
Temukan cara terbaik dan aman untuk mengeluarkan ingus pada bayi sehingga mencegah penumpukan lendir berlebih. Pelajari juga metode pengobatan efektif dan langkah-langkah yang sebaiknya diambil saat hidung si kecil tersumbat.
Menjaga kesehatan bayi bisa menjadi tantangan bagi orang tua baru. Salah satu masalah umum yang dihadapi oleh bayi adalah penumpukan lendir di hidung mereka. Kondisi ini biasa terjadi, namun memerlukan penanganan yang hati-hati.
Lendir adalah sekresi alami dari tubuh, dan produksinya meningkat saat tubuh melawan infeksi atau alergen. Meski merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh bayi Anda berfungsi dengan baik, jumlah lendir yang berlebihan bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu pernapasan.
Bayi bergantung pada saluran hidung yang bebas untuk bernapas, terutama saat makan dan tidur. Hidung yang tersumbat bisa menyebabkan kesulitan dalam area vital ini, menciptakan ketidaknyamanan dan mengganggu pola makan dan tidur bayi.
Jika tidak ditangani dengan tepat, penumpukan lendir bisa berpotensi menyebabkan komplikasi seperti sinusitis, infeksi telinga, dan bronkitis. Selain itu, hidung tersumbat bisa mempengaruhi suasana hati bayi secara keseluruhan, membuat mereka menjadi lebih rewel dan mudah marah.
Memahami apa penyebab dan dampak dari penumpukan lendir pada bayi sangat penting untuk memberikan perawatan yang tepat. Ini membantu dalam mengenali tanda-tanda lebih dini dan menerapkan cara yang aman dan efektif untuk mengeluarkan ingus pada bayi, memastikan kenyamanan, dan kesehatan si kecil.
Mengenali Gejala Hidung Tersumbat
Berikut ini adalah gejala-gejala yang terlihat ketika bayi mengalami hidung tersumbat:
A. Tanda Umum Bayi Mengalami Hidung Tersumbat
Karena bayi tidak bisa menyampaikan ketidaknyamanan mereka secara langsung, tugas Anda sebagai pengasuh untuk memahami tanda-tanda hidung tersumbat. Tanda-tanda ini bisa dibagi menjadi gejala yang lebih jelas dan yang lebih halus.
Salah satu gejala yang paling mencolok adalah pernapasan yang bising. Ketika saluran hidung bayi tersumbat, setiap napas bisa menjadi simfoni desahan, dengusan, dan bunyi yang tidak biasa. Perubahan irama pernapasan ini bisa menjadi indikator awal hidung tersumbat.
Waktu menyusu juga bisa menjadi tantangan ketika bayi mengalami hidung tersumbat. Karena bayi menggunakan hidungnya untuk bernapas saat menyusu atau minum dari botol, hidung yang tersumbat bisa mengganggu proses makan.
Mereka mungkin sering melepaskan diri dari puting atau botol, makan lebih sedikit dari biasanya, dan menunjukkan tanda-tanda kesulitan selama dan setelah makan.
Selanjutnya, hidung yang tersumbat juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang membuat si kecil lebih sering terbangun dan sulit untuk tidur kembali. Sebagai hasilnya, gangguan tidur ini bisa bermanifestasi sebagai peningkatan rewel dan mudah marah pada siang hari.
Gejala fisik lainnya yang bisa menandakan hidung tersumbat pada bayi adalah pilek atau ingus. Warna dan konsistensi dari lendir ini bisa memberi petunjuk tentang apa yang menyebabkan hidung tersumbat.
Jika lendir berwarna jernih dan encer, ini bisa disebabkan oleh alergen atau iritasi. Di sisi lain, lendir yang lebih kental dan berwarna bisa menandakan adanya infeksi.
Ada juga tanda-tanda yang kurang jelas, seperti bersin yang sering, batuk, dan mata berair. Bersin adalah reaksi alami tubuh untuk membersihkan hidung.
Sementara itu, batuk bisa terjadi karena lendir menetes ke bagian belakang tenggorokan. Mata berair mungkin adalah gejala jika hidung tersumbat disebabkan oleh alergi.
B. Kapan Anda Harus Mencari Bantuan Medis
Meski hidung tersumbat pada bayi biasanya bukanlah sesuatu yang perlu diwaspadai, ada beberapa gejala yang membutuhkan perhatian medis segera. Demam tinggi, terutama pada bayi baru lahir dan bayi yang masih sangat muda, bisa menandakan adanya infeksi serius.
Gejala-gejala kesulitan bernapas, seperti napas cepat atau sesak, lubang hidung melebar, atau adanya warna kebiruan di sekitar bibir, juga memerlukan perhatian medis segera. Warna kebiruan, yang disebut sianosis, menunjukkan kadar oksigen yang rendah dalam darah, sebuah kondisi yang membutuhkan intervensi segera.
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti produksi popok yang berkurang, bibir kering, atau tampak lemah, saat itu Anda perlu menghubungi tenaga medis. Dehidrasi bisa terjadi karena penurunan asupan makan akibat hidung tersumbat dan ini merupakan masalah serius pada bayi.
Dalam beberapa situasi, hidung tersumbat bisa berlangsung lebih dari seminggu atau semakin parah meski sudah diobati di rumah. Situasi seperti ini membutuhkan konsultasi dengan dokter anak, karena bisa menjadi tanda kondisi medis yang lebih serius, seperti sinusitis atau pneumonia.
Akhirnya, jika bayi telah melakukan kontak dengan seseorang yang memiliki infeksi saluran pernapasan, seperti COVID-19, dan menunjukkan gejala hidung tersumbat, sebaiknya segera mencari perhatian medis.
Mengenali gejala hidung tersumbat dan mengetahui kapan harus mencari bantuan medis sangat penting untuk keamanan dan kesejahteraan bayi Anda. Deteksi dan intervensi dini bisa mencegah komplikasi dan meningkatkan kenyamanan dan kesehatan bayi Anda.
Baca Juga:
Cara Aman untuk Mengeluarkan Lendir dari Hidung Bayi
Berikut ini adalah beberapa metode aman yang bisa digunakan untuk mengeluarkan ingus bayi:

A. Menggunakan Tetes Saline untuk Meredakan Hidung Tersumbat
Tetes saline merupakan campuran sederhana antara garam dan air yang terkenal digunakan untuk meredakan hidung tersumbat pada bayi. Tetesan ini berfungsi dengan cara mengurangi kekentalan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Nah, tetes saline bisa dengan mudah dibeli tanpa resep, tetapi juga bisa disiapkan di rumah. Larutan bisa dibuat dengan melarutkan 1/4 sendok teh garam bebas yodium dalam 240 mililiter air yang telah direbus dan didinginkan sampai hangat.
Proses menggunakan tetes saline cukup sederhana. Mulailah dengan membaringkan bayi di punggungnya dan memiringkan kepalanya sedikit ke belakang. Posisi ini membantu mencegah cairan masuk ke tenggorokan.
Gunakan penetes untuk memasukkan 2-3 tetes ke dalam setiap lubang hidung. Lalu tunggu satu atau dua menit agar larutan garam bekerja pada lendir yang keras.
Bayi akan secara alami bereaksi dengan bersin atau menelan lendir yang sudah melunak. Atau, Anda bisa mengeluarkan lendir yang sudah lunak dengan menggunakan bulb syringe atau aspirator hidung.
B. Peran Alat Penghisap Ingus
Aspirator hidung, juga dikenal sebagai bulb syringe, adalah alat yang dirancang untuk mengeluarkan lendir dari hidung bayi. Alat tersebut sangat efektif jika digunakan setelah pemberian tetes saline yang membantu melunakkan lendir.
Cara menggunakan aspirator hidung dimulai dengan meremas bola untuk menciptakan ruang kosong. Lalu, masukkan ujung aspirator dengan lembut ke dalam lubang hidung bayi.
Sebaiknya jangan terlalu dalam untuk menghindari ketidaknyamanan. Lepaskan bola secara perlahan untuk menarik lendir keluar dari hidung.
C. Efektivitas Kompres Hangat
Kompres hangat bisa membantu meredakan hidung tersumbat. Kehangatan dapat memecah lendir sehingga membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan.
Untuk membuat kompres hangat, celupkan handuk kecil ke dalam air hangat. Peras untuk menghilangkan kelebihan air, lalu letakkan dengan lembut di wajah bayi.
Berhati-hatilah untuk menghindari mata. Biarkan selama beberapa menit, dan panas akan membantu mengurangi sumbatan.
D. Manfaat Terapi Uap
Cara lain yang efektif untuk mengeluarkan ingus bayi adalah dengan memaparkan bayi ke lingkungan yang lembab, yang bisa dilakukan melalui terapi uap.
Salah satu cara melakukan ini adalah dengan menyalakan shower air panas dan duduk bersama bayi di kamar mandi beruap selama sekitar 15 menit. Uap akan membantu menghidrasi dan melonggarkan lendir.
Alternatif lainnya, Anda bisa menggunakan pelembab udara untuk meningkatkan tingkat kelembapan di kamar bayi dan memberikan manfaat yang sama.
E. Bagaimana Cara Menyedot Ingus Bayi yang Aman?
Menyedot lendir bisa menjadi metode yang sangat efektif untuk membersihkan hidung bayi yang tersumbat. Akan tetapi, harus dilakukan dengan cara yang aman untuk menghindari ketidaknyamanan atau bahaya.
Jangan pernah menggunakan mulut untuk menyedot lendir karena ini bisa memindahkan bakteri dan kuman baru ke saluran hidung bayi. Selalu gunakan aspirator hidung untuk tujuan ini, pastikan sudah disterilkan sebelum dan setelah digunakan.
Berhati-hatilah untuk tidak menyedot terlalu sering. Alasannya adalah karena bisa mengiritasi selaput hidung bayi yang sensitif.
Baca Juga:
Kesalahan yang Harus Dihindari
Adapun beberapa cara yang sebaiknya dihindari saat mengeluarkan ingus pada bayi adalah sebagai berikut:

A. Bahaya Menghisap Ingus dengan Mulut
Dalam situasi yang sulit, orang tua mungkin beralih ke cara yang tidak biasa untuk meredakan ketidaknyamanan bayi mereka. Salah satunya adalah mencoba menyedot lendir dari hidung bayi dengan mulut. Meski mungkin terdengar seperti solusi yang langsung, metode ini berisiko dan berpotensi menyebabkan komplikasi.
Pertama-tama, cara tersebut dapat memindahkan bakteri dan kuman baru ke dalam saluran hidung bayi yang sudah tersumbat. Hal ini bisa memperburuk ketidaknyamanan bayi dan bahkan berpotensi menimbulkan infeksi.
Selain itu, metode ini juga berisiko bagi orang tua. Menyedot bisa mengakibatkan orang tua menghirup kuman atau lendir bay, yang bisa berakibat pada masalah kesehatan mereka sendiri. Risiko ini menjadi semakin tinggi di saat penyebaran penyakit pernapasan sedang meluas.
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya selalu menggunakan aspirator hidung yang telah disterilkan saat mencoba mengeluarkan lendir dari hidung bayi. Alat ini dirancang untuk aman dan efektif, dan tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi orang tua atau bayi.
B. Risiko Memaksa Ingus Keluar
Cara lain yang harus dihindari saat mencoba mengeluarkan ingus bayi adalah mencoba mengeluarkan lendir dari hidung dengan paksa. Hal ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya menggunakan aspirator hidung atau suntikan dengan berlebihan atau bahkan menggunakan kapas untuk mengeluarkan lendir dari lubang hidung bayi.
Meskipun bisa dipahami bahwa orang tua ingin segera meredakan ketidaknyamanan bayi, pendekatan agresif ini bisa menimbulkan lebih banyak kerusakan daripada manfaat.
Jaringan hidung bayi sangat sensitif, dan penanganan yang kasar bisa dengan mudah menyebabkan cedera. Hal ini bisa menyebabkan perdarahan hidung, peningkatan pembengkakan dan sumbatan, serta risiko infeksi yang lebih tinggi.
Selain itu, penyedotan yang berlebihan bisa mengiritasi lapisan hidung bayi. Hal ini akan membuatnya menjadi lebih tidak nyaman dan berpotensi menyebabkan masalah yang lebih serius.
Alih-alih menggunakan metode yang berisiko ini, sebaiknya gunakan metode yang lebih lembut dan aman untuk meredakan hidung tersumbat. Contohnya seperti menggunakan tetes garam, kompres hangat, atau terapi uap, seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya.
Baca Juga:
Pengobatan Alami untuk Ingus
Berikut ini adalah beberapa cara alami yang bisa digunakan untuk mengobati hidung bayi yang tersumbat.

A. Bisakah Bawang Merah Membantu Mengatasi Hidung Tersumbat pada Bayi?
Dalam pengobatan rumahan, bawang memiliki posisi yang istimewa. Bahan ini kaya dengan senyawa belerang yang memberikan bau khasnya.
Aromanya yang kuat tersebut berpotensi meredakan hidung tersumbat pada bayi. Bawang merah dipercaya bisa membantu memecah lendir dan memudahkan pernapasan.
Meski penggunaan bawang merah lebih berdasarkan tradisi daripada penelitian ilmiah, banyak orang tua yang percaya pada keefektifan pengobatan alami ini.
B. Cara Menggunakan Bawang Merah untuk Mengatasi Flu pada Bayi
Memanfaatkan bawang merah untuk melawan flu pada bayi adalah proses yang sederhana. Mulailah dengan memilih bawang segar. Iris menjadi beberapa bagian dan letakkan dalam mangkuk.
Tempatkan mangkuk di ruangan yang sama dengan bayi, pastikan berada di luar jangkauan bayi untuk mencegah tertelan secara tidak sengaja. Saat aroma bawang menyebar di ruangan, bisa membantu melonggarkan lendir di hidung bayi, memberikan sedikit kelegaan dari hidung tersumbat.
C. Peran Minyak Esensial dalam Meredakan Hidung Tersumbat
Minyak esensial, yang merupakan ekstrak kuat dari tanaman, bisa menjadi obat alami lain untuk hidung tersumbat bayi. Namun, orang tua harus berhati-hati karena tidak semua minyak aman untuk bayi. Bahkan minyak yang aman sekalipun sebaiknya digunakan dengan hati-hati.
Minyak eucalyptus, yang dikenal karena sifat dekongestannya, adalah salah satu contohnya. Meski bisa efektif, minyak ini tidak dianjurkan untuk anak di bawah dua tahun karena potensi efek sampingnya. Untuk anak yang lebih besar, minyak ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan jangan pernah dioleskan langsung ke kulit.
Ada juga pilihan yang lebih aman, seperti minyak lavender dan chamomile. Kedua minyak tersebut dapat bisa digunakan dalam diffuser untuk menciptakan lingkungan yang menenangkan yang bisa membantu meredakan bayi yang sesak dan meningkatkan kualitas tidurnya.
D. Apakah Bayi Harus Mandi Saat Batuk dan Pilek?
Saat bayi terkena flu dan batuk, orang tua sering bertanya-tanya apakah sebaiknya mereka memandikan bayi atau tidak. Padahal, mandi dengan air hangat bisa memberikan manfaat yang signifikan.
Uap dari air hangat bisa membantu melonggarkan lendir, memberikan kelegaan dari hidung tersumbat. Selain itu, mandi bisa menjadi rutinitas yang menenangkan bagi bayi yang merasa tidak nyaman.
Namun, beberapa hal harus diingat. Pastikan airnya hangat dan nyaman, bukan panas, untuk mencegah risiko luka bakar. Setelah selesai mandi, segera bungkus bayi dengan handuk untuk mencegah kedinginan karena perubahan suhu yang tiba-tiba bisa memperparah gejala flu.
Baca Juga:
Tips Mencegah Penumpukan Ingus
Beberapa tips untuk mencegah penumpukan lendir pada hidup bayi dapat Bunda simak berikut ini!

A. Gambaran Umum Metode Mencegah Penumpukan Ingus yang Berlebihan
Mencegah penumpukan lendir berlebih di hidung bayi biasanya melibatkan beberapa langkah sederhana, terutama berfokus pada menjaga lingkungan yang bersih dan lembab serta menghindari pemicu flu biasa.
Membersihkan lingkungan bayi secara rutin, termasuk mensterilkan mainan dan botol, bisa mengurangi risiko masuk angin dan hidung tersumbat secara signifikan. Mencuci tangan dengan sering, khususnya sebelum memegang bayi, juga bisa membantu mencegah penyebaran kuman.
Menjaga udara di kamar bayi tetap lembab juga bisa bermanfaat. Udara kering bisa mengeringkan saluran hidung bayi yang menyebabkan peningkatan produksi lendir. Menggunakan humidifier bisa membantu menjaga tingkat kelembapan yang optimal, khususnya pada cuaca yang kering atau dingin.
B. Pentingnya Posisi Tidur yang Tepat
Posisi tidur bayi dapat mempengaruhi akumulasi lendir. Menidurkan bayi dalam posisi telentang bukan hanya merupakan posisi yang paling aman untuk mencegah Sudden Infant Death Syndrome (SIDS). Akan tetapi, juga memfasilitasi pengeluaran lendir dari hidung dan tenggorokan, sehingga mencegah penumpukan dan kemacetan.
C. Dapatkah Ibu Menyusui Menularkan Pilek dan Batuk ke Bayi?
Kekhawatiran umum di kalangan ibu menyusui adalah kemungkinan mereka menularkan pilek dan batuk kepada bayi mereka. Namun menariknya, pada saat ibu mulai menunjukkan gejala pilek, dia telah mentransfer antibodi kepada bayinya melalui ASI. ‘
Antibodi ini memberikan perlindungan bagi bayi terhadap infeksi tersebut. Oleh karenanya, ibu yang sedang pilek sebaiknya tetap menyusui untuk membantu memperkuat sistem kekebalan bayi.
D. Apakah Obat Bisa Mempengaruhi ASI?
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi ASI dan berpotensi mempengaruhi bayi. Beberapa obat dapat memasuki ASI dan mungkin tidak aman untuk bayi.
Sebelum mengonsumsi obat baru selama periode menyusui, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda. Hal ini termasuk obat yang dijual bebas, suplemen, dan obat herbal.
E. Bolehkah Bayi Berusia Satu Bulan Minum Obat Pilek?
Bayi berusia satu bulan biasanya masih terlalu muda untuk mengonsumsi kebanyakan obat flu. Banyak di antaranya tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia dua tahun.
Sebagai alternatif, orang tua sebaiknya mengandalkan metode aman untuk meredakan gejala bayi, seperti menggunakan humidifier, memberikan banyak cairan, dan menggunakan aspirator hidung atau tetes garam untuk meredakan hidung tersumbat.
Jika gejala bayi berlanjut atau memburuk, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat.
Baca Juga:
Informasi Penting Mengenai Cara Mengeluarkan Ingus pada Bayi yang Benar
Mengeluarkan lendir dari hidung bayi adalah hal yang sebaiknya dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan kesehatannya. Meski demikian, harus tetap menggunakan cara yang benar saat mengeluarkan ingus pada bayi.
Gunakan metode yang aman dan efektif seperti tetes garam, aspirator hidung, dan kompres hangat dapat memberikan keringanan yang signifikan bagi bayi.
Langkah-langkah pencegahan seperti tidur dalam posisi yang tepat, menjaga kebersihan lingkungan, dan penggunaan obat yang tepat saat menyusui sangat penting dalam mencegah penumpukan lendir. Pendekatan yang seimbang antara pencegahan dan penanganan yang aman merupakan strategi terbaik untuk mengatasi hidung tersumbat pada bayi.
Saat hidung bayi tersumbat, memberikan pijatan lembut di area sekitar hidung, pipi, dan dahi dapat memberikan kelegaan. Pastikan untuk menggunakan tekanan yang lembut dan melakukan gerakan melingkar kecil.
Durasi pilek pada bayi dapat berkisar dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika gejala berlangsung lebih dari dua minggu atau bayi tampak sangat tidak nyaman, sebaiknya cari saran medis.
Bayi yang sedang pilek perlu mendapatkan cairan dan istirahat yang cukup. Proses menyusui harus tetap dilanjutkan, karena memberikan nutrisi penting dan antibodi. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda untuk mendapatkan saran tindakan terbaik.
Baca Juga:
- healthline, Cleaning Baby’s Nose: Your How-To Guide, https://www.healthline.com/health/baby/cleaning-babys-nose
- Claveland Clinic, How To Help Your Baby or Toddler Clear Their Stuffy Nose, https://health.clevelandclinic.org/how-to-help-your-baby-or-toddler-clear-a-stuffy-nose/
- MomLovesBest, How to Clean Your Newborn's Nose, https://momlovesbest.com/clean-baby-nose