
Salah satu penyakit kulit yang sering menyerang bayi adalah biang keringat. Penting bagi Bunda untuk mengetahui penyebab dan cara mengatasi biang keringat pada bayi.
Biang keringat atau yang juga dikenal keringat buntet sering muncul pada kulit bayi. Maka dari itu, bukan sebuah kebetulan jika Bunda ingin mengetahui penyebab dan cara mengatasi biang keringat.
Ada beberapa penyebab kenapa keringat buntet muncul, yaitu kelenjar keringat yang tersumbat, deman, cuaca panas, dan sebagainya. Penangannnya pun bisa dilakukan dengan menaburkan bedak ataupun mengoleskan krim atau lotion.
Artikel ini juga menyajikan tips dan saran untuk mengurangi risiko munculnya biang keringat. Mari simak!
Penyebab dan Faktor Risiko Biang Keringat pada Bayi
Berikut ini penyebab dan faktor yang memicu munculnya keringat buntet pada bayi:

A. Kelenjar Keringat yang Tersumbat
Penyebab utama dari biang keringat adalah tersumbatnya kelenjar keringat. Pada bayi, kelenjar keringat yang belum matang lebih rentan tersumbat. Jika kelenjar tersumbat, maka keringat akan terperangkap di bawah kulit.
Keringat yang terperangkap dan tidak bisa keluar menyebabkan iritasi dan peradangan. Dampaknya adalah muncul benjolan-benjolan kecil berwarna merah pada kulit
B. Iklim Panas dan Lembap
Iklim panas dan lembap dapat meningkatkan produksi keringat yang memungkinkan munculnya biang keringat. Sebab, bayi berjuang untuk mengatur suhu tubuhnya, sehingga sehingga risiko kelenjar keringat tersumbat pun ikut meningkat.
C. Pakaian Ketat
Pakaian bayi yang ketat dapat membatasi sirkulasi udara di sekitar kulit, sehingga keringat lebih sulit menguap. Akibatnya, keringat akan menumpuk dan menyumbat kelenjar keringat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memilih pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang memiliki sirkulasi udara yang baik (breathable).
D. Berpakaian Terlalu Tebal
Penyebab biang keringat pada bayi selanjutnya adalah berpakaian terlalu tebal. Tidak disarankan untuk bayi memakai pakaian yang berlapis-lapis kecuali saat cuaca dingin.
Pakaian berlapis-lapis membuat bayi kepanasan dan meningkatkan produksi keringat. Alhasil, risiko munculnya biang keringat pun juga ikut meningkat.
E. Kelenjar Keringat yang Belum Matang
Kelenjar keringat pada bayi terbilang belum matang jika dibandingkan dengan orang dewasa. Ukurannya masih kecil dan kurang efisien untuk mengeluarkan keringat. Sehingga kemungkinan peradangan ataupun penyumbatan.
F. Demam
Terjadinya peningkatan suhu tubuh atau demam dapat meningkatkan produksi keringat. Akibatnya, hal ini memungkinkan adanya penyumbatan yang menyebabkan keringat buntet.
Baca Juga:
Jenis dan Gejala Biang Keringat pada Bayi
Ada beberapa jenis dan gejala keringat buntet yang perlu Bunda ketahui. Di antaranya adalah:
A. Miliaria crystallina
Miliaria crystallina merupakan jenis biang keringat yang paling ringan. Jenis ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil yang berisi cairan bening di permukaan kulit.
Pada umumnya, bintik-bintik kecil ini tidak membuat gatal ataupun menyakitkan dan akan hilang dengan sendirinya.
B. Miliaria rubra
Milliam rubra atau ruam panas merupakan jenis biang keringat yang paling umum terjadi. Gejalanya adalah munculnya benjolan-benjolan merah kecil di area di mana pakaian atau lipatan kulit bergesekan dengan kulit, seperti dada, leher, dan area popok.
Berbeda dengan miliaria crystallina, miliaria rubra menyebabkan gatal dan menimbulkan sensasi seperti ditusuk-tusuk.
C. Miliaria profunda
Miliaria profunda termasuk dalam jenis yang lebih parah dibandingkan dengan tipe biang keringat lainnya. Jenis ini ditandai dengan munculnya benjolan besar seperti warna daging pada kulit. Benjolan ini dapat memberikan sensasi terbakar dan terbilang menyakitkan.
Biasanya, miliaria profunda menyerang orang dewasa yang terpapar panas ekstrem dan tidak umum ditemukan pada bayi.
D. Bintik-bintik Merah Kecil
Gejala biang keringat yang mudah terlihat adalahnya munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit bayi. Bintik-bintik ini menyebabkan gatal yang kemudian membuat bayi tidak nyaman dan rewel.
E. Gatal
Gatal yang disebakan biang keringat membuat bayi tidak nyaman dan menangis. Orangtua maupun pengasuh bayi perlu memantau agar bayi tidak menggaruk area yang gatal karena dapat memperparah dan berpotensi menyebabkan infeksi.
F. Sensasi Seperti Terkena Jarum
Munculnya bintik-bintik merah bisa disertai dengan sensasi seperti terkena jarum. Sensasi ini dapat membuat bayi rewel dan makin parah ketika area biang keringat disentuh atau digosok.
G. Iritasi
Area kulit bayi yang terkena biang keringat bisa menjadi iritasi dan berwarna merah. Akibatnya, bayi juga menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan dan rewel saat berpakaian atau mengganti popok.
H. Berkeringat
Keringat yang berlebihan dapat semakin memperburuk biang keringat dan bayi menjadi kepanasan. Disarankan untuk menjaga bayi agar tetap merasa sejuk dengan berada di ruangan yang memiliki ventilasi baik.
I. Membedakan Biang Keringat dari Ruam atau Alergi
Pada umumnya, biang keringat ditandai dengan munculnya bintik ataupun benjolan kecil berwarna merah dan terasa gatal. Sedangkan ruam atau alergi memiliki gejala bercak kering atau lecet yang disertai gatal-gatal.
Bila mengalami kesulitan untuk membedakan biang keringat dari ruam atau alergi, Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan kepastian.
Baca Juga:
Pencegahan Biang Keringat pada Bayi
Beberapa cara pencegahan dapat Bunda lakukan untuk menekan risiko munculnya biang keringat. Sebut saja:

A. Hindari Pakaian Terlalu Tebal dan Ketat
Untuk mencegah biang keringat, sebaiknya menghindari memberikan pakaian terlalu tebal dan ketat pada bayi. Disarankan untuk berpakaian secukupnya sesuai dengan cuaca dan memilih pakaian yang longgar dan memiliki bahan yang breathable.
B. Tempatkan Bayi di Ruangan yang Sejuk dan Berventilasi Baik
Pastikan bayi berada di ruangan yang sejuk dan memiliki ventilasi baik. Jika memang terasa panas, Bunda bisa menggunakan kipas angin atau AC untuk menciptakan suasana yang sejuk.
Hindari memaparkan bayi secara langsung ke sinar matahari dan usahakan mencari tempat berteduh bila berada di luar ruangan.
C. Mandi Air Dingin
Pencegahan biang keringat selanjutnya adalah menggunakan air dingin untuk memandikan bayi. Disarankan untuk menggunakan air suam-suam kuku dan sabun yang dikhususkan untuk bayi.
Jangan lupa untuk mengeringkan badan bayi dengan handuk yang lembut. Berikan perhatian khusus ketika mengelap area lipatan kulit.
D. Hidrasi yang Tepat
Pastikan bayi terhidrasi dengan baik dengan sering memberikan ASI atau susu botol. Hidrasi yang cukup dapat membantu mengatur suhu tubuh dan mencegah kepanasan.
Jika bayi sudah bisa mengunyah makanan padat, Bunda dapat mencampuri makanannya dengan sedikit air.
E. Ganti Popok secara Teratur
Penggantian popok sebaiknya dilakukan secara teratur untuk mencegah terciptanya kelembapan yang memicu biang keringat. Gunakan lap yang lembut serta bebas pewangi saat membersihkan area popok dan pastikan kulit sudah kering sebelum dipakaikan popok baru.
Baca Juga:
Pengobatan Biang Keringat pada Bayi
Ada beberapa pengobatan yang dapat Bunda pilih untuk mengobati keringat buntet pada bayi. Berikut ini penjelasannya:
A. Penggunaan Bedak Bayi
Pengobatan pertama untuk biang keringat pada bayi adalah dengan menaburkan bedak bayi. Bedak ditaburkan di area kulit yang terkena keringat buntet.
Bedak bayi yang bahannya dari tepung maizena adalah alternatif yang sangat baik, karena secara efektif menyerap kelembapan tanpa menimbulkan risiko kesehatan.
B. Mengaplikasikan Krim atau Lotion
Selain bedak, penanganan keringat buntet juga bisa dilakukan dengan cara mengoleskan krim atau lotion yang memberikan efek menenangkan pada kulit.
Pilih produk yang dirancang untuk bayi, sebaiknya yang bebas pewangi dan mengandung bahan alami seperti chamomille, calendula, atau lidah buaya. Pijat lembut lotion atau krim ke area yang terkena dengan hati-hati agar tidak menggosok terlalu keras karena dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut.
C. Mandi Air Gandum
Mandi air gandum hangat dapat membantu menenangkan kulit yang terasa gatal dan iritasi. Jenis gandum yang dipakai adalah tipe koloid yang teksturnya seperti bubuk dan memang ditujukkan untuk mandi.
D. Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, biang keringat dapat ditangani dengan obat-obatan seperti Caladine atau bedak Salicyl. Caladine mengandung kalamin dan seng oksida dapat membantu menenangkan kulit yang teriritasi dan mengurangi rasa gatal.
Sementara itu, bedak Salycil dapat membantu mengangkat sel kulit mati dan mempercepat penyembuhan. Namun, Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter kulit dahulu sebelum menggunakan obat-obatan ini.
E. Kompres Dingin
Menempelkan kompres dingin ke area kulit yang terkena biang keringat dapat meredakan gatal dan iritasi dengan segera. Caranya adalah dengan membungkus beberapa es batu dengan kain bersih atau gunakan kompres gel dingin.
Tekan dengan lembut pada kulit yang iritasi selama beberapa menit. Hindari menempelkan es secara langsung ke kulit bayi karena dapat menyebabkan luka bakar dingin.
Baca Juga:
Tips dan Rekomendasi untuk Produk Bayi
Berikut ini tips dan rekomendasi dalam memilih produk bayi agar terhindar dari biang keringat:

A. Gunakan Baby Oil dan Minyak Telon
Baby oil dapat membantu menjaga kelembapan kulit bayi, sedangkan minyak telon bisa membuat kulit tetap lembap sekaligus meredakan iritasi. Selain itu, produk-produk bayi lainnya yang digunakan juga sebaiknya bersifat hypoallergenic dan bebas pewangi untuk mengurangi risiko iritasi kulit.
B. Air Mandi yang Tepat
Penggunaan air panas dapat memperparah keringat buntet sehingga disarankan untuk memakai air hangat atau dingin suam-suam kuku. Pastikan memakai sabun khusus bayi dan bebas pewangi.
C. Mengetahui Perbedaan Produk Bayi
Selalu baca label produk dan pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan khusus bayi. Carilah krim yang mengandung bahan-bahan seperti zinc oxide atau calamine yang dapat memberikan pelindung dan menenangkan kulit yang teriritasi.
D. Bersihkan Mainan dan Tempat Tidur Bayi secara Teratur
Menjaga kebersihan lingkungan bayi dapat membantu mengurangi risiko iritasi kulit dan munculnya biang keringat. Cuci mainan, tempat tidur, dan pakaian bayi secara teratur dengan menggunakan deterjen lembut bebas pewangi. Pastikan semua barang dibilas secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa deterjen.
E. Uji Produk Baru Sebelum Digunakan
Lakukan uji tempel dengan mengoleskan sedikit produk ke area tertentu pada kulit saat menggunakan produk baru untuk bayi.
Pantau area tersebut untuk tanda-tanda iritasi atau reaksi alergi selama 24 jam berikutnya. Jika tidak terjadi reaksi yang merugikan, maka Bunda dapat menggunakan produk dengan aman pada bayi.
Baca Juga:
Lakukan Pencegahan dan Penanganan yang Baik untuk Mengobati Biang Keringat
Mengenali penyebab, gejala, dan jenis keringat buntet dapat membantu Bunda dalam mencegah biang keringat. Kalaupun sudah muncul, Bunda bisa lebih tanggap dalam menghadapinya dengan mempraktikkan tips dan saran yang telah disampaikan dalam artikel ini.
Dengan begitu, kenyamanan dan kesehatan kulit bayi bisa tetap terjaga. Namun, perlu diingat untuk tetap berkonsultasi dengan dokter kulit jika biang keringat tidak kunjung sembuh ataupun malah tambah parah.
Baca Juga:
- Saint Luke's, When Your Child Has Heat Rash (Prickly Heat), https://www.saintlukeskc.org/health-library/when-your-child-has-heat-rash-prickly-heat
- raisingchildren, Heat rash, https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/heat-rash
- what to expect, Heat Rash (Miliaria) in Babies, https://www.whattoexpect.com/first-year/baby-care/baby-skin-care/heat-rash.aspx