun begitu, sebaiknya jangan hanya mengandalkan kipas angin untuk menurunkan demam bayi.
Pastikan Bunda untuk mengikuti tips non-medis dan intervensi medis yang disarankan oleh dokter anak. Selain itu, penting untuk memantau kenyamanan bayi karena ada beberapa bayi yang mungkin sensitif terhadap perubahan suhu yang tiba-tiba atau angin.
F. Apa yang Harus Dilakukan Jika Parasetamol Tidak Bekerja
Jika demam bayi tidak membaik setelah pemberian parasetamol sesuai dengan petunjuk dosis, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak. Kemungkinan akan disarankan untuk mengonsumsi ibuprofen jika bayi berusia di atas enam bulan.
Dalam beberapa kasus, dokter anak mungkin menyarankan tes atau perawatan tambahan berdasarkan gejala dan kesehatan bayi secara keseluruhan.
Baca Juga:
Penanganan Tepat Saat Demam Dapat Menyelamatkan Nyawa Bayi
Banyak faktor yang membuat bayi menderita demam, bisa saja karena infeksi virus, infeksi bakter, ataupun setelah melakukan vaksinasi. Penting bagi Bunda untuk memahami penyebab dari naiknya suhu tubuh bayi.
Penanganan yang tepat waktu dapat meredakan panas bayi dan menghindari komplikasi kesehatan yang lebih parah. Dengan begitu, kondisi bayi bisa kembali pulih dan Bunda serta pasangan dapat merasa tenang.
Baca Juga:
- Nationwide Children's, When Your Newborn Has a Fever, https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/family-resources-library/when-your-newborn-has-a-fever
- healthline, How to Safely Bring Down a Fever in a Baby, https://www.healthline.com/health/parenting/how-to-bring-down-baby-fever
- GoHealth Urgent Care, https://www.gohealthuc.com/library/baby-fever-temperature, https://www.gohealthuc.com/library/baby-fever-temperature