
Bentuk kepala bayi yang normal umumnya bulat, tidak datar di bagian belakang, dan simetris kiri-kanan. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bentuknya menjadi tidak normal.
Bentuk kepala bayi mungkin menjadi kekhawatiran tersendiri untuk Bunda. Terlebih, jika ada indikasi bentuknya tidak normal.
Umumnya, bentuk kepala bayi yang normal adalah bulat, tidak peyang, dan simetris. Sayangnya karena salah posisi atau hal lain, dapat membuat kepala bayi menjadi asimetris.
Namun, Bunda tidak perlu khawatir karena lewat artikel berikut dapat menemukan beberapa tips untuk mencegah dan mengatasi bentuk kepala bayi yang tidak normal. Daripada penasaran, langsung saja dicek, yuk!
Perkembangan Kepala Bayi dan Bentuk Kepala Normal
Berikut ini adalah ulasan mengenai perkembangan kepala bayi dari lahir dan bagaimana bentuk kepala yang normal.
A. Tengkorak Bayi yang Baru Lahir
Tengkorak bayi yang baru lahir memiliki struktur yang luar biasa karena dirancang khusus untuk mengakomodasi pertumbuhan otak yang cepat yang terjadi selama masa bayi. Tengkorak tersebut terdiri dari beberapa tulang pipih yang dihubungkan oleh sendi fibrosa fleksibel yang disebut sutura atau jahitan.
Sutura bertindak sebagai sambungan ekspansi yang memungkinkan pelat tengkorak bergerak dan mengembang sebagai respons terhadap pertumbuhan otak.
Sutura utama pada tengkorak bayi baru lahir yaitu:
- Sutura sagitalis: terletak di bagian atas kepala yang membentang dari depan ke belakang dan menghubungkan dua tulang parietal.
- Sutura coronalis: ditemukan di setiap sisi kepala dan menghubungkan tulang parietal ke tulang frontal.
- Sutura lambdoidea: terletak di bagian belakang kepala yang menghubungkan tulang parietal ke tulang oksipital.
Selain itu, ada dua titik lunak atau ubun-ubun pada tengkorak bayi yang baru lahir. Area ini adalah tempat pertemuan banyak sutura dan tulang tengkorak belum menyatu.
Fontanel anterior atau ubun-ubun besar adalah titik lunak yang lebih besar yang ditemukan di bagian depan kepala. Sementara itu, fontanel posterior berbentuk segitiga yang lebih kecil terletak di bagian belakang kepala.
Fontanel memungkinkan tengkorak untuk sedikit tumpang tindih selama persalinan. Kondisi tersebut memudahkan bayi untuk melewati jalan lahir. Saat bayi tumbuh, tulang tengkorak berangsur-angsur melebur dan ubun-ubun menutup.
Fontanel posterior biasanya menutup dalam beberapa bulan pertama kehidupan. Sedangkan, fontanel anterior dapat memakan waktu hingga 18 hingga 24 bulan untuk menutup sepenuhnya.
Selama periode tersebut, dokter anak akan memantau perkembangan tengkorak bayi dan memastikan sutura dan ubun-ubun berkembang secara normal.
B. Lingkar Kepala Rata-Rata Bayi Baru Lahir
Lingkar kepala adalah pengukuran penting yang memberikan informasi berharga tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi. Lingkar kepala rata-rata untuk bayi yang baru lahir berkisar antara 33 hingga 35 cm.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi lingkar kepala bayi baru lahir meliputi:
- Genetika: ukuran kepala bayi dapat dipengaruhi oleh ukuran kepala orang tua dan anggota keluarga lainnya.
- Jenis kelamin: umumnya anak laki-laki cenderung memiliki lingkar kepala yang sedikit lebih besar daripada anak perempuan.
- Usia kehamilan: bayi yang lahir prematur biasanya memiliki lingkar kepala yang lebih kecil dibandingkan dengan bayi cukup bulan karena pertumbuhan dan perkembangannya dipersingkat.
Dokter anak memantau lingkar kepala selama pemeriksaan rutin untuk melacak pertumbuhan dan perkembangan. Selama lingkar kepala bayi tumbuh secara konsisten di sepanjang kurva pertumbuhannya, umumnya dianggap sehat.
Mengukur lingkar kepala sangatlah penting dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan bayi secara keseluruhan. Perubahan pertumbuhan kepala yang tiba-tiba, baik percepatan maupun perlambatan, dapat mengindikasikan masalah mendasar yang mungkin memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Lingkar kepala memang bukan satu-satunya indikator kesejahteraan bayi. Akan tetapi, bisa menjadi alat berharga yang digunakan profesional kesehatan untuk memantau perkembangan otak dan mendeteksi potensi kekhawatiran sejak dini.
C. Bentuk Kepala Bayi yang Lahir Secara Alami
Ketika bayi lahir melalui persalinan pervaginam, bentuk kepalanya mungkin untuk sementara tampak memanjang atau seperti kerucut. Hal tersebut terjadi karena tekanan yang dialami selama persalinan.
Kejadian normal ini disebut molding dan merupakan hasil dari kompresi tulang tengkorak bayi dan sedikit tumpang tindih saat melewati jalan lahir yang sempit.
Tujuan terjadinya molding selama persalinan yakni:
- Adaptasi: memungkinkan kepala bayi beradaptasi dengan bentuk dan ukuran jalan lahir sehingga memudahkan bayi untuk melewatinya.
- Perlindungan: membantu melindungi otak bayi dari tekanan berlebihan dan potensi cedera selama proses persalinan.
- Fleksibilitas: tulang tengkorak bayi yang fleksibel selama molding menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengakomodasi perubahan bentuk dan tekanan.
Meskipun molding dapat menyebabkan kepala bayi berbentuk aneh atau memanjang setelah lahir, biasanya akan membaik dalam beberapa hari atau minggu. Tulang tengkorak berangsur-angsur bergeser kembali ke posisi semula dan kepala kembali ke bentuk yang lebih bulat.
Dalam beberapa kasus, kepala bayi mungkin tampak asimetris atau rata di satu sisi, bahkan setelah molding telah selesai. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan yang berkepanjangan pada satu sisi kepala di dalam rahim atau selama persalinan.
D. Berbagai Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir
Bentuk kepala bayi yang baru lahir bisa sangat bervariasi karena faktor seperti genetik, posisi di dalam rahim, dan proses kelahiran itu sendiri. Beberapa bentuk kepala umum yang diamati pada bayi baru lahir adalah:
- Bulat: bentuk kepala ini sering dianggap sebagai bentuk kepala yang “ideal”, dengan lebar dan panjang yang relatif sama, serta lekukan yang mulus dan simetris.
- Oval: bentuk kepala oval ditandai dengan panjang yang sedikit lebih panjang dibandingkan dengan lebarnya. Bentuk kepala ini juga dianggap normal dan umum terjadi pada bayi baru lahir.
- Molding: proses pemanjangan sementara atau deformasi kepala bayi akibat tekanan selama persalinan pervaginam. Bentuk kepala ini biasanya sembuh dalam beberapa hari atau minggu setelah melahirkan.
- Kepala datar atau asimetris: kepala bayi mungkin tampak rata di satu sisi, asimetris, atau peyang karena tekanan yang konsisten pada area kepala tertentu. Baik itu saat di dalam rahim atau setelah lahir. Kondisi ini, yang disebut plagiocephaly posisional, seringkali dapat diperbaiki melalui teknik reposisi dan intervensi lain jika diperlukan.
Untuk itu, sebaiknya pantau bentuk dan lingkar kepala bayi sampai ia berusia sekitar dua tahun. Mengapa demikian? Karena pada saat inilah tulang tengkorak mulai melebur dan bentuk kepala menjadi stabil.
Bentuk kepala bayi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa contohnya adalah posisinya di dalam kandungan, cara digendong, dan kebiasaan tidurnya.
Orang tua dan pengasuh harus memperhatikan setiap perubahan signifikan pada bentuk kepala si kecil atau jika kepala tampak tumbuh terlalu lambat atau terlalu cepat. Dalam kasus seperti itu, konsultasi dengan dokter anak atau profesional kesehatan dianjurkan untuk menilai situasi dan menentukan apakah diperlukan intervensi.
Mengenali berbagai bentuk kepala pada bayi baru lahir dan memahami potensi penyebabnya dapat membantu orang tua memberikan perawatan terbaik untuk buah hati. Selain itu, juga dapat mengatasi segala kekhawatiran yang mungkin timbul.
E. Rentang Usia untuk Memantau Lingkar Kepala Bayi
Memantau lingkar kepala bayi adalah bagian penting untuk menilai pertumbuhan dan perkembangannya. Dokter anak dan tenaga kesehatan biasanya mengukur lingkar kepala sejak lahir hingga usia sekitar dua tahun karena merupakan periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan otak.
Selama periode tersebut, tonggak dan pedoman yang diamati adalah:
1. Baru Lahir Sampai Usia 3 Bulan
Dalam tiga bulan pertama kehidupan, otak bayi tumbuh pesat dan lingkar kepala juga ikut bertambah. Selama waktu ini, dokter akan mengukur lingkar kepala pada setiap pemeriksaan kesehatan bayi untuk memastikan pertumbuhan yang konsisten di sepanjang kurva pertumbuhan unik bayi.
2. Usia 4 Hingga 6 Bulan
Pada usia ini, lingkar kepala terus bertambah meski dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat. Pengukuran rutin tetap penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bayi berada di jalur yang benar.
3. Usia 7 Bulan Hingga 1 Tahun
Ketika si kecil mendekati ulang tahun pertamanya, laju pertumbuhan kepala mulai jauh lebih lambat. Namun, lingkar kepala tetap dipantau untuk memastikan perkembangan otak bayi berjalan normal.
4. Usia 1 Hingga 2 Tahun
Antara usia satu dan dua tahun, tulang tengkorak mulai melebur dan bentuk kepala menjadi stabil. Dokter anak akan terus mengukur lingkar kepala selama periode ini, meskipun frekuensi pengukurannya mungkin menurun.
Pada usia dua tahun, tulang tengkorak biasanya menyatu dan ubun-ubun telah menutup. Hal tersebut menandakan akhir dari pertumbuhan kepala yang signifikan.
Baca Juga:
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Kepala Pada Bayi
Bentuk kepala bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik sebelum maupun sesudah lahir. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

A. Tulang Tengkorak yang Lunak
Tulang tengkorak bayi yang baru lahir masih lunak dan fleksibel yang memungkinkan pertumbuhan otak yang cepat. Namun, fleksibilitas ini juga membuat tengkorak lebih rentan terhadap perubahan bentuk akibat tekanan eksternal.
Tekanan yang berkepanjangan pada area tertentu di kepala dapat menyebabkan tulang tengkorak bergeser. Karenanya, menghasilkan bentuk kepala menjadi peyang atau asimetris.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang dapat Bunda lakukan adalah mengubah posisi bayi secara teratur dan mendorong waktu tengkurap. Kegiatan tersebut dapat membantu mendistribusikan tekanan secara merata ke seluruh tengkorak dan meningkatkan bentuk kepala yang lebih bulat.
B. Posisi dalam Rahim
Posisi bayi di dalam rahim selama kehamilan dapat berdampak signifikan pada bentuk kepalanya. Jika kepala bayi tertekan ke panggul atau tulang belakang ibu untuk waktu yang lama bisa menyebabkan tulang tengkorak bergeser dan membentuk seperti struktur di sekitarnya.
Maka dari itu, dapat mengakibatkan perubahan bentuk kepala sementara atau dalam beberapa kasus bisa bertahan lama. Untuk mengontrol posisi bayi di dalam rahim memang sulit.
Namun, Bunda sebaiknya mempertahankan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Hal tersebut dapat membantu memastikan kehamilan yang sehat dan berpotensi meminimalkan risiko perubahan bentuk kepala.
C. Posisi Tidur
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk menidurkan bayi terlentang untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Namun, tidur secara konsisten dalam posisi ini dapat memberi tekanan pada bagian belakang kepala bayi.
Akibatnya, kepala bayi berpotensi memiliki asimetris yang dikenal dengan positional plagiocephaly. Untuk menangkal efek ini, orang tua dapat mengganti posisi kepala bayi saat tidur, memutarnya ke kiri atau ke kanan sambil tetap memastikan bayi tetap telentang.
Sebaiknya, hindari juga penggunaan perlengkapan bayi secara berlebihan. Selain itu, lakukan tummy time karena dapat membantu mempromosikan bentuk kepala yang lebih bulat.
D. Posisi Menggendong
Cara bayi digendong atau dibopong juga bisa mempengaruhi bentuk kepalanya. Jika bayi secara konsisten digendong dengan kepala bersandar pada satu bahu atau samping, hal itu dapat memberi tekanan pada area tengkorak tersebut dan menyebabkan bentuk kepala rata atau asimetris.
Untuk mengatasinya, sebaiknya Bunda menggunakan berbagai posisi menggendong, seperti bahu bergantian, menggunakan gendongan bayi yang menopang kepala dan leher, atau menggendong bayi dalam posisi tegak. Posisi yang berbeda dapat membantu mendistribusikan tekanan secara merata dan mencegah perubahan bentuk kepala.
E. Menggunakan Perlengkapan Bayi dalam Waktu Lama
Menghabiskan waktu yang lama menggunakan perlengkapan bayi seperti kursi mobil, ayunan, atau bouncer juga dapat berkontribusi pada perubahan bentuk kepala bayi. Benda-benda tersebut seringkali memiliki permukaan yang keras sehingga dapat menekan bagian belakang kepala bayi saat digunakan dalam waktu lama.
Nah, untuk meminimalkan risiko perubahan bentuk kepala, Bunda sebaiknya membatasi waktu penggunaan dan memindahkan bayi untuk istirahat secara teratur. Berikan kesempatan untuk waktu tengkurap dan bermain di posisi yang berbeda.
Baca Juga:
Mempertahankan Bentuk Kepala Normal dan Mengatasi Kekhawatiran
Memastikan kepala bayi memiliki bentuk normal memerlukan kombinasi strategi pencegahan dan intervensi. Dengan memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi bentuk kepala, Bunda dapat mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan risiko perkembangan bentuk kepala yang tidak normal.
Berikut adalah beberapa teknik penting untuk mempertahankan bentuk kepala normal bayi dan cara untuk mengatasi masalah yang muncul.

A. Waktu Berbaring Perut
Tummy time adalah aktivitas penting untuk bayi karena mendorong perkembangan otot. Selain itu, juga membantu mengurangi tekanan terus-menerus di bagian belakang kepala.
Orang tua harus memulai waktu tengkurap segera setelah membawa bayinya pulang. Pada masa-masa awal, lakukan selama beberapa menit per sesi.
Kemudian, tingkatkan durasi secara bertahap saat bayi menjadi lebih nyaman dan kuat. Dorong bermain dan berinteraksi selama waktu tengkurap agar pengalaman itu menyenangkan dan menarik bagi bayi.
B. Mengganti Posisi Kepala Saat Tidur
Meskipun penting untuk menidurkan bayi telentang, Bunda dapat mengganti posisi kepala bayi untuk mencegah tekanan yang konsisten di satu sisi. Memutar kepala bayi ke kiri atau ke kanan dapat membantu mendistribusikan tekanan secara merata ke seluruh tengkorak dan meningkatkan bentuk kepala yang lebih bulat.
Bunda pun dapat mencoba memposisikan ulang bayi di tempat tidur bayi. Ubah orientasi tubuhnya terhadap ruangan untuk mendorongnya melihat ke arah yang berbeda.
C. Posisi Menggendong
Bunda harus menggunakan berbagai variasi posisi untuk menggendong bayi. Namun, tetap memastikan bahwa kepala dan leher tertopang dengan baik. Dengan mengganti posisi gendongan dapat membantu mencegah tekanan pada satu bagian tubuh bayi.
D. Posisi Tidur dan Pengaruhnya Terhadap Bentuk Kepala Bayi
Tidur telentang memang sangat penting untuk mengurangi risiko SIDS. Akan tetapi, posisi tersebut juga dapat berkontribusi pada bentuk kepala yang rata atau asimetris.
Dengan demikian, Bunda sebaiknya memperhatikan posisi kepala bayi saat tidur dan melakukan penyesuaian seperlunya untuk meminimalkan risiko perubahan bentuk kepala.
Pertimbangkan untuk menggunakan kasur yang keras dan rata. Hindari penggunaan bantal atau pengatur posisi yang dapat meningkatkan risiko SIDS dan mungkin tidak efektif dalam mencegah perubahan bentuk kepala.
E. Kapan Bentuk Kepala Bayi Menjadi Bulat
Bentuk kepala bayi biasanya menjadi lebih bulat selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Hal tersebut terjadi karena ia sudah menghabiskan lebih banyak waktu terjaga dan terlibat dalam aktivitas seperti waktu tengkurap.
Saat bayi tumbuh dan berkembang, bentuk kepalanya harus terus stabil dan menjadi lebih simetris. Namun, penting untuk terus memantau bentuk kepala dan mendiskusikan masalah apa pun dengan dokter anak atau ahli kesehatan.
F. Berapa Lama Bentuk Kepala Bayi Bisa Berubah
Bentuk kepala bayi dapat berubah selama dua tahun pertama kehidupannya. Penyebabnya adalah karena tulang tengkoraknya masih lunak dan lentur.
Saat tulang tengkorak mulai melebur dan ubun-ubun menutup, bentuk kepala menjadi stabil dan menjadi lebih permanen. Karenanya, Bunda perlu waspada selama periode ini.
Baca Juga:
Bentuk Kepala Tidak Normal: Penyebab, Tanda, dan Pengobatan
Bentuk kepala yang tidak normal pada bayi dapat menjadi penyebab kekhawatiran bagi orang tua. Memahami penyebab, tanda, dan pilihan pengobatan untuk bentuk kepala yang tidak normal dapat membantu memastikan bahwa bayi menerima perawatan dan dukungan yang tepat.

A. Penyebab Bentuk Kepala Tidak Normal
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bentuk kepala tidak normal pada bayi, antara lain:
1. Plagiosefali Posisional
Terjadi ketika kepala bayi menjadi rata atau asimetris karena tekanan yang konsisten pada satu area tengkorak. Faktor-faktor seperti posisi tidur, waktu yang dihabiskan di perlengkapan bayi, dan posisi menggendong dapat berkontribusi pada posisi plagiocephaly.
2. Craniosynostosis
Kondisi langka ini terjadi karena tulang tengkorak menyatu sebelum waktunya sehingga membatasi pertumbuhan otak dan berpotensi menyebabkan bentuk kepala yang tidak normal. Craniosynostosis dapat bersifat genetik atau akibat dari kondisi medis tertentu.
3. Trauma Lahir
Tekanan pada kepala bayi selama persalinan dapat mengubah bentuk kepala untuk sementara, tetapi biasanya sembuh dalam beberapa minggu. Dalam beberapa kasus, penggunaan forsep atau ekstraksi vakum selama persalinan juga dapat menyebabkan bentuk kepala yang tidak normal.
B. Gejala Bentuk Kepala Tidak Normal
Tanda-tanda bentuk kepala yang tidak normal dapat meliputi:
- Adanya Titik datar di bagian belakang atau samping kepala bayi yang mungkin menjadi lebih jelas seiring berjalannya waktu.
- Asimetri pada fitur wajah, seperti telinga atau mata tampak tidak rata atau tidak sejajar.
- Adanya area yang menonjol atau terangkat pada tengkorak yang mungkin mengindikasikan adanya masalah mendasar pada tulang tengkorak.
- Bentuk kepala asimetris yang tidak membaik dari waktu ke waktu, bahkan dengan upaya reposisi.
C. Jenis Bentuk Kepala Tidak Normal
Ada tiga jenis utama bentuk kepala abnormal:
1. Plagiocephaly
Bentuk kepala rata atau asimetris akibat tekanan eksternal pada tengkorak. Plagiocephaly dapat diklasifikasikan sebagai posisional yang disebabkan oleh faktor eksternal atau non-posisional karena kondisi medis.
2. Brachycephaly
Selanjutnya, bentuk kepala bayi brachycephaly tampak lebih pendek dan lebar, biasanya disebabkan oleh tekanan yang konsisten pada bagian belakang kepala. Brachycephaly mungkin lebih umum terjadi pada bayi yang menghabiskan banyak waktu telentang, terutama bila dikombinasikan dengan preferensi untuk satu posisi kepala.
3. Scaphocephaly
Bentuk kepala bayi yang tidak normal lainnya adalah scaphocephaly yang ditandai dengan penampilan panjang dan sempit, sering dikaitkan dengan craniosynostosis. Bentuk tersebut juga dapat terjadi karena tekanan eksternal pada tengkorak, meskipun hal ini jarang terjadi.
D. Opsi Pengobatan untuk Bentuk Kepala Bayi yang Tidak Normal
Perawatan untuk bentuk kepala yang tidak normal tentu saja disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisinya:
1. Reposisi
Teknik reposisi sederhana dapat digunakan untuk kasus plagiocephaly posisi ringan. Contohnya seperti posisi kepala bergantian saat tidur dan melakukan tummy time dapat membantu memperbaiki bentuk kepala.
Orang tua dan pengasuh juga sebaiknya memperhatikan berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh si kecil pada perlengkapan bayi, seperti kursi mobil dan ayunan, karena dapat menyebabkan perubahan bentuk kepala.
2. Terapi Helm
Dalam kasus plagiocephaly atau brachycephaly sedang hingga berat, dapat diatasi dengan menggunakan helm yang dipasang khusus untuk membantu membentuk kembali kepala bayi selama beberapa bulan.
Helm tersebut bekerja dengan memberikan tekanan yang lembut dan konsisten pada area tengkorak yang perlu dibentuk ulang. Dengan demikian, memungkinkan pertumbuhan alami di area yang kurang menonjol.
3. Pembedahan
Untuk kasus craniosynostosis, pembedahan mungkin diperlukan untuk memisahkan tulang tengkorak yang menyatu dan menciptakan ruang bagi otak untuk tumbuh. Prosedur pembedahan bervariasi tergantung pada jenis spesifik craniosynostosis dan usia bayi.
Dalam beberapa kasus, operasi endoskopi invasif minimal dapat menjadi pilihan. Sementara pada kasus lain, diperlukan rekonstruksi tengkorak.
E. Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis untuk Bentuk Kepala Bayi yang Tidak Normal
Orang tua harus berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli kesehatan jika melihat tanda-tanda bentuk kepala bayi yang tidak normal. Lebih baik, segera mencari pertimbangan medis karena intervensi dini sangat penting untuk mengatasi bentuk kepala abnormal secara efektif dan memastikan hasil terbaik untuk bayi.
Selama pemeriksaan rutin, dokter akan memantau pertumbuhan dan bentuk kepala bayi, mengukur lingkar kepala, dan menilai fontanel. Jika mencurigai adanya bentuk kepala yang tidak normal, dokter dapat merujuk bayi ke spesialis untuk evaluasi lebih lanjut dan rekomendasi pengobatan.
Baca Juga:
Pencegahan dan Koreksi Bentuk Kepala yang Tidak Normal
Mengambil tindakan pencegahan dan mengatasi kekhawatiran tentang bentuk kepala bayi sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

A. Pentingnya Penutup Kepala Bayi
Memilih penutup kepala yang tepat untuk bayi memainkan peran penting dalam mendukung dan melindungi tengkorak halusnya. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih penutup kepala yang sesuai:
- Pilih bahan yang lembut dan breathable yang memberikan penyangga lembut dan memungkinkan aliran udara yang baik.
- Pastikan topi pas, tidak ketat atau membatasi, karena hal ini dapat menekan tengkorak dan berkontribusi pada bentuk kepala yang tidak normal.
- Sebaiknya pilih topi dengan pinggiran lebar untuk melindungi wajah dan leher bayi dari sinar matahari, namun tetap memberikan ruang yang cukup untuk kepala tumbuh.
B. Penggunaan Peralatan Bayi yang Tepat untuk Menghindari Bentuk Kepala yang Tidak Normal
Untuk meminimalisir risiko bentuk kepala tidak normal akibat penggunaan perlengkapan bayi dalam waktu lama, simak tips berikut ini:
- Batasi waktu yang dihabiskan di kursi mobil atau ayunan dan pastikan si kecil memiliki kesempatan untuk bergerak dan bereksplorasi.
- Saat menggunakan perlengkapan bayi, sesuaikan posisi kepala bayi secara berkala untuk menghindari tekanan yang konsisten pada salah satu sisi kepala.
- Pilih perlengkapan bayi dengan penyangga kepala dan leher yang memadai, dan hindari barang yang memiliki permukaan keras atau kaku yang dapat menyebabkan bentuk kepala tidak normal.
C. Metode untuk Membuat Kepala Bayi Bulat
Supaya bentuk kepala bayi bulat dan tidak peyang, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Waktu tengkurap atau tummy time
Jadwalkan sesi waktu tengkurap secara teratur untuk membantu memperkuat otot leher dan bahu bayi. Selain itu, juga mengurangi tekanan pada bagian belakang kepala.
Tingkatkan durasi tummy time secara bertahap saat bayi menjadi lebih kuat dan lebih nyaman dalam posisi ini.
- Variasikan posisi kepala
Saat menidurkan atau mengenakan perlengkapan bayi, ubah posisi kepala buah hati untuk mencegah tekanan yang konsisten pada satu area tengkorak. Latihan ini dapat membantu mengurangi kemungkinan mengembangkan titik datar di kepala.
- Pegang dan gendong bayi
Gendong bayi dalam berbagai posisi, seperti tegak, miring, atau dalam gendongan bayi untuk mengurangi tekanan pada tengkorak dan mendorong bentuk kepala yang lebih bulat.
- Putar posisi tidur
Apabila bayi sangat menyukai satu sisi, gunakan handuk yang digulung atau bantal kecil di sisi yang berlawanan untuk mendorong mereka menoleh
Baca Juga:
Informasi Mengenai Bentuk Kepala Bayi Normal dan Asimetris
Bagaimana Bunda? Apakah informasi mengenai bentuk kepala bayi normal dan abnormal di atas sudah jelas? Semoga sudah dan ulasannya dapat bermanfaat.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada usia baru lahir hingga 2 tahun bentuk kepala bayi memang dapat berubah. Untuk itu, Bunda perlu mempraktikkan berbagai cara untuk menjaga bentuk kepala si kecil tetap bulat.
Apabila mungkin si kecil sudah terlanjur memiliki bentuk kepala yang peyang atau asimetris, Bunda dapat melakukan beberapa tips supaya bentuknya kembali seperti semula. Namun, jika kasusnya sudah cukup berat, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca Juga:
- Physio, Newborn Head Shape – What is Normal?, https://sydneywestphysio.com.au/paediatrics/newborn-head-shape-what-is-normal/
- Cranial Technologies, Understanding Plagiocephaly, Brachycephaly and Scaphocephaly, https://www.cranialtech.com/plagiocephaly/
- Mayo Clinic, Baby's head shape: Cause for concern?, https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20045964