
Bayi Bunda sering mengalami cegukan? Kalau iya, sebaiknya pahami apa saja yang menjadi penyebabnya dan cara mengatasi atau menghilangkan cegukan pada bayi.
Bayi memang sering mengalami cegukan. Kondisi ini sebenarnya adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan karena bisa hilang dengan sendirinya.
Meski demikian, Bunda perlu waspada apabila frekuensi cegukan si kecil terlalu sering atau berkepanjangan. Kondisi tersebut mungkin mengindikasikan adanya masalah lain.
Nah, Bunda dapat mengetahui penyebab cegukan dan bagaimana cara untuk mengatasinya lewat artikel di bawah ini. Selamat membaca!
Penyebab Cegukan pada Bayi
Sama seperti orang dewasa, bayi juga dapat mengalami cegukan. Normalnya berlangsung sekitar 10 menit.
Adapun beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Terlalu Banyak Makan atau Minum Terlalu Cepat
Si kecil dapat mengalami cegukan apabila mengonsumsi terlalu banyak susu. Atau, bisa juga karena minumnya terlalu cepat. Menyusui dengan cepat dapat menyebabkan perut membesar sehingga memicu cegukan.
2. Menelan Udara Saat Menyusu
Saat bayi menyusu langsung atau dari botol dan udara masuk maka dapat menyebabkan cegukan. Udara tersebut dapat menciptakan tekanan pada diafragma sehingga menyebabkannya kejang dan mengakibatkan cegukan.
Hal ini dapat terjadi jika bayi tidak menyusu dengan benar, jika ukuran puting botol tidak sesuai, atau jika posisi bayi tidak tepat saat menyusu.
3. Gastroesophageal Reflux Disease
Dalam beberapa kasus, cegukan mungkin merupakan tanda GERD. Kondisi ini terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan sehingga mengiritasi diafragma dan menyebabkan cegukan.
GERD dapat menyebabkan ketidaknyamanan, muntah, dan pertambahan berat badan yang tidak sesuai pada bayi. Jika Bunda curiga si kecil menderita GERD, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak supaya mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan yang sesuai.
4. Perubahan Suhu
Perubahan mendadak pada lingkungan atau suhu tubuh bayi dapat menyebabkan cegukan. Diafragma dapat bereaksi terhadap fluktuasi suhu sehingga mengakibatkan kejang.
Contohnya saja jika tiba-tiba terpapar udara dingin atau benda dingin, seperti botol dingin atau dot, dapat memicu cegukan. Untuk itu, sebaiknya jaga agar lingkungan bayi nyaman dan hindari memaparkannya pada perubahan suhu yang ekstrem.
5. Perut Penuh
Cegukan bisa terjadi saat perut bayi terlalu kenyang. Perut yang membesar menekan diafragma sehingga menyebabkan kejang dan cegukan.
Nah untuk menghindari makan berlebihan, perhatikan isyarat lapar bayi. Bunda bisa mencoba memberi susu dalam jumlah yang lebih sedikit, tapi lebih sering.
6. Iritasi pada Diafragma
Terkadang, diafragma bisa mengalami iritasi karena berbagai sebab. Salah satunya karena terkena infeksi virus sehingga menyebabkan cegukan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kondisi medis tertentu yang memengaruhi saraf yang mengendalikan diafragma dapat menyebabkan cegukan terus-menerus.
Baca Juga:
Pencegahan dan Teknik
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah cegukan yang bisa Bunda lakukan.

1. Teknik Menyusui yang Tepat
Selama menyusui, pastikan si kecil melakukan pelekatan dengan benar. Mulut bayi sebaiknya menutupi seluruh areola, bukan hanya puting saja.
2. Teknik Mengeluarkan Angin
Bersendawa secara teratur selama dan setelah sesi menyusui dapat membantu mengeluarkan udara yang tertelan sehingga mengurangi kemungkinan cegukan.
Untuk membuat bayi bersendawa, letakkan si kecil di dada dengan kepala bersandar pada bahu Bunda. Setelah itu, tepuk atau gosok punggungnya dengan lembut sampai bersendawa.
Teknik lain yang bisa dilakukan adalah mendudukkan bayi di pangkuan Bunda, menopang kepala dan dadanya dengan satu tangan sambil menepuk atau menggosok punggungnya dengan tangan lainnya.
3. Pemilihan Botol dan Dot yang Tepat
Apabila menggunakan botol, maka Bunda sebaiknya memilih botol dengan sistem ventilasi yang meminimalkan masuknya udara selama menyusui. Pilih puting dengan aliran lambat untuk mencegah bayi minum terlalu cepat karena yang dapat menyebabkan cegukan.
Di pasaran, ada banyak jenis botol dan dot. Karenanya, mungkin perlu mencoba beberapa opsi berbeda untuk menemukan yang paling cocok.
4. Posisi yang Benar saat Menyusu
Jaga agar kepala si kecil dalam posisi yang lebih tinggi selama sesi menyusui untuk meminimalkan kemungkinan cegukan. Posisi miring memungkinkan gravitasi membantu menahan susu di perut dan mengurangi kemungkinan refluks yang dapat memicu cegukan.
Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan bantal menyusui atau penyangga lain untuk membantu mempertahankan posisi tersebut dengan nyaman.
5. Menjaga Lingkungan Agar Hangat
Bunda sebaiknya pertahankan suhu lingkungan yang nyaman untuk mencegah perubahan suhu secara tiba-tiba yang dapat menyebabkan cegukan. Hindari menempatkan si kecil di dekat jendela berangin atau ventilasi udara, menggunakan termometer ruangan untuk memantau suhunya.
6. Frekuensi Minum dan Kontrol Porsi
Mengonsumsi susu yang berlebihan dapat menyebabkan cegukan pada bayi. Maka dari itu, sebaiknya perhatikan isyarat lapar si kecil dan sesuaikan pemberian makan.
Alih-alih memberi makan dalam jumlah yang lebih besar lebih jarang, cobalah memberikan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Hal tersebut dimaksudkan untuk membantu mencegah perut yang terlalu penuh menekan diafragma.
Baca Juga:
Cara Menghentikan Cegukan Bayi
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan cegukan pada bayi yaitu:

1. Mengeluarkan Angin
Jika si kecil mengalami cegukan, cobalah menyendawakannya untuk mengeluarkan udara yang terperangkap di perutnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, Bunda dapat menggendong bayi di dada atau mendudukkannya di pangkuan sambil menepuk atau menggosok punggungnya dengan lembut.
2. Memijat atau Menggosok Punggung Bayi dengan Lembut
Pijatan atau gosokan punggung yang lembut dapat membantu mengendurkan diafragma dan menghentikan cegukan. Atur posisi bayi supaya nyaman, kemudian gunakan gerakan memutar untuk memijat punggungnya dengan fokus pada area di sekitar diafragma.
Bunda juga dapat mengusap dada atau perut bayi dengan lembut untuk membantu menenangkan dan mengendurkan otot diafragma.
3. Memberi Bayi Empeng atau Sesuatu untuk Dihisap
Menghisap dot atau jari yang bersih dapat membantu menghentikan pola cegukan dan mengendurkan diafragma. Metode ini sangat membantu ketika cegukan terjadi karena makan berlebihan atau perut penuh.
Hal tersebut dapat terjadi karena menghisap dapat merangsang saraf vagus yang berperan dalam mengendalikan diafragma. Maka dari itu, dapat membantu menghentikan cegukan.
4. Menahan Bayi dalam Posisi Tegak
Menahan si kecil dalam posisi tegak beberapa saat setelah menyusui dapat membantu mencegah refluks. Gravitasi dapat membantu menjaga isi perut tetap rendah, mengurangi iritasi diafragma, dan menghentikan cegukan.
Tahan bayi dalam posisi aman dan tegak, jangan lupa juga untuk menopang kepala dan lehernya setidaknya selama 20-30 menit setelah menyusu.
5. Mengalihkan Perhatian Bayi
Mengalihkan perhatian bayi terkadang juga dapat membantu menghentikan cegukan. Tarik perhatian si kecil dengan aktivitas seperti berbicara, bernyanyi, atau bermain dengan mainan.
Dengan mengalihkan fokus dari cegukan, dapat membantu mengendurkan diafragmanya. Selain itu, bisa juga mengayun atau menggoyangkan bayi dengan lembut untuk menciptakan lingkungan yang menenangkan yang dapat membantu menghentikan cegukan.
Baca Juga:
Tanda-Tanda Cegukan dan Masalah Terkait
Berikut ini adalah tanda-tanda cegukan dan kemungkinan terjadi adanya masalah yang terkait.

1. Mengidentifikasi Kapan Cegukan Normal atau Sering
Cegukan yang terjadi sesekali adalah hal yang normal untuk bayi. Biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun jika sering mengalami cegukan yang berkepanjangan, mungkin merupakan tanda masalah.
Untuk itu, Bunda perlu memantau durasi dan frekuensi cegukan bayi untuk mengidentifikasi pola atau perubahan apa pun.
2. Cegukan Sebagai Tanda Kenyang atau Kedinginan
Apabila si kecil mengalami cegukan setelah menyusu, mungkin itu tandanya dia kenyang atau mengalami perubahan suhu. Maka dari itu, sesuaikan jumlah makan atau pastikan lingkungan bayi nyaman untuk mencegah cegukan.
3. Mengenali Penyebab Gumoh dan Cegukan
Ketika bayi mulai tumbuh gigi, ia mungkin lebih sering menggigit sesuatu yang dapat menyebabkan mereka menelan udara dan mengalami cegukan. Waspadai perilaku ini dan berikan mainan tumbuh gigi yang sesuai.
Awasi perkembangan dan pertumbuhan gigi si kecil. Sebaiknya pantau juga gejala lain, seperti demam atau air liur berlebihan, yang mungkin memerlukan perhatian medis.
4. Mengidentifikasi Kapan Bayi Kenyang atau Lapar
Perhatikan isyarat lapar bayi untuk mencegah makan berlebihan atau kurang makan. Cegukan bisa menjadi tanda bahwa bayi sudah cukup makan atau perlu bersendawa.
Belajar membaca sinyal bayi dapat membantu menghindari cegukan yang berhubungan dengan pemberian makan. Isyarat lapar yang umum termasuk rooting, mengisap tangan, atau menjadi rewel.
Sementara itu, tanda kenyang mungkin termasuk berpaling dari payudara atau botol, atau tertidur saat menyusui.
5. Cegukan dan Pertumbuhan Tinggi Badan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cegukan mungkin berhubungan dengan pertumbuhan tinggi badan pada bayi. Cegukan dapat membantu meregangkan diafragma dan otot lain yang berpotensi berkontribusi pada pertumbuhan.
Meskipun cegukan mungkin merupakan bagian normal dari perkembangan bayi, sebaiknya Bunda selalu memantau frekuensi dan durasinya untuk memastikan tidak ada masalah mendasar.
Baca Juga:
Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter
Bunda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter mengenai cegukan si kecil apabila:

1. Cegukan Berkepanjangan atau Sering
Jika bayi mengalami cegukan yang berlangsung lebih dari beberapa menit atau sering terjadi sepanjang hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter anak.
Cegukan yang terus-menerus mungkin merupakan indikasi masalah seperti GERD, sistem saraf yang belum matang, atau iritasi diafragma.
2. Tanda-Tanda Ketidaknyamanan atau Nyeri
Saat bayi terlihat tidak nyaman atau kesakitan selama atau setelah cegukan, kemungkinan mengindikasikan masalah yang lebih serius. Maka dari itu, perhatikan ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tangisan mereka untuk tanda-tanda yang tidak biasa.
3. Sering Muntah
Muntah sesekali adalah hal yang normal. Namun, terjadi terlalu sering mungkin merupakan tanda penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau kondisi lain yang memerlukan perhatian medis.
Jika bayi sering muntah terutama bersamaan dengan cegukan, konsultasikan dengan dokter anak. Selain itu, pantau kenaikan berat badannya karena muntah yang sering dapat memengaruhi asupan nutrisinya.
4. Kesulitan Bernapas atau Mengi
Kalau si kecil mengalami kesulitan bernapas atau mengi selama atau setelah cegukan, bisa menandakan masalah pernapasan atau masalah medis lainnya.
5. Perilaku atau Menangis yang Tidak Biasa
Ketika bayi menunjukkan perilaku yang tidak biasa, sangat rewel, atau tangisannya yang tidak dapat dihibur selama atau setelah cegukan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Hal tersebut mungkin menunjukkan ketidaknyamanan atau masalah mendasar yang perlu ditangani.
6. Cegukan Disertai Gejala Lain yang Mengkhawatirkan
Bunda sebaiknya waspada ketika cegukan bayi disertai dengan gejala lain seperti demam, muntah, lesu, atau perubahan kebiasaan makan.
Baca Juga:
Pahami Penyebab dan Cara Mengatasi Cegukan yang Sering Terjadi Pada Bayi
Demikianlah penjelasan mengenai bayi sering cegukan yang dapat Bunda simak lewat artikel ini. Semoga informasinya dapat memberikan manfaat.
Sebenarnya, cegukan pada bayi adalah hal yang normal. Akan tetapi, perlu diwaspadai jika cegukan tersebut terjadi terus menerus dan dengan durasi yang cukup lama.
Apabila Bunda curiga adanya potensi masalah tertentu pada si kecil karena cegukan yang terus menerus, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter supaya segera mendapatkan diagnosa dan perawatan yang tepat.
Baca Juga:
- Cleveland Clinic, Here’s What to Do When Your Baby Has the Hiccups, https://health.clevelandclinic.org/heres-what-to-do-when-your-baby-has-the-hiccups/
- healthline, How Can I Cure My Newborn’s Hiccups?, https://www.healthline.com/health/childrens-health/newborn-hiccups
- Grow by WebMD, What to Do If Your Baby Has Hiccups, https://www.webmd.com/baby/what-to-do-if-your-baby-has-hiccups